Sukses

Kaleidoskop 2022: Euforia Presidensi G20 Indonesia di Tengah Perang Rusia Ukraina

Menko Airlangga menyampaikan bahwa KTT G20 berhasil menelurkan Deklarasi Bali yang merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa di tengah berbagai tantangan yang ada.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menerima tongkat estafet keketuaan atau presidensi G20 dari Italia pada Oktober 2021. Dengan begitu, Indonesia pertama kalinya memegang presidensi G20 pada 2022. Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara simbolis menyerahkan palu kepada Presiden Jokowi di Roma Italia pada Minggu 31 Oktober 2022. Pemerintah pun langsung tancap gas.

Asal tahu saja, Indonesia memegang Presidensi G20 di saat tantangan ekonomi dunia tengah berat-beratnya. Dampak dari Pandemi Covid-19 belum selesai tetapi sudah dihadapkan dengan perang antara Ukraina dengan Rusia.

Tentu saja, krisis pangan, krisis energi dan krisis ekonomi menghadang. Namun Indonesia yakin jusru dengan ajang G20 bisa menyelesaikan seluruh persoalan tersebut atau setidaknya memberikan secercah titik cerah. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan bahwa presidensi G20 Indonesia akan mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar “Recover Together, Recover Stronger”. Pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan, menjadi komitmen utama kepemimpinan Indonesia di G20.

“Upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti. G-20 harus menjadi motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi ini. Hal ini yang harus terus kita perdalam pada pertemuan-pertemuan kita ke depan,” jelasnya saat menerima palu kepemimpinan G20.

Setelahnya, pemerintah pun langsung tancap gas. Berbagai agenda pertemuan baik Working Groups, Ministerial & Deputies Meetings hingga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau summit dijadwalkan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Dalam Presidensi G20 terdapat 437 acara yang digelar di 24 kota di seluruh Indonesia dan ratusan pertemuan bilateral. Ini  merupakan hasil jerih payah para pengampu di Kementerian dan Lembaga dan seluruh pihak yang terlibat.

Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia patut berbangga dengan kinerja luar biasa dari seluruh unsur yang menyiapkan perhelatan G20 pada tingkat working groups baik di Sherpa Track maupun Finance Track, engagement groups, dan penyelenggara logistik acara.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa KTT G20 berhasil menelurkan Deklarasi Bali yang merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa di tengah berbagai tantangan yang ada.

Deklarasi Bali ini sangat bermanfaat untuk pemulihan kondisi ekonomi global dan mengakselerasi perkembangan menuju pembanguan yang berkelanjutan. Deklarasi tersebut telah menyepakati sejumlah komitmen strategis dan concrete deliverables.

Concrete deliverables merupakan kumpulan proyek, program, atau inisiatif dari negara-negara G20 yang berkaitan dengan pilar-pilar Presidensi Indonesia. Terdapat 226 proyek/program/inisiatif bersifat multilateral dan 140 proyek matang bersifat bilateral dengan nilai total USD71,5 miliar.

Selain itu, KTT G20 Bali juga berhasil menyepakati sejumlah komitmen investasi dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Korea Selatan, dan Turkiye.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Jokowi Undang Putin dan Zelensky

Pada pertengahan Mei lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara terkait keputusan pemerintah untuk mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group 20 (G20) di Bali.

Menko Airlangga menyampaikan, sebagai Presidensi G20, Indonesia memiliki kepentingan untuk menjaga keutuhan G20. Sehingga, seluruh negara anggota KTT G20 akan diundang untuk menghadiri perhelatan KTT G20 pada November mendatang.

"Perang di Ukraina mempertanyakan eksistensi G20. Ada juga perdebatan sengit tentang siapa yang harus atau tidak boleh diundang. Sebagai Presidensi G20, kepentingan Indonesia adalah menjaga keutuhan G20. G20 harus dipertahankan sebagai G20 – bukan menjadi G19, atau G13," tegas Menko Airlangga, Selasa 24 Mei 2022.

Selain itu, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya peran dan kerja sama semua anggota G20 dalam menjaga stabilitas dunia. Hal ini untuk menjaga tren pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19.

