Sukses

Bos SKK Migas Ajak Investor Kembangkan Potensi Gas di Indonesia

Indonesia tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan akan gas terutama gas alam cair (LNG), baik untuk domestik maupun ekspor.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), kembali mengundang para investor untuk berinvestasi di sektor energi, terutama gas, mengingat pasar gas domestik maupun ekspor masih sangat besar.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, Indonesia memiliki potensi hidrokarbon yang sangat besar, dimana saat ini terdapat 168 cekungan baru. Dari jumlah tersebut, baru 20 cekungan yang berproduksi.

Hal itu diutarakannya saat Dwi menjadi pembicara dalam salah satu event di Abu Dhabi International Petroleum and Conference (ADIPEC) 2022, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

"Potensi ini menunjukkan Indonesia punya cadangan gas yang sangat besar sebagai sumber energi transisi menuju net zero carbon pada 2060. Oleh karena itu, kami mengundang investor untuk mengembangkan dan memproduksi cadangan gas tersebut untuk memenuhi kebutuhan gas ke depan," kata Dwi dalam keterangan tertulis, Kamis (3/12/2022).

Dwi menjelaskan, Indonesia mendukung kebijakan emisi nol karbon (Net Zero Emission) di tengah meningkatnya kebutuhan energi nasional. Saat ini Indonesia sedang melakukan transisi energi, antara lain dengan mengganti secara bertahap penggunaan sumber energi pembangkit listrik dari batubara ke gas.

Di sisi lain, Indonesia tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan akan gas terutama gas alam cair (LNG), baik untuk domestik maupun ekspor.

Ditegaskan, sebagai negara produsen gas alam, Indonesia telah lama menjadi eksportir LNG. Meskipun penggunaan gas domestik akan meningkat, Indonesia tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

"Kami memiliki hubungan yang baik dengan para buyer. Hubungan baik tersebut kami jaga dengan memenuhi komitmen pasokan gas untuk ekspor," ujarnya.

Kembali, Dwi menyatakan, Indonesia telah menargetkan produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030.

"Khusus untuk gas, pada 2030 Indonesia akan meningkatkan produksi dua kali lipat dari saat ini, yang berada di level 6 BSCFD," pungkas Dwi Soetjipto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

9 Perusahaan Migas Indonesia Mejeng di Abu Dhabi International Petroleum and Conference 2022

Indonesia kembali berpartisipasi di ajang Abu Dhabi International Petroleum and Conference (ADIPEC) 2022, yang diselenggarakan pada 31 Oktober-3 November 2022 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), memperkenalkan 9 perusahaan penunjang industri migas dalam negeri, yang dinilai mampu menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas standar internasional.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji l, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim dan juga industri dalam negeri yang terlibat di ADIPEC 2022.

"Ke depan, kita berharap Industri penunjang hulu migas Indonesia mendapatkan kepercayaan lebih untuk dapat mendukung proyek dan operasi hulu migas di tingkat global," katanya saat pembukaan Indonesia Pavilion-ADIPEC di Abu Dhabi, Senin waktu setempat (1/11/2022).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan, kehadiran Indonesia Pavilion bisa memberikan dampak terhadap penguatan industri penunjang dalam negeri, yang bermuara pada peningkatan capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta multiplier effect di Indonesia.

"Pemerintah terus memperkuat peran perusahaan dalam negeri di seluruh pelaksanaan aktivitas industri hulu migas. Komitmen ini tidak berhenti sekadar memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga mempromosikan kemampuan industri lokal sebagai penunjang hulu migas di level global," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Indonesia Pavilion

Sementara Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi selaku Ketua Tim Indonesia Pavilion ADIPEC 2022 mengatakan, Indonesia Pavilion kali ini sangat istimewa.

Sebab, untuk pertama kalinya menghadirkan kerjasama antara Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina yang membawa seluruh direksi subholding perusahaan dan 9 pabrikan dalam negeri yang sudah dibina, dan memiliki kemampuan ekspor ke mancanegara.

Mereka adalah Pertamina Patra Niaga, Starborn Chemical, Fajar Benua Grup, Molden Patra Sejahtera, Teknologi Rekayasa Katup, Daeshin Flange Fitting Industri, Krakatau Steel, Citra Tubindo Tbk, Bukit Baja Nusantara.

"Partisipasi Indonesia di ADIPEC 2022 akan menjadi ajang promosi yang baik bagi Indonesia untuk dapat membuka kesempatan peluang bisnis, khususnya pada industri minyak dan gas bumi. Kami mempertemukan mereka dengan investor potensial untuk terlibat bersama-sama mengembangkan industri hulu migas di Tanah Air. Ini perlu, untuk menjawab visi produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari di tahun 2030," urainya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.