Sukses

Harga Minyak Dunia Terbang Dipicu Lonjakan Permintaan China

Harga minyak naik 1 persen pada perdagangan Kamis usai meningkatnya permintaan dari China.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik 1 persen pada perdagangan Kamis usai meningkatnya permintaan dari China. Sementara pasar mencatat terkadi kenaikan besar pada stok minyak mentah AS untuk minggu kedua berturut-turut.

Dikutip dari CNBC, Jumat (20/1/2023), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,18 atau 1,4 persen menjadi USD 86,16 per barel.

Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 85 sen persen atau 1,1 persen menjadiUSD 80,33 per barel. Ini menjadi level harga minyak tertinggi bagi kedua harga minyak patokan dunia tersebut sejak 1 Desember 2022.

Permintaan minyak China naik hampir 1 juta barel per hari (bph) dari bulan sebelumnya menjadi 15,41 juta bph pada November, level tertinggi sejak Februari tahun lalu. Hal ini berdasarkan angka ekspor terbaru yang diterbitkan oleh Joint Organizations Data Initiative.

Pasar energi bisa lebih ketat pada tahun 2023, terutama jika ekonomi China pulih dan industri minyak Rusia berjuang di bawah sanksi, kata kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol, Kamis.

Harga minyak dunia turun lebih dari satu dolar per barel di awal sesi Kamis, karena pedagang membukukan keuntungan dan data AS menunjukkan ekonomi kehilangan momentum.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Capai Level Tertinggi

Kedua patokan harga minyak dunia tersebut mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan pada perdagangan Selasa.

Harga minyak juga sempat tertekan setelah data Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan stok minyak mentah AS pekan lalu naik 8,4 juta barel dan mencatatkan kenaikan terbesar sejak Juni 2021.

Margin penyulingan bensin AS diperdagangkan pada level tertinggi dalam lima bulan untuk sesi perdagangan keempat berturut-turut pada hari Kamis, di tengah optimisme tentang meningkatnya permintaan perjalanan dari pembukaan kembali aktivitas di China dan ancaman terhadap pasokan produk olahan dari pemogokan di Prancis.

 

3 dari 4 halaman

Harga Minyak Dunia Turun, Sentuh USD 84,98 per Barel

Sebelumnya, Harga minyak turun sekitar 1 persen pada hari Rabu, memupus kenaikan awal karena kekhawatiran tentang kemungkinan resesi AS melebihi optimisme. Selain itu, pencabutan pembatasan COVID-19 oleh China akan memicu permintaan minyak mentah di importir minyak utama dunia.

Dilansir dari CNBC, Kamis (19/1/2023), harga minyak brent berjangka turun 94 sen, atau 1,1 persen, menjadi menetap di USD 84,98 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 70 sen, atau 0,9 persen, menjadi menetap di USD 79,48.

Pergerakan harga minyak tersebut adalah yang tertinggi sejak 5 Desember. Untuk WTI, Rabu adalah pertama kalinya dalam sembilan sesi kontrak diselesaikan.

Harga minyak membalikkan kenaikan pada sore hari bersama dengan indeks utama Wall Street karena komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve (Fed) AS memicu kekhawatiran bank sentral mungkin tidak menghentikan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Pasar pada awalnya bereaksi positif terhadap data AS, yang menunjukkan penjualan ritel dan produksi manufaktur turun lebih dari perkiraan pada bulan Desember, di tengah harapan The Fed sekarang akan melonggarkan kenaikan suku bunga.

Namun, kenaikan itu berumur pendek karena Presiden Fed St. Louis James Bullard dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan suku bunga perlu naik melampaui 5 persen untuk mengendalikan inflasi.

Microsoft Corp mengatakan akan menghilangkan 10.000 pekerjaan dan mengambil biaya USD 1,2 miliar, karena pelanggan cloud-computing menilai kembali pengeluaran dan perusahaan bersiap menghadapi potensi resesi.

"Datang di belakang pelemahan dalam penjualan ritel, penurunan tajam dalam produksi industri dan berita lebih banyak pemutusan hubungan kerja menambah kekhawatiran bahwa AS sudah berada dalam resesi," analis di ING, sebuah bank, mengatakan kepada pelanggan dalam sebuah catatan.

4 dari 4 halaman

Ekonomi China

Mendukung harga minyak di awal sesi, China melaporkan data ekonomi yang mengalahkan perkiraan setelah negara tersebut mulai memutar kembali kebijakan nol-COVID pada awal Desember.

Pencabutan pembatasan China akan meningkatkan permintaan minyak global ke rekor tertinggi tahun ini, menurut Badan Energi Internasional (IEA), sementara sanksi batas harga terhadap Rusia dapat mengurangi pasokan.

Rystad Energy, seorang konsultan, mengatakan efek sanksi terhadap ekspor minyak mentah Rusia setelah 1,5 bulan embargo Uni Eropa dan pembatasan harga G7 tidak separah yang diperkirakan beberapa orang.

Rystad mengatakan kerugian sekitar 500.000 barel per hari dan India dan China tetap menjadi pembeli utama minyak mentah Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.