Sukses

Dampak Ekonomi Mudik Lebaran 2022 Ditaksir 2 Kali Lebih Besar Dibanding Tahun Lalu

Masyarakat berbondong-bongdong melakukan mudik Lebaran 2022. Dibukanya akses mudik tahun ini juga disinyalir mendorong perekonomian daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat berbondong-bongdong melakukan mudik Lebaran 2022. Dibukanya akses mudik tahun ini juga disinyalir mendorong perekonomian daerah. Terutama, daerah-daerah tujuan mudik karena adanya perputaran uang yang dibawa saat masuk ke daerah-daerah tersebut.

"Dampak ekonomi dari peristiwa mudik tahun ini bisa jadi 2 kali lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu. Terutama bagi perekonomian di daerah asal mudik," kata Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda kepada Liputan6.com, Selasa (2/5/2022).

Bahkan, proyeksi perputaran uang hingga Rp 72 triliun, menurut dia merupakan hal yang bisa dicapai. Itu juga didorong dari tingkat belanja di daerah.

"Orang yang di luar kota berbondong-bondong kembali ke kota asalnya dengan membawa uang untuk dibelanjakan di kampung halamannya. Data dari Pemerintah ada perputaran uang mencapai Rp 72 triliun. Jadi sangat besar sekali dampak dari lebaran tahun ini," katanya

Besarnya angka ini, menurut Huda, juga ditopang oleh berbagai kelonggaran yang diberikan pemerintah. Mulai dari akses mudik, hingga pemberian tunjangan hari raya (THR) yang diberikan secara penuh.

"Angka tersebut masuk akal mengingat THR untuk pekerja sudah full dan PNS juga lebih banyak dibandingkan tahun kemarin. Angka perputaran uang mencapai Rp72 triliun saya rasa masuk akal," ujarnya.

"Terlebih tahun ini seperti “ajang balas dendam” dua tahun berturut-turut tidak ada mudik massal seperti sekarang ini. Perekonomian daerah akan terpacu," imbuhnya.

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pendapatan Ritel dan UMKM

Lebih lanjut, Huda menaksir sektor yang akan meraup cuan tinggi selama periode libur lebaran. Yakni, sektor ritel dan UMKM, hingga transportasi.

"Multiplier dalam konsumsi masyarakat, dengan naiknya konsumsi masyarakat, maka pendapatan ritel dan pedagang UMKM akan meningkatk pula," ungkapnya.

Di sisi lain, sektor transportasi juga akan diuntungkan karena ini memiliki peran vital dalam mendorong mobilitas masyarakat.

"Begitu juga dengan sektor transportasi yang turut meningkat seiring dengan peningkatan lalu lintas ketika mudik. Mulai dari transportasi darat, laut, hingga udara. Pendapatan masyarakat di daerah akan meningkat," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Libur lebaran 2022 digadang-gadang jadi momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, ditaksir ada sekitar Rp 42 triliun uang yang berputar di daerah.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang menyampaikan potensi itu terjadi di berbagai sektor. Serta, mengacu pada jumlah 85,5 juta orang yang akan mudik tahun ini.

"Kita perkirakan akan terjadi perputaran uang paling sedikit Rp 28 triliun, dikisaran Rp 28-42 triliun selama libur Idul Fitri ini," kata dia dalam keterangannya, Minggu (1/5/2022).

Ia menaksir, dengan asumsi jumlah pemudik sebanyak 85 juta orang dan rata rata per keluarga 3 orang maka jumlah yang mudik lebih kurang 28 juta keluarga. Kemudian, jika per keluarga membawa minimal Rp 1 juta, maka uang yang mengalir ke daerah paling sedikit Rp 28 triliun.

"Jika membawa rata-rata Rp 1,5 juta per keluarga maka potensi perputaran dikisaran Rp 42 triliun. Kita menghitung angka yang moderat dan minimal, mengingat sebahagian besar keuangan masyarakat kita masih belum pulih dan belum semua mendapatkan THR," paparnya.

"Namun semangat pulang kampung akibat dua tahun tidak bersilaturahmi menjadi dorongan hati yang tidak dapat terbendung," imbuh Sarman.

Ia menyampaikan, pada momen libur lebaran ini, jadi potensi perputaran uang terbsar. Alasannya, ada aliran dana dari kota ke daerah-daerah tujuan mudik.

Tingginya animo mudik ini, kata dia, akan menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan produktivitas berbagai sektor usaha. Ia pun menjabarkan sektor-sektor yang menyokong perputaran uang ini

"Sektor industri transportasi seperti bus, travel, rental, kereta api, kapal laut, pesawat udara diperkirakan akan mengalami omzet yang signifikan," ujarnya.

"Dalam perjalanan mudik baik dengan memakai kenderaan pribadi, motor dan angkutan umum akan berdampak pada sektor usaha restoran, warung makan, oleh-oleh khas daerah, kebutuhan BBM, tiket tol dan tiket penyeberangan yang ke wilayah Sumatera," terang Sarman.

Sementara itu, sektor usaha di daerah tujuan mudik akan berdampak pada tujuan destinasi wisata, fashion atau baju muslim, UMKM setempat, kuliner, oleh-oleh khas daerah atau souvenir, hotel, hingga kafe.

 

4 dari 4 halaman

Meningkat 13 Persen

Lebih lanjut, Sarman menyebut besaran uang yang mengalir ini sekitar 25 persen dari uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia. Diketahui, BI menyiapkan Rp 175,2 triliun atau meningkat 13,42 persen dari periode libur lebaran 2021 lalu.

"Uang tersebut sekitar 58 persen mengalir paling banyak di Pulau Jawa antara lain ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jabodetabek dan Banten. Kemudian ke Wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Bali, NTB, Maluku, Papua," paparnya.

Sebelumnya, survei Balitbang Kemenhub memperkirakan jumlah pemudik akan mencapai sebanyak 85,5 juta orang dan sekitar 47 persen di antaranya akan menggunakan kendaraan jalur darat baik pribadi maupun umum.

"Sektor usaha transportasi baik darat, laut dan udara akan produktif selama musim liburan Idul Fitri tahun ini dan meraup kenaikan omzet hampir 150 persen," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.