"Selama krisis keuangan global 2008, G20-lah yang mencegah ekonomi dunia jatuh lebih dalam ke jurang depresi. Negara-negara yang membentuk G20 terdiri dari dua pertiga dari populasi dunia, 85 persen dari PDB dunia, 75 persen dari perdagangan dunia, dan 80 persen dari investasi global. Keputusan yang dicapai di G20 akan memperbaiki banyak hal di dunia ini," jelasnya.

Terakhir, Menko Airlangga mengharapkan agar semua anggota G20 dapat hadir secara fisik pada seluruh rangkaian kegiatan KTT G20 di Bali. Ini diharapkan dapat menghasilkan solusi nyata untuk mempercepat pemulihan ekonomi global.

Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung juga telah mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk berpartisipasi langsung dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Jokowi mengundang Zelensky ke acara yang akan diselenggarakan pada November tahun ini sebagai bagian dari komitmen Indonesia untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral dengan Ukraina.

"Tahun ini adalah 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Ukraina. Saya menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama yang lebih baik," kata Jokowi dalam keterangan resmi, Kamis (30/6/2022).

Zelensky sendiri menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Jokowi ke Ukraina. Zelensky mengatakan, ini adalah kunjungan pemimpin negara Asia pertama ke Ukraina sejak serangan militer melanda negara tersebut.

3 dari 5 halaman

Roket Rusia Hantam Polandia Sesaat Sebelum KTT G20 Bali

Roket Rusia dilaporkan menghantam Polandia pada Selasa (15/11). Insiden itu turut menarik perhatian NATO, sebab Polandia merupakan bagian dari aliansi tersebut. Pihak pemerintah Polandia menyebut roketnya jatuh di desa Przewodow. Akibatnya, dua orang Polandia meninggal.

Kementerian Luar Negeri RI menyebut terus mengikuti kasus ini. Juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah berkata pihaknya masih menunggu informasi-informasi yang masuk terkait insiden di Polandia.

"Indonesia mengikuti dari dekat perkembangan ini. Tentunya dalam beberapa waktu ke depan akan banyak informasi lagi yang kita terima," ujar Teuku Faizasyah di sela G20 Summit Bali, Rabu (16/11/2022).

Faiza berkata ketika ada acara-acara internasional, insiden di luar dugaan seperti yang terjadi di Polandia merupakan hal yang lumrah terjadi.

"Memang ini adalah suatu dinamika yang sering terjadi saat kita menyelanggarakan event-event internasional. Tidak hanya Indonesia mungkin. Pada event internasional lainnya banyak konteks yang harus kita perhatikan," jelas Faiza.

Namun, Faiza enggan menjawab apakah insiden di Polandia dapat memengaruhi deklarasi G20 Bali. Ia juga enggan memprediksi rencana Presiden Jokowi ke depannya terkait isu ini.

Presiden AS Joe Biden pun memberikan keterangan pers dari pertemuan darurat dengan sekutu utama selama hari terakhirnya di KTT G20 Bali, Indonesia, berjanji untuk "mencari tahu dengan tepat apa yang terjadi" setelah rudal buatan Rusia jatuh di dalam perbatasan sekutu NATO, Polandia.

"Kami setuju untuk mendukung penyelidikan Polandia atas ledakan di pedesaan Polandia dekat perbatasan Ukraina, dan kami akan memastikan bahwa kami mengetahui dengan tepat apa yang terjadi," kata Biden kepada wartawan setelah rapat daruratnya dengan para pemimpin di KTT G20 seperti dikutip dari CNN, Rabu (16/11/2022).

Presiden AS Joe Biden memberikan keterangan pers dari pertemuan darurat dengan sekutu utama selama hari terakhirnya di KTT G20 Bali, Indonesia, berjanji untuk "mencari tahu dengan tepat apa yang terjadi" setelah rudal buatan Rusia jatuh di dalam perbatasan sekutu NATO, Polandia.

"Kami setuju untuk mendukung penyelidikan Polandia atas ledakan di pedesaan Polandia dekat perbatasan Ukraina, dan kami akan memastikan bahwa kami mengetahui dengan tepat apa yang terjadi," kata Biden kepada wartawan setelah rapat daruratnya dengan para pemimpin di KTT G20 seperti dikutip dari CNN, Rabu (16/11/2022).

