Sukses

Inilah 5 Hasil Kesepakatan Sementara G20 Ketenagakerjaan

Hasil kesepakatan sementara pertama, yakni membahas mengenai bagaimana G20 menciptakan lapangan kerja yang inklusif

Liputan6.com, Bali - Terdapat 5 kesepakatan sementara yang dihasilkan melalui pertemuan keenam Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan G20 (The 6th G20 Employment Working Group/EWG Meeting), di Bali, Selasa (13/9/2022).

"Jadi, hari ini kita menutup pertemuan tingkat EWG, suatu kelompok kerja ketenagakerjaan yang memang kita menghasilkan naskag sementara adalah terkait dengan poin-poin yang menjadi bagian utama kita," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi di Bali.

Hasil kesepakatan sementara pertama, yakni membahas mengenai bagaimana G20 menciptakan lapangan kerja yang inklusif terutama memberikan kesempatan kepada para penyandang disabilitas untuk bisa berpartisipasi mendapatkan kesempatan kerja, yang sama dengan mereka yang tidak menyandang disabilitas.

"Jadi ini adalah salah satu yang menurut saya sebagai keberhasilan kita semua untuk menyepakati itu. Karena memang kalau yang terkait dengan penyandang disabilitas ini ada tiga hal yang menurut saya ini sangat penting dan merupakan legacy, warisan kita bersama," ujarnya.

Pembahasan kedua, yaitu bagaimana negara G20 memandang bahwa yang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ini adalah tugas dari masyarakat.

"Kita mendorong ada satu konsep yang kemarin itu istilahnya mereka akhirnya bingung, kita menawarkan pemahaman bahwa juga terminologi yang memang akhirnya mereka akan adopsi bahwa ada namanya vocational training yang memang itu dilakukan atau katakan dimiliki oleh masyarakat," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dari Masukan

Kata Anwar, Kementerian Ketenagakerjaan mendapatkan masukan-masukan terkait BLK komunitas ini bisa diadopsi juga oleh negara lain.

Negara-negara yang memiliki kesamaan kondisi seperti India, Brasil, Argentina, ini sangat tertarik dengan namanya community base vocational training ini.

"Karena pada intinya yang saya katakan tadi, tugas untuk meningkatkan SDM bukan hanya urusan pemerintah, perusahaan, sekolah, tapi juga masyarakat melalui community base vocational training," ujarnya.

Ketiga, membahas terkait bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan terutama adalah bagaimana negara-negara memandang sektor-sektor UMKM sebagai sektor informal menjadi bagian penting untuk menjadi penyangga ekonomi sebuah bangsa.

"Ketika sektor formal turun, sektor informal naik. Keempat yang juga menjadi diskusi itu terkait bagaimana perlindungan sosial ketenagakerjaan terutama dalam situasi baru. Karena, kita semua menghadapi sebuah situasi di mana saat ini masa transisi, pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya manual ini tergeser dengan pekerjaan-pekerjaan yang namanya teknologi informasi, AI yang gantikan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya manual," ujar Anwar.

 

3 dari 3 halaman

Pembahasan Lainnya

Pembahasan keempat, terkait perlindungan ketenagakerjana sosial. Dimana bagi orang-orang yang bekerja dari rumah, dari jauh, tidak dalam tempat kerja, mereka pun tetap mendapatkan sosial ketenagakerjaan.

"Terakhir lima, terkait update strategi negara-negaraG20 ini betul-betul istilahnya tepat merespon situasi berubah tadi. Jadi, kalau kita bicara masalah gimana, pertama kebutuhan apa tenaga kerja yang naik misalnya kebutuhan terkait dengan kemampuan seseorang membaca data berarti pelatihan yang dilakukan mengarah kepada di situ. Karena sekarang orang bicara big data. Kalau dulu bicara data dari satu sumber, sekarang macam-macam," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.