Sukses

Harga Minyak Brent Melonjak 1 Persen ke USD 84,31 per Barel

Harga minyak mentah Brent naik 86 sen atau 1 persen menjadi USD 84,31 per barel. Sementara harga minyak AS, WTI ditutup naik 64 sen atau 0,8 persen menjadi USD 77,69.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik tipis pada pedagangan Rabu karena tanda-tanda pasokan yang cukup, termasuk persediaan minyak mentah AS yang meningkat.

Hal ini mengimbangi harapan yang meningkat untuk permintaan yang lebih tinggi setelah lonjakan aktifitas manufaktur di negara importir minyak mentah utama, China.

Dikutip dari CNBC, Kamis (2/3/2023) harga minyak mentah Brent naik 86 sen atau 1 persen menjadi USD 84,31 per barel. Sementara harga minyak AS, WTI ditutup naik 64 sen atau 0,8 persen menjadi USD 77,69.

Stok minyak mentah AS naik 1,2 juta barel pekan lalu menjadi 480,2 juta barel dan mencapai level tertinggi sejak Mei 2021. Hal ini mengalahkan ekspektasi analis yang memprediksi kenaikan 457.000 barel. Ini menjadi kenaikan mingguan ke-10 berturut-turut.

“Tren pasokan minyak mentah AS selanjutnya dapat membatasi kenaikan harga,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois. 

Gap harga yang melebar dari WTI ke Brent berkontribusi pada lonjakan ekspor minyak mentah AS minggu lalu ke rekor tertinggi di 5,6 juta barel per hari, yang menghasilkan peningkatan yang lebih kecil daripada minggu-minggu sebelumnya.

Tanda-tanda lain dari pasokan yang cukup, produksi minyak Rusia mencapai tingkat pra-sanksi untuk pertama kalinya pada bulan Februari, lapor harian bisnis Kommersant. Produksi Organisasi Negara Pengekspor Minyak juga naik pada bulan Februari, sebuah survei Reuters menunjukkan.

“Ekonomi China sedang pulih sekarang, dan ini hanya bisa menjadi pendorong positif bagi harga minyak,” kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Dia menambahkan bahwa pasokan Rusia yang kuat menahan minat beli.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pasokan Minyak

Produsen minyak terbesar kedua Rusia, Lukoil, telah menyiapkan pasokan minyak Ural dari kapal ke kapal (STS) di dekat pelabuhan barat Kaliningrad, menurut data Refinitiv Eikon dan sumber perdagangan kepada Reuters.

Sementara indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi China naik menjadi 52,6 bulan lalu dari 50,1 pada Januari, survei sektor swasta juga menunjukkan aktivitas meningkat untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.

“Kejutan lainnya di PMI China lebih lanjut memberikan keyakinan akan pemulihan yang lebih kuat dari perkiraan, yang mendukung prospek permintaan minyak yang lebih optimis,” kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG. 

3 dari 3 halaman

Harga Minyak Naik 2 Persen, Imbas Pemulihan Ekonomi China

Harga minyak naik hampir 2 persen pada hari Selasa, menghapus kerugian sesi sebelumnya. Kenaikan ini karena harapan untuk pemulihan ekonomi yang kuat di China mengimbangi kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga AS yang menyeret turun konsumsi di ekonomi terbesar dunia itu.

Dikutip dari CNBC, Rabu (1/3/2023), harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan April, yang berakhir pada hari Selasa, lebih tinggi sebesar USD 1,44, atau 1,8 persen, pada USD 83,89 per barel. Kontrak Mei yang lebih aktif naik USD 1,41, atau 1,7 persen, menjadi USD 83,45.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,37, atau 1,8 persen, menjadi USD 77,05 per barel.

"Kami sampai pada titik di mana kami melihat beberapa short-covering karena ini adalah akhir bulan," kata analis Price Group Phil Flynn.

Untuk bulan Februari, Brent turun sekitar 0,7 persen, sementara WTI turun sekitar 2,5 persen.

Ekonomi China

Ekspektasi pemulihan permintaan di China mendukung kenaikan, dengan pasar menunggu data penting selama dua hari ke depan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan aktivitas pabrik di ekonomi terbesar kedua dunia itu tumbuh pada Februari.

"Pemulihan ekonomi China akan mendorong permintaan komoditasnya lebih tinggi, dengan minyak berada di posisi yang paling diuntungkan," kata analis JPMorgan dalam catatan klien.

Ekspor minyak mentah Ural ke China dari pelabuhan Barat Rusia naik pada Februari dari bulan sebelumnya, karena biaya pengiriman yang lebih rendah dan permintaan yang meningkat, kata sumber Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.