Sukses

Sri Mulyani Pamer Bandara Kuabang Kao, Dibangun Pakai Sukuk Negara Rp 37 Miliar

Bandara Kuabang Kao memiliki terminal penumpang seluas 3.500 m2 dan mampu melayani hingga 160.000 penumpang per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali memamerkan fasilitas bandara yang menjadi akses untuk destinasi wisata di Halmahera Utara, Maluku Utara. 

Dengan hadirnya Bandara Kuabang Kao, akses ke Halmahera Utara kini menjadi lebih mudah.

Dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya pada Selasa (27/12), Sri Mulyani menunjukkan sekilas bangunan Bandara Kuabang Kao yang sudah dilengkapi berbagai fasilitas untuk calon penumpang dan pengunjung.

Disebutkan juga, bahwa Bandara Kuabang Kao memiliki terminal penumpang seluas 3.500 m2 dan mampu melayani hingga 160.000 penumpang per tahun.

"Sekarang akses ke Halmahera Utara pun jauh lebih mudah dengan hadirnya Bandara Kuabang Kao. Diresmikan pada tahun 2021, bandara ini dapat ditempuh dalam waktu 1 jam perjalanan jalur udara dari Manado," tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya @smindrawati, dikutip Rabu (28/12/2022). 

Pembangunan bandara ini, jelas Sri Mulyani, dilakukan dengan menggunakan sukuk negara atau dikenal sebagai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

"Dibangun dengan #Uangkita dari Sukuk Negara Rp. 37 miliar," papar video unggahan Sri Mulyani.

" Artinya, #UangKita turut berkontribusi membangun kemajuan di Maluku Utara," ujar Menkeu.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Disindir Jokowi Banyak Bandara Mati Suri, Ini Jawaban Menhub

Nasib operasional sejumlah bandara yang mati suri gara-gara sepi penumpang di daerah menjadi pembahasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, saat memimpin rapat di Istana Negara. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menganalogikan bandara di daerah seperti dilema antara telur dan ayam.

Dia menjelaskan, bahwa batas seimbang operasional suatu bandara yaitu jika permintaan untuk terbang di bandara tersebut maksimal 70 persen. Sementara hingga saat ini, Kemenhub mencatat jumlah maksimal permintaan terbang di beberapa bandara daerah hanya 50 persen.

"Ini seperti telur dan ayam, apa yang terjadi adalah jumlah demand-nya belum maksimal, masih 40 persen atau maksimal 50 persen itu tidak memenuhi jumlah equilibrium yang dibutuhkan agar penerbangan efisien itu 70 persen," jelas Budi, dikutip Rabu (28/12/2022).

3 dari 4 halaman

Subsidi Pemerintah Menjadi Jalan Tengah

Dari rapat tersebut kemudian diambil jalan tengah berupa pemberian subsidi oleh Pemerintah Daerah, yang terdapat bandara namun sepi operasional. Pemberian subsidi diharapkan dapat meningkatkan okupansi penumpang pesawat.

Pola dengan cara memberi subsidi, menurut Budi, pernah dilakukan oleh sejumlah daerah seperti Toraja, Bojonegoro, Banjarnegara, Lumbuk Linggau.

"Dan itu berhasil, hanya 3 bulan setelah itu naik, sekarang kami didorong presiden bersama Mendagri untuk mendekati Pemda silahkan ajukan permintaan kami koordinasi dengan airlines sehingga mereka satu sisi mensubsidi, airlines akan menggunakan slot itu," tandasnya.

4 dari 4 halaman

Daftar Bandara yang Sepi

Sementara itu dirangkum dari beberapa catatan, bandara sepi penumpang yaitu JB Soedirman, Purbalingga, Bandara Ngloram, Blora, Wiriadinata, Tasikmalaya, dan Bandara Kertajati, Majalengka.

Sementara direncanakan akan ada pembangunan bandara baru yaitu;

- Bandar Siau

- Bandara Tambelan

- Bandara Nabire Baru

- Bandara Baru Siboru

- Bandara Baru Mentawai

- Bandara Baru Mandailing Nata

- Bandara Baru Pohuwato

- Bandara Baru Bolaang Mongondow

- Bandara Baru Banggai Laut

- Bandara Baru Singkawang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.