Sukses

Subsidi Jadi Kunci Sukses Indonesia Tahan Laju Inflasi

Penerapan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat juga berpengaruh terhadap terjaganya laju inflasi.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah negara di dunia mengalami kenaikan angka inflasi yang tajam. Sebut saja Amerika Serikat (AS), Jerman dan beberapa negara di Eropa. Sedangkan angka inflasi di Indonesia masih terkendali di level 4,94 persen secara tahunan atau year on year.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap kunci sukses Indonesia bisa menjaga laju inflasi. Masih terjaganya laju inflasi disebabkan oleh sikap pemerintah yang getol menyalurkan berbagai program subsidi. Khususnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk meredam laju inflasi.

"Inflasi memang tertahan karena kita memberi subsidi banyak," ujarnya dalam acara Soft Launching Buku: Keeping Indonesia Safe from COVID 19 Pandemic di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Bendahara Negara ini menambahkan, penerapan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat juga berpengaruh terhadap terjaganya laju inflasi. Antara lain dengan tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga acuan demi mendorong pemulihan ekonomi nasional.

"Makanya kita harus hati-hati untuk tidak menggunakan kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansi atau sembrono," tutupnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inflasi Tahunan Juli 2022 Tembus 4,94 Persen, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi tahunan pada Juli 2022 jika dihitung secara tahunan atau year on year (YoY) di angka 4,94 persen. Sedangkan jika dihitung secara bulanan atau dibanding dengan Juni 2022, angka inflasi Juli 2022 mencapai 0,64 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan indeks harga konsumen (IHK) di 90 kota, yang seluruh kota mengalami inflasi.

"Inflasi pada bulan Juli 2022 berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota, terjadi inflasi 0,64 persen," dalam sesi konferensi pers yang digelar secara hybrid, Senin (1/8/2022).

Adapun secara tahun kalender (Januari-Juli 2022) angka inflasi mencapai 3,85 persen. Sementara secara tahunan atau year on year (YoY) inflasi menyentuh 4,94 persen.

Inflasi tertinggi pada Juli 2022 terjadi di Kendari, sebesar 2,27 persen. Sementara terendah di Pematang Siantar dan Tanjung sebesar 0,04 persen.

Catatan ini terus naik dibanding bulan-bulan sebelumnya. Adapun per Juni 2022 terjadi inflasi sebesar 0,61 persen. Dari 90 kota IHK, 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni) 2022 sebesar 3,19 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 4,35 persen.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Inflasi 2022 Diprediksi Sentuh 4,5 Persen

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memperkirakan angka inflasi Indonesia di 2022 capai 4,5 persen. Angka ini bahkan lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah dalam UU APBN Tahun Anggaran 2022 yakni sebesar 3 persen.

"Laju inflasi 2022 diperkirakan 3,5 persen sampai 4,5 persen ini lebih tinggi dari proyeksi awal APBN 2022," kata Febrio Kacaribu dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Kenaikan harga komoditas global sangat berpotensi meningkatkan harga-harga komoditas domestik. Sehingga dalam hal ini pemerintah tengah mewaspadai perkembangan harga terkini dan melakukan upaya menstabilkan harga pangan.

Tujuannya agar kenaikan harga komoditas ini tidak langsung berdampak kepada masyarakat atau konsumen.

"Ini adalah strategi dan arahan dari kebijakan pemerintah, bersama dengan DPR agar saat tekanan di harga global APBN sebagai shock absorber menjaga daya beli masyarakat," tutur Febrio.

Sehingga pemerintah bisa memastikan momentum pemulihan ekonomi terjaga. Dalam konteks ini kata Febrio, pemerintah telah mampu menjaga daya beli masyarakat karena kenaikan inflasi yang terjadi sekarang masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.

"Dalam menjaga daya beli masyarakat tercermin di inflasi dibandingkan banyak negara tadi," kata dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.