Sukses

Daftar Negara G20 Penyumbang Dana Darurat Pandemi Global, Indonesia Nomor Berapa?

Negara G20 membentuk Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) untuk penanganan pandemi global.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan total dana yang terkumpul untuk pembentukan Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) sebesar USD 1,13 miliar atau setara Rp 1.676,5 triliun. Sumber dana tersebut berasal dari para pendiri FIF yakni anggota G20 Presidensi Indonesia.

"Sudah ada komitmen USD 1,1 miliar dari para pendiri FIF seperti dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Indonesia, Jerman, Singapura dan Wellcome Trust," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Yogyakarta, seperti ditulis, Rabu (22/6/2022).

Tiap negara pendiri FIF mendonasikan dana yang berbeda-beda. Amerika Serikat dan Uni Eropa masing-masing menyumbangkan USD 450 juta atau setara Rp 6,67 triliun

Sementara itu, Indonesia menyumbang dana sebesar USD 50 juta atau setara Rp 741,82 miliar. Singapura mendonasikan USD 10 juta atau setara Rp 148,36 miliar

Kemudian Jerman mendonasikan 50 juta Euro, setara Rp 781,47 miliar. Sedangkan Yayasan Wellcome Trust sebesar 10 juta Poundsterling atau setara 182,15 miliar.

Tak hanya negara-negara tersebut, negara-negara anggota G20 lainnya juga akan berpartisipasi dalam pendanaan awal FIF. Hanya saja saat ini masih ada yang dalam tahap proses persiapan hingga penyelesaian berbagai aspek di negara asalnya.

"Beberapa menteri lain menyatakan mereka berkomitmen dalam hal kontribusi mereka (untuk FIF). Namun mereka akan membutuhkan beberapa proses," kata Sri Mulyani.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tujuan Pembentukan FIF

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan tujuan khusus pendirian FIF untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi secara global. Langkah penting selanjutnya yang perlu dilakukan yakni menentukan prioritas investasi FIF.

"Pandemi ini telah menyadarkan kita akan pentingnya kesehatan dan ekonomi, dan saling ketergantungan antara keduanya," kata dia.

Terbentuknya FIF menandai kemajuan penting dari sinergi yang lebih kuat antara sektor keuangan dan kesehatan, untuk mencegah, mempersiapkan, dan menangani pandemi di masa depan.

"Mari kita lanjutkan kemitraan penting ini untuk menciptakan kesehatan dan kemakmuran bagi semua. Saya yakin bahwa bersama-sama, kita akan mencapai hasil nyata pada Oktober, termasuk pembentukan FIF dan kolaborasi platform koordinasi,” kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

3 dari 4 halaman

Menkes Budi Ungkap 5 Target Indonesia di Bidang Kesehatan untuk G20

Ada lima hal di bidang kesehatan yang Indonesia targetkan saat memegang presidensi G20 tahun ini. Mulai dari pembentukan dana cadangan hingga harmonisasi standar perjalanan saat pandemi seperti disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin.

Berikut lima target tersebut yang disampaikan Budi di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa, 21 Juni 2022:

Pertama, terbentuknya financial intermediary fund yang merupakan dana cadangan untuk mengatasi pandemi. Dana cadangan tersebut telah berhasil dibentuk bersama-sama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.

“Alhamdulillah dengan bantuan Bu Retno, Bu Sri Mulyani sama-sama kita bertiga sudah berhasil membentuk fund ini dan sudah lebih dari USD 1 billion yang di-commit oleh beberapa negara dan institusi di fund ini,” kata Budi usai mendampingi Presiden Joko Widodo menemui Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Kedua, membangun mekanisme formal terkait penggunaan dana yang ada di dalam pendanaan tersebut agar dapat dimanfaatkan secara adil dan cepat. Budi menjelaskan WHO akan mengambil posisi di depan untuk dapat menentukan negara dan orang-orang yang perlu mendapatkan prioritas jika terjadi pandemi.

“Pentingnya juga kerja sama antara pemerintah dan swasta karena hampir semua produsen dari vaksin, obat-obatan, dan juga alat kesehatan adalah pihak swasta,” tutur Budi mengutip laman Sekretariat Kabinet.

Ketiga, mengintegrasikan data dari laboratorium genome sequence di seluruh dunia yang dapat mengidentifikasi adanya virus varian baru maupun bakteri baru.

"Paling tidak bisa menyambungkan laboratorium antara negara. Supaya sharing tentang patogen jadi lebih cepat dan gampang, peneliti dimana pun berada bisa dapat dengan cepat mengetahuinya," kata Budi membahas topik yang sama di kesempatan berbeda pada Senin, 20 Juni 2022 saat konferensi pers di Yogyakarta.

Keempat, Indonesia juga ingin mengharmonisasi standar perjalanan, baik berupa sertifikat vaksin maupun sertifikat pengetesan sehingga tidak mengganggu pergerakan orang maupun barang.

“Standar ini menggunakan WHO, sudah pilot project-nya jalan, dan sudah lebih dari 30 negara yang paling besar kemarin Brazil dengan European Union jadi seluruh anggotanya sudah mengikuti program inisiatif dari Indonesia ini,” ucap Budi.

4 dari 4 halaman

Standarisasi Pengembangan Vaksin

Terakhir, Indonesia juga ingin melakukan standarisasi pengembangan vaksin utamanya yang menggunakan teknologi terbaru sehingga ketersediaan dan akses vaksin di seluruh dunia dapat merata.

Budi menuturkan, saat ini sudah ada sejumlah negara yang siap untuk berpartisipasi, antara lain Afrika Selatan, Brazil, Argentina, India, dan Indonesia.

“Kita harapkan round pertama ini kita bisa mencapai milestone yang cukup baik sehingga nanti round kedua meeting menteri kesehatan di bulan Oktober kita bisa memfinalisasi semua deliverables secara konkret sehingga nanti pada saat leaders’ meeting di bulan November kelima hal yang tadi ingin kita capai sudah selesai,” tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.