Sukses

Buwas: Impor Beras 500 Ribu Ton Tak Cukup Penuhi Target Akhir 2022

Penggilingan padi bakal pusing untuk bantu menyediakan beras 500 ribu ton. Angka tersebut merupakan mandat dari Rakortas 8 November 2022 untuk Bulog dalam melakukan penyerapan di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog mendapati tugas mengimpor beras 500 ribu ton untuk mencukupi stok pangan hingga akhir 2022. Namun, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, impor beras tersebut belum cukup untuk memenuhi target penguasaan beras 1,2 juta ton di penghujung tahun ini. 

Pria yang akrab disapa Buwas itu menceritakan, proses impor beras di saat dunia tengah terjebak krisis pangan tidak mudah. 

"Mengimpor beras tak mudah hari ini. Tidak gampang. Beberapa negara menutup ekspor beras mereka. Kita harus pakai upaya khusus untuk mendapatkan," ujar Buwas tersebut dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12/2022).

"Begitu putusan rapat (koordinasi terbatas, 8 November 2022), mengurus surat-surat persyaratan impor bilamana dilakukan Bulog itu waktunya lama. Ini jelas, ada faktanya," sambungnya. 

Di sisi lain, Buwas berujar, pihak penggilingan padi juga bakal pusing untuk bantu menyediakan beras 500 ribu ton. Angka tersebut merupakan mandat dari Rakortas 8 November 2022 untuk Bulog dalam melakukan penyerapan di dalam negeri. 

"Kalau saya paksakan untuk penggilingan-penggilingan menyetor pada saya, dia pening juga karena ini hanya mindahkan stoknya dia saja. Itu sudah ada untuk pasarnya juga. Begitu diambil Bulog bingung juga untuk tutup pasar mereka," imbuhnya. 

Persoalannya, ia menambahkan, bilamana memang ternyata stok beras kurang, Bulog tidak bisa memaksakan untuk bisa melakukan penyerapan dari dalam negeri. Termasuk adanya anomali cuaca yang terjadi hari ini. 

"Lampung Selatan banjir, gagal panen, Jawa Timur, Sulawesi di beberapa wilayah juga gagal panen. Ini juga kurangin produksi sendiri," ungkap Buwas.

Sementara untuk memenuhi tugas impor beras 500 ribu ton pun sejauh ini belum tentu ada kepastian. Pun bila terpenuhi, stok beras Bulog juga tak akan bulat 1,2 juta ton, lantaran mereka harus mengeluarkan sebagian diantaranya untuk operasi pasar guna menjaga stabilitas harga beras.

"Akhir tahun kita hanya punya stok 500 ribu ton, plus Januari-Februari (2023) operasi pasar tinggi, jadi kita akan keluarkan 300 ribu ton lagi. Jadi punya 500 (ribu ton) itu dikurangi 300 (ribu tonl, jadi kembali lagi 200 (ribu ton) lagi. Ini yang jadi prediksi kami," tuturnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Badan Pangan Sebut Stok Beras Bulog Tersisa 514 Ribu Ton, Kritis?

Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi menyebutkan jika stok beras di Bulog saat ini hanya sebesar 514 ribu ton, sampai 2 Desember 2022. Angka ini di bawah dari jumlah stok penugasan pemerintah sebanyak 1,2 juta ton.

Pemerintah harus melakukan intervensi melalui Perum Bulog. Di mana, kenaikan harga beras saat ini harus menjadi perhatian karena akan menjadi momok inflasi. 

"Fluktuasi harga pangan nasional harian di sini memang kita punya early warning system bahwa untuk gkp, gkg, beras medium, beras premium ini memang saat ini menjadi momok inflasi yang paling besar sehingga suka tidak suka harus ada intervensi dari pemerintah melalui Bulog," jeals dia di Jakarta, Senin (5/12/2022).

Dia menyebutkan data terbaru menunjukkan stok beras di Perum Bulog saat ini hanya 514 ribu ton. Dari total 1,2 juta ton yang selama ini ditugaskan kepada Bulog.

Bulog terus berupaya melakukan menyerapan beras petani. Di mana saat ini penyerapan beras Bulog sudah mencapai 37 persen, dengan jalur komersil.

Artinya untuk penyerapan Bulog saat ini tidak mungkin dikerjakan dengan harga Rp 8.300 lagi tetapi menggunakan komersial sehingga stok bisa tetap dijaga pada posisi 500 ribu ton. 

Sebagai informasi, dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras, HPP beras di gudang Perum Bulog ditetapkan Rp 8.300 per kilogram (kg).

Adapun rincian stok beras di Bulog yakni, stok komersil sebesar 194.436 ton dan stok CBP sebesar 319.724 ton. "Bulog ini masih bisa kita jaga di 500.000 ton dari 1,2 juta ton yang kita memang tugaskan," jelas dia.

 

 

3 dari 3 halaman

Erick Thohir Jamin Stok Beras Bulog Aman

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, stok beras di gudang Perum Bulog dalam kondisi aman jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.

Hal ini menjawab keresahan masyarakat terkait rencana impor imbas menipisnya cadangan beras nasional.

"Secara keseluruhan, stoknya cukup, termasuk beras Bulog masih aman," ucap Erick saat mengecek ketersediaan dan harga bahan pokok bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Pasar Rasamala, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (2/12).

Erick telah menginstruksikan BUMN-BUMN pangan yang tergabung dalam Holding BUMN Pangan atau ID Food untuk memonitor perkembangan ketersediaan bahan pokok jelang Nataru. Mengingat, permintaan terhadap kebutuhan pangan diproyeksikan mengalami kenaikan selama Nataru berlangsung.

"Kita tahu tren kebutuhan bahan pokok saat akhir tahun akan mengalami peningkatan. BUMN harus hadir dalam memenuhi kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Dalam pantauannya tersebut, Erick menyebut ketersediaan bahan pokok masih aman. Erick mengatakan Kementerian BUMN akan terus berkoordinasi dengan Kemendag dan pemerintah daerah (Pemda) dalam mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok jelang akhir tahun.

"Tadi Pak Mendag sudah sampaikan bahwa harga bawang, cabai merah keriting, tempe, masih tetap, bahkan harga ayam justru turun. Memang ada beberapa yang naik sedikit seperti cabai rawit dan telur. Secara keseluruhan, stoknya cukup, termasuk beras Bulog masih aman," ucap Erick Thohir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.