Sukses

Lewat Smart City, Pemerintah Ingin Layanan Publik Lebih Cepat dan Murah

Ekosistem kota cerdas atau smart city merupakan kombinasi dari efektivitas pengelolaan sumber daya, kolaborasi lintas sektor, dan keterpaduan kebijakan pusat-daerah.

Liputan6.com, Jakarta Ekosistem kota cerdas atau smart city merupakan kombinasi dari efektivitas pengelolaan sumber daya, kolaborasi lintas sektor, dan keterpaduan kebijakan pusat-daerah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan pelayanan publik dalam 32 urusan pemerintahan sebagaimana dimandatkan dalam UU Nomor 23 Tahan 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Hal ini sejalan dengan upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, efektif dan efisien demi mengakselerasi kesejahteraan masyarakat.

Dengan kata lain, kota cerdas bukan hanya mengenai prasarana dan sarana teknologi digital semata, namun bagaimana memastikan pelayanan publik dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Teknologi digital bukan tujuan an sich penyelenggaraan kota cerdas, namun alat untuk mencapai tujuan, karena tujuannya bermuara pada pelayanan publik yang lebih cepat, lebih murah dan lebih baik," ujar Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal ZA, Selasa (4/10/2022).

Momentum dan pelajaran berharga yang diperoleh dari Pandemi Covid-19 yaitu adanya pergeseran tatanan kehidupan menuju adaptasi kebiasaan baru yang mengurangi kontak/ pertemuan fisik, peralihan ke transaksi non-tunai dan digitalisasi pelayanan publik, menyadarkan banyak pihak untuk memposisikan penyelenggaraan kota cerdas sebagai bagian dari solusi yang inovatif.

“Pengalaman Pandemi Covid-19 telah menggeser paradigma dalam semua aspek kehidupan, termasuk pelayanan publik dari manual ke digital, namun kita harus menempatkan hal ini dalam strata permanen bukan temporer pada penyelenggaraan pemerintahan daerah," sambung Safrizal.

Untuk itu, kembali di tahun ini, Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan bersama PT Napindo Media Ashatama (Napindo) yang berkolaborasi dengan multi pihak, mulai dari kementerian lembaga, sektor swasta maupun kalangan NGO, akan menggelar Pameran dan Forum Teknologi Terpadu (Integrated Technology Event / ITE) 2022, pada 5 -7 Oktober 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sempat Terhenti Akibat Pandemi

Sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi, ITE 2022 kali ini digelar secara fisik yang terdiri dari pameran Indo Water, Indo Waste, dan Indo Renergy, dan Indonesia International Smart City (IISMEX) 2022 Expo & Forum.

“Gelaran Integrated Technology Event 2022 merupakan wujud nyata kolaborasi seluruh pemangku kepentingan baik itu Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, praktisi teknologi, dan dunia usaha, akademisi serta masyarakat serta dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dan stimulan investasi terkait solusi dan penyedia kota cerdas serta sektor pendukung dalam sistem manajemen dan teknologi air bersih, pengelolaan persampahan, limbah, sistem transportasi yang kesemuanya terhubung dalam ekosistem kota cerdas” tegas Safrizal.

Event ITE 2022 sendiri akan menghadirkan lebih dari 200 peserta pameran dari 19 negara, dengan estimasi pengunjung lebih dari 10.000 visitors. Disamping eksibisi, gelaran ITE 2022 juga menginisiasi forum-forum profesional yang akan menghubungkan Pemerntah Pusat, paraKepala daerah baik Gubernur, Walikota, maupun Bupati, dengan para pelaku teknologi solusi dan referensi dari berbagai ahli dan praktisi.

“Mengingat arti penting dan strategis event ini, tentunya sangat sayang untuk dilewatkan, karena selain memuktahirkan perkembangan teknologi digital di era kekinian, juga terutama sekali membuka peluang investasi yang tentunya diharapkan dapat mempercepat agenda pemulihan ekonomi di masa transisi pandemi saat ini” pungkas Safrizal.

3 dari 3 halaman

Tak Cuma IKN, Pemerintah Ingin Terapkan Konsep Smart City di Semua Kawasan

Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan rencana pembangunan perumahan ke depan akan menerapkan konsep smart city di semua kawasan, termasuk Ibukota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.

"Ini adalah konsep utama yang akan kami kembangkan di sana karena membangun ibu kota baru di Kalimantan itu banyak tantangannya, termasuk suhu udara yang cukup tinggi," ujar Direktur Jendral Perumahan KemenPUPR Iwan Suprijanto dikutip dari Antara, Senin (29/8/2022).

Salah satu Key Performance Indicator (KPI) yang dicanangkan, lanjutnya, adalah mampu menurunkan suhu sebanyak 2 derajat Celcius, di tengah banyaknya pembangunan infrastruktur, perkantoran dan perumahan yang dilakukan.

Terkait hal itu, menurut dia, Peringatan Hari Perumahan Nasional diperingati di Kawasan BSD karena KemenPUPR ingin mengajak masyarakat untuk melihat praktik pengembangan kota yang memenuhi konsep smart city, green building/housing dan konsep transportasi yang terintegrasi atau Transit Oriented Development (TOD).

Melalui kegiatan yang mengusung tema “Kolaborasi Wujudkan Hunian Layak dan Terjangkau untuk Kita Semua” itu, keberadaan BSD memberikan contoh positif penataan dan pengembangan tingkat hunian yang bertumbuh dan berkembang seperti banyaknya ruang terbuka hijau dan ruang interaksi antar warga dan komunitas.

Hal itu, tambahnya, sangat tepat ketika dihubungkan dengan banyaknya tantangan pembangunan perumahan saat ini seperti tingkat kepemilikan rumah yang tinggi, banyaknya generasi milenial, munculnya keluarga baru, daya beli menurun karena pandemi Covid-19, juga masih banyak dijumpai perumahan yang tidak layak huni.

"Ini jadi tantangan dan tanggung jawab kita semua," kata Iwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.