Sukses

Rusia Serang Ukraina, Rupiah Terancam Loyo hingga 15.000 per Dolar AS

Rusia telah resmi menyerang Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Kamis (24/2) mengumumkan operasi militer di Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta Rusia telah resmi menyerang Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Kamis (24/2) mengumumkan operasi militer di Ukraina. Dia mengklaim operasi militer tersebut bertujuan untuk melindungi warga sipil.

Putin mengatakan tindakan itu muncul sebagai respons atas ancaman yang datang dari Ukraina dan tidak punya tujuan untuk menduduki Ukraina.

Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina diperkirakan akan mengganggu sektor keuangan di Tanah Air. Diperkirakan rupiah akan mengalami pelemahan hingga mendekati Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat.

"Saat ini rupiah sudah bergerak di Rp 14.500 dan ini akan terus bergerak mendekati level Rp 15.000," kata Ekonom Bhima Yudhistira saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (24/2).

Pada perdagangan hari ini sampai jam 14:45, nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.368 Mengalami pelemahan 10,5 bps dari pembukaan perdagangan pagi tadi.

"Akan terus bergerak jika konflik meluas dan melibatkan banyak negara," kata dia.

Artinya, kata dia ketegangan tersebut akan menimbulkan de-stabilitas di negara-negara kawasan. Bahkan bisa merugikan prospek moneter yang ada di Indonesia.

Alasannya perang tersebut pecah saat The Fed akan melakukan tapering off. Sehingga kenaikan suku bunga di negara maju tidak bisa terhindarkan.

"Jadi ini menimbulkan destabilitas di kawasan dan akan merugikan prospek moneter di Indonesia," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respons Invasi Rusia ke Ukraina, AS Ancam Tambah Sanksi Ekonomi

Presiden Vladimir Putin mengumumkan akan melancarkan aksi militer ke Ukraina,  pada Kamis (24/2/2022) di Moskow.

Tak lama setelah pengumuman Rusia itu, dilaporkan adanya ledakan yang terdengar di Kiev, Ibu Kota Ukraina, seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (24/2/2022).

Aksi Rusia serang Ukraina tersebut menuai kecaman keras dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden.  Biden dikabarkan langsung melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodimyr Zelenskyy, terkait ketegangan dengan Rusia.

"Dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia" kata Biden.

Dalam responnya terhadap aksi militer Rusia, AS mengungkapkan sedang bersiap mengeluarkan sanksi tambahan terhadap negara itu, menurut laporan The Wall Street Journal.

Sanksi tersebut, yang mungkin termasuk pada bank dan utang Rusia lainnya, yang jauh lebih besar dan melarang investasi dalam proyek-proyek gas Rusia, ditujukan untuk mengejutkan sistem keuangan Kremlin dan melumpuhkan ekonominya, kata pejabat AS kepada Journal.

 

3 dari 3 halaman

Keyakinan AS

Para pejabat AS menyebut mereka yakin bahwa dampak ekonomi akan menekan Rusia untuk mengakhiri aksi militer di Ukraina.

Sebelumnya, AS telah menjatuhkan sanksi pertama pada dua bank Rusia, yaitu VEB dan bank militer Rusia, Promsvyazbank. 

Selain itu, sanksi ekonomi oleh AS juga akan berlaku bagi elit Rusia dan anggota keluarga mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.