Sukses

Implementasi GCG Bank BTN Dapat Pengakuan di ASEAN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meraih penghargaan Indonesia Top 3 Public Listed Companies (PLCs) dan ASEAN Asset Class PLCs

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meraih penghargaan Indonesia Top 3 Public Listed Companies (PLCs) dan ASEAN Asset Class PLCs dalam ajang Apresiasi Hasil Penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Tahun 2021.

Penghargaan ini membuktikan implementasi GCG Bank BTN telah mendapatkan pengakuan tidak saja di dalam negeri tetapi juga di ASEAN.

“Saya mewakili seluruh jajaran Manajemen Bank BTN mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan kepada Bank Tabungan Negara sebagai salah satu dari Top Public Listed Companies yang mendapatkan kepercayaan sebagai penerima penghargaan ACGS Tahun 2021,” ujar Direktur Utama Bank BTN Haru pada Peluncuran Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023-2027 & Pemberian apresiasi Hasil Penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Tahun 2021 di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Haru mengungkapkan, apresiasi ini akan menjadi pemicu semangat seluruh insan BTN untuk berkinerja lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Bank BTN akan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh seluruh stakeholder dengan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik, berlandaskan pada prinsip-prinsip prudential banking & good corporate governance secara berkesinambungan dalam menjalankan operasional bisnis perseroan.

Direktur Human Capital, Compliance & Legal Bank BTN Eko Waluyo menambahkan, apresiasi yang diterima Bank BTN ini melanjutkan pencapaian tahun-tahun sebelumnya. Dalam ajang ACGS sebelumnya Bank BTN memperoleh penghargaan Most Improved (tahun 2015, Top 50 ASEAN PLC’s dan Top 3 Indonesia PLC’s, (tahun 2017) dan Top 3 PLC’s dan 10 Perusahaan tercatat sebagai ASEAN Asset Class (2019).

“Penghargaan ini tentunya menjadi tantangan bagi Bank BTN tidak hanya untuk mempertahankan prestasi tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memastikan implementasi dan praktek tata kelola (GCG) di lapangan telah benar-benar sesuai dengan penilaian ACGS 2021 serta tetap konsisten untuk melakukan improvement dan penyempurnaan dalam penerapan tata kelola sesuai dengan peraturan perundangan-undangan, regulator dan sesuai best practice,” jelas Eko.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Manfaat

Menurut Eko, manfaat yang paling dirasakan oleh manajemen perseroan dengan menerapkan tata kelola yang baik dalam perusahaan antara lain peningkatan kepercayaan stakeholders, menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap Bank BTN (stakeholders) dan memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha yang sehat.

Manfaat lainnya yakni mampu memperkuat posisi daya saing Bank BTN secara berkesinambungan, memberikan pedoman dalam mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif serta pencapaian kinerja Bank BTN yang berkesinambungan (sustain).

“Hal ini dapat terlihat pada pencapaian kinerja Bank BTN yang dalam kurun waktu 4 tahun terakhir menunjukkan perbaikan yang sangat baik dimana laba tumbuh 27,52 persen yoy, kredit dan DPK tumbuh 8 persen yoy, CASA tumbuh 4,22 persen yoy dan NPL mengalami perbaikan dengan mengalami penurunan 0,33 persen yoy,” katanya.

Eko menuturkan, Bank BTN sebagai pelaku bisnis sangat mengharapkan peran Regulator dan Pemerintah dalam penerapan GCG antara lain dengan pemberian insentif rating Tata Kelola yang lebih baik kepada Perusahaan yang telah menerapkan GCG dan ESG serta menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement).

3 dari 3 halaman

Backlog Rumah Masih Tinggi, Sri Mulyani Wanti-Wanti Ini ke BTN

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berpesan kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN agar bisa memanfaatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,5 triliun, untuk mengurangi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat.

"Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,5 T adalah amanah yang dititipkan oleh rakyat, tiap Rupiahnya harus dibelanjakan secara responsible untuk kesejahteraan rakyat!," tulis Sri Mulyani di akun instagram pribadinya @smindrawati, dikutip Sabtu (28/1/2023).

Menkeu mengatakan, hak untuk bertempat tinggal yang layak bagi masyarakat diatur dan dilindungi oleh Undang-Undang. Tapi saat ini backlog (kondisi kesenjangan) antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat mencapai 28 juta rumah atau masih banyak.

"Sebagai Bank BUMN dengan spesialisasi KPR, Bank BTN harus bisa menjawab tantangan ini," kata Menkeu.

Pada Rapat Kerja Nasional Bank BTN kemarin, Jumat (27/1) di Djakarta Theatre XXI, Dirut BTN Haru Koesmahargyo menyampaikan visi BTN menjadi best mortgage institution di ASEAN.

Untuk mencapainya, Bank BTN yang mengemban misi pemenuhan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat Indonesia harus "go beyond KPI". Banyak tantangan harus mampu dihadapi seperti backlog perumahan.

"BTN harus sehat, well governed, well managed, dan competitive," imbuh Menkeu.

Bendahara negara ini berharap dari Rapat Kerja Nasional kali ini, jajaran Bank BTN semua memiliki responsibility yang sama untuk menjawab berbagai tantangan disrupsi digital serta langkah nyata meraih visi.

"Saya titipkan harapan masyarakat dan harapan negara kepada BTN. Buat bangga Indonesia..!," ungkap Menkeu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.