Sukses

The Fed Pede Inflasi AS Bisa Melandai Tanpa Harus Korbankan Pertumbuhan Ekonomi

Gubernur The Fed Michelle Bowman mengungkapkan bahwa dirinya yakin inflasi AS bisa mereda tanpa memicu penurunan ekonomi yang signifikan.

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat Federal Reserve (The Fed) mengungkapkan keyakinannya bahwa inflasi di Amerika Serikat bisa mereda tanpa memicu penurunan ekonomi yang signifikan. 

Gubernur The Fed Michelle Bowman menjelaskan. hal itu didukung dari rendahnya angka pengangguran di AS, meski suku bunga terus naik. Menurutnya, hal itu bisa menjadi harapan

"(Jumlah) pengangguran tetap rendah karena kami telah memperketat kebijakan moneter dan membuat kemajuan dalam menurunkan inflasi," ujar Bowman dalam pidato yang disiapkan untuk sebuah acara di Florida, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (11/1/2023).

"Saya menganggap ini sebagai tanda harapan bahwa kita dapat berhasil menurunkan inflasi tanpa penurunan ekonomi yang signifikan," tambahnya.

Bowman menyebut, meredanya inflasi AS juga didorong oleh kekuatan pasar kerja, bersama dengan tingkat utang yang rendah di antara rumah tangga.

"Utang yang rendah dan neraca yang kuat bersama dengan pasar tenaga kerja yang kuat berarti konsumen dan bisnis dapat terus berbelanja meski pertumbuhan ekonomi melambat," jelas dia.

Tetapi dia juga memperingatkan bahwa Federal Open Market Committee yang mengatur kebijakan The Fed akan terus menaikkan suku bunga karena masih banyak upaya yang harus dilakukan untuk menurunkan inflasi.

Gubernur The Fed itu menambahkan, suku bunga kemungkinan harus tetap pada tingkat yang "cukup membatasi" untuk beberapa waktu untuk memulihkan stabilitas harga di AS.

Seperti diketahui, The Fed pada Desember 2022 menaikkan siku bunga 0,5 persen, menjadi 4,25 persen -4,5 persen poin persentase. Langkah tersebut menandai kenaikan suku bunga dengan level tertinggi dalam 15 tahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gubernur The Fed: Atasi Inflasi AS Butuh Kebijakan Tak Populer

Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada Selasa 10 Januari 2023 menekankan bahwa Bank Sentral AS harus bebas dari tekanan politik saat berupaya meredam inflasi yang tak kunjung turun juga.

Powell mengungkapkan bahwa menstabilkan inflasi Amerika Serikat membutuhkan pengambilan keputusan sulit yang secara politik mungkin tidak populer.

"Stabilitas harga adalah landasan ekonomi yang sehat dan memberikan manfaat yang tak terukur kepada publik dari waktu ke waktu," ujarnya, dikutip dari CNBC International, Rabu (11/1/2023).

"Tetapi memulihkan stabilitas harga ketika inflasi tinggi memerlukan langkah-langkah yang tidak populer dalam jangka pendek karena kami menaikkan suku bunga untuk memperlambat ekonomi," sambungnya.

Dia juga menyebut, "Tidak adanya kontrol politik langsung atas keputusan yang memungkinkan kami mengambil tindakan yang diperlukan ini, tanpa mempertimbangkan faktor politik jangka pendek".

Pernyataan Powell disampaikan dalam sebuah forum untuk membahas independensi bank sentral.

Pidatonya diyakini tidak mengandung petunjuk langsung tentang ke mana arah kebijakan Fed selanjutnya, yang telah menaikkan suku bunga hingga tujuh kali pada tahun 2022. 

 

3 dari 4 halaman

Pernyataan Lanjutan Ketua The Fed Jerome Powell

Pada kesempatan yang sama, Powell juga menyinggung pandangan anggota parlemen agar bank sentral menggunakan kekuatan pengaturannya untuk mengatasi perubahan iklim.

Terkait hal itu, Powell mengatakan bahwa The Fed harus berpegang  "pada prinsipnya tidak mengejar manfaat sosial yang tidak terkait erat dengan tujuan dan otoritas undang-undang".

"Keputusan tentang kebijakan untuk secara langsung mengatasi perubahan iklim harus dibuat oleh cabang pemerintahan terpilih dan dengan demikian mencerminkan keinginan publik seperti yang diungkapkan melalui pemilihan," katanya.

"Tetapi tanpa undang-undang kongres yang eksplisit, tidak seharusnya bagi kami untuk menggunakan kebijakan moneter atau alat pengawasan kami untuk mempromosikan ekonomi yang lebih hijau atau untuk mencapai tujuan berbasis iklim lainnya," jelas Powell, seraya menambahkan "Kami bukan, dan tidak akan menjadi, pembuat kebijakan iklim".

4 dari 4 halaman

Eks Bos The Fed: Resesi Lahir Hasil Suku Bunga Agresif Naik

Mantan Ketua Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Alan Greenspan mengungkapkan bahwa dirinya melihat resesi Amerika akan menjadi hasil yang paling memungkinkan dari kenaikan suku bunga agresif untuk mengekang inflasi.

Meski data inflasi AS dalam dua bulan terakhir sudah menunjukkan perlambatan, Greenspan menyebut, kabar baik itu belum cukup untuk meyakini resesi akan terhindari.

"Saya tidak berpikir itu akan menjamin pembalikan Fed yang cukup substansial untuk menghindari setidaknya resesi ringan," kata Greenspan, dikutip dari CNN Business, Kamis (5/1/2023).

Greenspan, yang sekarang menjadi penasihat ekonomi senior untuk Advisors Capital Management, meragukan The Fed akan segera melonggarkan suku bunga karena "inflasi bisa naik lagi dan kita akan kembali ke titik awal".

"Selain itu, ini berpotensi merusak kredibilitas Federal Reserve sebagai penyedia harga yang stabil, terutama jika tindakan tersebut terlihat hanya diambil untuk melindungi pasar saham daripada sebagai tanggapan terhadap kondisi keuangan yang benar-benar tidak stabil," ujarnya, dalam komentar yang dirilis di situs web perusahaan pada Selasa (3/1/2022).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.