Sukses

Harga Minyak Brent Lompat ke USD 94,04 per Barel Jelang Sanksi Eropa ke Rusia

Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 54 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di USD 94,04 per barel pada pukul 01.25 GMT.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka naik di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, karena ekspektasi pasokan yang lebih ketat secara global menjelang sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia mendukung harga.

Dikutip dari Antara, Senin (24/10/2022), harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 54 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di USD 94,04 per barel pada pukul 01.25 GMT.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 51 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di USD 85,56 per barel,

Brent membukukan kenaikan 2,0 persen minggu lalu karena dolar yang lebih lemah dan harapan pelonggaran pembatasan COVID-19 di China yang akan memungkinkan permintaan di konsumen minyak nomor dua dunia itu akan pulih.

Gangguan pasokan minyak global diperkirakan terjadi ketika larangan Uni Eropa atas impor Rusia mulai berlaku pada 5 Desember. Kelompok ini juga berencana untuk memblokir impor produk minyak Rusia pada Februari.

Sentimen sedang dibangun di dalam Federal Reserve (Fed) untuk kemungkinan mengurangi kecepatan atau ukuran kenaikan suku bunga di masa depan bahkan saat bersiap untuk menaikkan suku pada awal November.

Perlambatan kenaikan suku bunga Fed dapat mengurangi kekuatan dolar AS yang telah membebani harga-harga komoditas. Dolar yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Xi Jinping

Pada Minggu (23/10/2022), Xi Jinping dari China mengamankan masa jabatan kepemimpinan ketiga yang belum pernah dilakukan sebelumnya, memperkuat posisinya sebagai penguasa paling kuat di negara itu sejak Mao Zedong.

Namun, analis tidak memperkirakan perubahan signifikan dalam arah kebijakan, termasuk strategi nol-COVID Xi.

Minyak Brent naik minggu lalu meskipun Presiden AS Joe Biden mengumumkan penjualan sisa 15 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS. Penjualan tersebut merupakan bagian dari rekor pelepasan 180 juta barel yang dimulai pada Mei. Biden menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk mengisi kembali stok ketika minyak mentah AS berada di sekitar 70 dolar AS per barel.

"Pasar lebih tertarik pada pedoman untuk mengisi ulang cadangan," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

"Komentar Biden bahwa AS hanya akan membeli minyak mentah setelah harga mencapai USD 70 per barel memberikan level support yang kuat."

Pekan lalu perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu kedua berturut-turut karena harga minyak yang relatif tinggi mendorong perusahaan untuk mengebor lebih banyak, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam sebuah laporan pada Jumat (21/10/2022).

3 dari 4 halaman

Di Tengah Kekhawatiran Resesi, Harga Minyak Dunia Mampu Naik 1,2 Persen

Harga minyak dunia tercatat naik dalam perdagangan yang sangat berombak di hari Jumat. Kenaikan harga minyak dunia ini terjadi karena adanya harapan permintaan China yang menguat dan pelemahan dolar AS.

Kenaikan harga minyak mentah ini terjadi di tengah kekhawatiran anjloknya ekonomi global dampak kenaikan suku bunga kepada penggunaan bahan bakar.

Untuk melawan inflasi, the Federal Reserve berusaha memperlambat ekonomi dan akan terus menaikkan target suku bunga jangka pendek. Hal ii diungkap oleh Presiden Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker pada Kamis lalu. Tentu saja, pernyataan pejabat the Fed ini membebani harga minyak.

Tetapi, harga minyak mentah mendapatkan dukungan dari larangan Uni Eropa yang membayangi minyak Rusia, serta pengurangan produksi 2 juta barel per hari baru-baru ini yang disepakati oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+.

Mengutip CNBC, Sabtu (11/10/2022), harga minyak mentah Brent ditutup naik 1,21 persen di level USD 93,50 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 54 sen menjadi USD 85,05 per barel.

Volume kontrak perdagangan untuk kedua tolok ukur harga minyak dunia tersebut sekitar setengah dari volume di sesi sebelumnya.

Direktur Perdagangan Energi Berjangka Mizuho New York Bob Yawger mengatakan bahwa volatilitas perdagangan tinggi karena para pedagang mengambil posisi menjelang akhir pekan setelah berakhirnya kontrak WTI untuk pengiriman November.

"Kami mengalami goncangan yang tinggi tetapi secara keseluruhan belum banyak berubah," kata Yawger.

Ia melanjutkan, ayunan dolar AS yang biasanya bergerak terbalik dengan harga minyak juga mendorong berombaknya perdagangan minyak mentah pada Jumat ini.

4 dari 4 halaman

Perdagangan Sepekan

Harga minyak mentah Brent yang mendekati level tertinggi sepanjang masa USD $ 147 pada bulan Maret lalu, berada di jalur kenaikan mingguan sebesar 0,8 persen.

Sementara harga minyak mentah AS menuju penurunan sekitar 1,5 persen. Kedua tolok ukur harga minyak ini turun pada minggu sebelumnya.

Mengenai pemotongan produksi OPEC+, yang dikritik oleh Amerika Serikat, menteri energi Arab Saudi mengatakan bahwa kelompok produsen minyak mentah melakukan pekerjaan yang tepat untuk memastikan pasar minyak yang stabil dan berkelanjutan.

Harga minyak naik pada hari Kamis setelah Bloomberg News melaporkan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk memotong periode karantina bagi pengunjung menjadi tujuh hari dari 10 hari. Belum ada konfirmasi resmi dari Beijing.

"Ada tindakan yang spontan dan mempengaruhi harga memberikan gambaran sekilas yang berguna tentang apa yang diharapkan setelah pembatasan dicabut," kata broker minyak PVM Stephen Brennock tentang reli pasar setelah laporan tersebut keluar.

China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah menerapkan pembatasan ketat COVID-19 tahun ini, membebani aktivitas bisnis dan ekonomi serta mengurangi permintaan bahan bakar. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.