Sukses

Harga Emas Cetak Penurunan Beruntun Terpanjang sejak November 2021

Setelah membukukan kenaikan dalam empat minggu sebelumnya, harga emas turun 2,9 persen pada minggu ini, terbesar sejak 8 Juli 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tergelincir selama lima sesi berturut-turut pada perdagangan Jumat. Penurunan harga emas ini merupakan penurunan terpanjang sejak November tahun lalu.

Harga emas hari ini tertekan karena daya tariknya berkurang setelah dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat menanggapi rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

Mengutip CNBC, Sabtu (20/8/2022), harga emas di pasar Spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.748,58 per ounce, setelah mencapai level terendah sejak 28 Juli di awal sesi. Sedangkan untuk harga emas berjangka AS turun 0,5 persen pada USD 1.762,9 per ounce.

Setelah membukukan kenaikan dalam empat minggu sebelumnya, harga emas turun 2,9 persen pada minggu ini, terbesar sejak 8 Juli 2022.

"Elemen utama yang menekan pasar emas dan perak adalah kebangkitan dolar AS. Emas dan dolar bersaing sebagai aset safe-haven, suku bunga AS yang lebih tinggi menunjukkan dolar yang lebih kuat, yang akan menambah penurunan lebih lanjut pada emas," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Indeks dolar AS berada di jalur untuk kenaikan mingguan. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas kurang menarik bagi pembeli luar negeri atau pembeli dengan mata uang di luar dolar AS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

The Fed

The Fed perlu terus untuk menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang tinggi. Serangkaian pejabat bank sentral AS mengatakan hal tersebut pada kamis kemarin.

Saat ini yang diperdebatkan adalah seberapa cepat dan seberapa tinggi kenaikan suku bunga the Fed tersebut.

Analis pasar Kinesis Money Rupert Rowling mengatakan, lintasan kenaikan suku bunga the Fed di masa depan telah membawa pembalikan tiba-tiba dalam upaya emas untuk naik kembali di atas USD 1.800 per ounce.

Investor akan melihat bahwa harga emas bakal tertekan hingga di bawah USD 1.700 per ounce sebagai support signifikan berikutnya daripada gerakan ke atas.

Penurunan harga domestik menyebabkan peningkatan pembelian emas di konsumen utama India.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Logam Mulia Lain

Harga perak di pasar Spot turun 2,2 persen menjadi USD 19,09 per ounce, dalam perjalanan ke penurunan 8,3 persen minggu ini dan bisa menjadi yang terburuk sejak September 2020.

Analis UBS mengatakan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan the Fed yang terus melakukan pengetatan memberikan campuran sentimen yang tidak menguntungkan untuk perak.

Platinum turun 1,9 persen menjadi USD 893,30, sementara paladium turun 1,6 persen menjadi USD 2.121,23.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.