4 dari 5 halaman

Jokowi dan Pemimpin Negara G20 Tanam Mangrove Pakai Cangkul

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak para pemimpin negara G20 dan tamu undangan meninjau Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove Ngurah Rai Bali, Rabu (16/11/2022). Mereka bahkan ikut menanam mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, acara peninjauan dimulai pada pukul 09.53 WIB atau 10.53 WITA. Namun, peninjauan awalnya direncanakan pada pukul 08.00 WITA.

Hanya saja, para pemimpin negara G20 baru tiba di lokasi pada pukul 09.30 WITA. Jokowi pun mengajak para pemimpin negara dan tamu undangan KTT G20 untuk berkeliling ke Tahura Mangrove.

Para pemimpin negara itu tampak mengenakan kemeja atau kaos putih berkerah warna putih. Beberapa kali Jokowi memberi penjelasan kepada para pemimpin negara terkait hutan mangrove di Bali.

Dalam kesempatan ini, para pemimpin negara G20 juga melakukan foto bersama dan mencangkul bersama. Mereka menanam bibit mangrove dengan menggunakan cangkul.

Para pemimpin negara pun tertawa bersama usai berhasil menanam mangrove dengan cangkul. Selanjutnya, mereka berfoto bersama dengan mengangkat cangkul.

Setelah berkeliling, para pemimpin negara G20 pun mulai meninggalkan Tahura Mangrove pada pukul 11.35 WITA. Nantinya, agenda KTT G20 akan dilanjutkan dengan jamuan makan siang, sesi III dengan pembahasan transformasi digital, dan upacara penutupan.

5 dari 5 halaman

Viral Para Pemimpin Dunia Dihina Kenakan Batik Saat Gala Dinner KTT G20 Bali

Sempat juga  viral di sosial media Twitter, yaitu sebuah komentar negatif tentang batik yang dipakai oleh para pemimpin dunia saat gala dinner KTT G20 Bali.

Acara itu berupa pesta makan malam para politisi dan pejabat negara anggota KTT G20 Bali.

Dalam acara tersebut, para pemimpin dunia mengenakan batik, pakaian khas Indonesia yang menjadi salah satu warisan budaya dunia nonbendawi UNESCO.

Namun sayangnya, seorang broadcaster bernama Sophie Corcoran menuliskan komentar negatif tentang tampilan batik Indonesia di sosial media Twitter.

Dalam cuitan Twitter tersebut, berisikan foto delegasi G20 yakni Presiden FIFA Gianni Infantino, Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan, Perdana Menteri Kanada Justin Tredeau, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan pendiri World Economic Forum  (WEF) Klaus Martin Schwab yang memakai batik saat dinner.

"Why are they all dressed the same - and like that," tulisnya dalam akun Twitter miliknya @sophielouisecc.

Cuitan tersebut memiliki arti "Mengapa mereka semua berpakaian sama - dan seperti itu".

Hal ini membuat warganet Indonesia marah karena merasa kebudayaannya dihina. Berikut beberapa komentar warganet Indonesia yang membalas cuitan tersebut,

Komentar netizen teratas yaitu ia mengatakan bahwa karena Indonesia memiliki kreativitas menjadikan penampilan tidak membosankan,

“it's because they have creativity and not using the boring white shirt black suit black tie which is so depressing like your name.... corcoran in indonesian = pouring concrete.” komentar akun @tanyadoank13.

Komentar tersebut memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu “itu karena mereka memiliki kreativitas dan tidak menggunakan kemeja putih yang membosankan jas hitam dasi hitam yang sangat menyedihkan seperti namamu.... corcoran dalam bahasa indonesia = menuang beton”.

Selanjutnya ada juga yang mengatakan bahwa setiap tahun KTT dilakasanakan menggunakan pakaian tradisional dari setiap negara mereka

“If you look in the recent years, every summits held in Asia always includes World leaders wearing their Traditional outfit. Maybe Europe and America doesn't have anything to showcase that's something like this.” Tambah akun @tiredseyo dengan menambahkan gambar pelaksanaan KTT di berbagai negara menggunakan baju tradisional negara.

Atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia “Jika Anda melihat beberapa tahun belakangan ini, setiap KTT yang diadakan di Asia selalu menyertakan para pemimpin dunia yang mengenakan pakaian tradisional mereka. Mungkin Eropa dan Amerika tidak memiliki sesuatu untuk ditampilkan seperti ini.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini