Sukses

Banyak Pelanggan Mengeluh di TikTok, Menhub Minta Operator Transportasi Aktif di Medsos

Komunikasi melalui media sosial (medsos) seperti TikTok jadi salah satu aspek penting. Utamanya yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakar umum pengguna transportasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menemukan banyak keluhan pelanggan yang dilontarkan lewat media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, dan Facebook. Maka, operator pelayanan di sektor transportasi pun diminta untuk memanfaatkan hal tersebut.

Komunikasi melalui media sosial (medsos) jadi salah satu aspek penting. Utamanya yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakar umum pengguna transportasi.

"Saya pikir komunikasi jadi penting bagaimana media sosial itu begitu cepat menyebarkan kalau ada satu hal tertentu, jadi form-nya silakan dibentuk," kata dia dalam Penganugerahan Penilaian Pelayanan Prima Unit Pelayanan Publik Sektor Transportasi, di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Dia juga meminta jajarannya di Kementerian Perhubungan untuk turut membantu dalam hal komunikasi di media sosial.

"Bahwa kadang-kadang pelanggan itu terlalu cerewet juga, jadi kita balance juga gitu, tapi harus melayani dengan baik. Saya yakin itu harus dilakukan tapi kekuatan sosial media itu harus dimasuki," paparnya.

Salah satu yang ditemukannya adalah keluhan di sektor penerbangan. Sektor ini yang menurutnya jadi penting untuk ditingkatkan kedepannya.

"Yang sekarang ini sudah mengalami tekanan-tekanan terutama di sektor udara setiap saat delay, barang terlambat dan sebagainya, dan karenanya itu jadi catatan yang memang harus dilakukan," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tiru Pelayanan di Negara Maju

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mewanti-wanti para pengelola operasional di sektor transportasi. Utamanya mengenai aspek pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Menhub Budi menekankan operator pelayanan transportasi di dalam negeri perlu mencontoh daei negara maju, termasuk negara-negara G20. Pelayanan menjadi aspek yang dimintanya untuk terus ditingkatkan.

"Negara kita sudah masuk daftar negara G20, bahkan sebagai presidensi, apa artinya? Kita dibersamakan dengan negara maj itu, dan bagaimana negara maju itu baik melayani masyarakat," kata dia dalam Penganugerahan Penilaian Pelayanan Prima Unit Pelayanan Publik Sektor Transportasi, di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Untuk diketahui, Kemenhub memberikan penghargaan kepada 77 unit pelayanan publik di sektor transportasi. Penghargaan itu diberikan karena telah tercapainya indikator pelayanan prima. Sementara, sekitar 59 operator pelayanan belum masuk ke kategori pelayanan prima.

 

3 dari 4 halaman

Bisa Dilakukan

Menhub Budi memandang ada sedikit penurunan layanan di Eropa. Di sisi lain, ada peningkatan layanan di wilayah Timur Tengah hingga Asia Timur.

"Di Eropa sekarang terjadi sesuatu degradasi, tapi di Timur Tengah, Asia, Asia Timur, semua pelayanan baik sekali dan kita harus contoh itu, dan saya pikir tak sulit untuk melakukan kegiatan-kegiatan itu," paparnya.

Pada kesempatan itu, Menhub Budi juga mewanti-wanti kalau aspek pelayanan adalah satu hal yang diperhatikan Presiden Joko Widodo. Tujuannya untuk memberikan kepuasan bagi pengguna di sektor transportasi.

 

4 dari 4 halaman

Jangan Anti Kritik

Lebih lanjut, Menhub Budi juga meminta jajarannya dan segenap operator pelayanan sektor transportasi untuk tidak anti terhadap kritik. Bahkan, hal itu perlu jadi peluang untuk meninngkatkan pelayanan.

"Bahwa bangunan itu mesti bagus, pelayanan mesti bagus, menjadi satu tuntutan kita untuk melakukan improvement dari waktu ke waktu," kata dia.

"Pelanggan semakin kritis, semakin cermat untuk memberikan catatan. Tetapi itu justru yang mahal, jangan jadikan itu racun, tapi justru jadikan penyemangat bagi kita semuanya," papar dia.

Dia mengisahkan juga sempat mendapat beberapa catatan dari jajarannya, termasuk dari sejumlah operator pemberi layanan transportasi. "Saya tidak segan-segan menerima catatan itu, dan bahkan secara berulang saya sampaikan untuk di follow up dan yang bersangkutan dihubungi," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.