Sukses

Mau Jadi Negara Maju? Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi Indonesia

Talk show mengenai isu prioritas ketenagakerjaan pemuda turut meramaikan rangkaian kegiatan KTT Y20 di Gedung V Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta Talk show mengenai isu prioritas ketenagakerjaan pemuda turut meramaikan rangkaian kegiatan KTT Y20 di Gedung V Nusantara.

Para narasumber yang hadir dalam forum ini menyoroti sejumlah isu seperti bonus demografi, perlindungan sosial, serta dunia kerja yang semakin fleksibel. Bonus demografi adalah keadaan di mana penduduk berusia produktif lebih besar jumlahnya dari pada penduduk berusia nonproduktif.

Sebagaimana diketahui, Indonesia adalah salah satu dari negara yang tengah mengalami bonus demografi. Besarnya populasi berusia produktif dapat bermanfaat dalam mendorong pembangunan.

Menurut Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO) Guy Ryder, kita perlu memastikan anak muda memiliki akses ke pekerjaan yang layak agar bisa menangkap peluang bonus demografi. Guy turut menekankan pentingnya akses pada pelatihan khususnya yang bersifat berkelanjutan.

“Ketika kita melihat bonus demografi, itu tidak selalu menjadi suatu hal yang membebani belanja. Khususnya bagi negara berkembang, ini adalah kesempatan untuk membangun perlindungan sosial yang bisa membantu masyarakat kita untuk berlayar di dunia yang menantang dan kompleks,” jelas Guy, Selasa (20/7/2022).

Guy kemudian menegaskan perlindungan sosial didesain untuk mendorong orang agar terlibat dalam perekonomian formal. Sementara itu, Co-Chair T20 Taskforce Inequality, Human Capital, and Well-Being Vivi Alatas mengatakan, tiada negara yang kebal terhadap krisis pangan, energi maupun kesehatan. Namun, terjadinya krisis menyebabkan masyarakat untuk keluar-masuk garis kemiskinan.

Dalam hal ini, generasi muda termasuk yang paling rentan, terlihat dari tingginya angka pengangguran anak muda.

“Apabila kita ingin menangkap peluang bonus demografi, kita harus maksimalkan potensi generasi muda. Perlindungan sosial menjadi penting agar kita bisa membantu para pemuda untuk mencegah, memitigasi, dan bisa tangguh menangani guncangan yang ada. Bentuknya bukan hanya jaring keamanan (safety net), tetapi juga trampolin keamanan, artinya, mereka bisa bounce back dan mencapai potensimaksimal mereka,” jelas Vivi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Digitalisasi

Adapun Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury membahas bagaimana pandemi telah mempercepat perubahan termasuk digitalisasi. Semua negara termasuk Indonesia perlu mengembangkan kemampuan dalam sektor digital baik itu telekomunikasi maupun IT.

“Kita harus bisa mengembangkan keterampilan dari para pemuda di Indonesia supaya mereka bisa mengambil kesempatan yang ada. Jadi membuka peluang bukan hanya bagi para bisnis, tetapi juga bagi para pemuda untuk bisa berpartisipasi secara aktif dalam sektor ini,” jelas Pahala.

Pahala juga mendorong pemuda untuk turut mengembangkan kemampuan mereka di sektor energi terbarukan dengan mindset yang tidak tradisional atau berorientasi masa depan. Ia menilai, pengembangan kewirausahaan juga tak kalah penting.

"Fokus indonesia tidak hanya bagaimana kita bisa mengembangkan tenaga kerja masa depan, tetapi juga para entrepreneur masa depan," kata Pahala.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.