Sukses

Operator Harus Sabar, Industri Penerbangan Global Diramal Baru Untung di 2023

Industri penerbangan global diperkirakan akan memangkas kerugian pada 2022 mendatang hingga 78 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Industri penerbangan global diperkirakan merugi kerugian hingga USD 12 miliar (Rp 171 triliun) pada tahun depan.

Namun kerugian ini disebut susut 78 persen dibandingkan tahun ini, karena operator sejumlah maskapai kembali terbang seiring pulihnya pandemi COVID-19. Prediksi ini diungkapkan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).

Mengutip CNBC, Selasa (5/10/2021) IATA, yang mewakili hampir 300 maskapai penerbangan yang mengoperasikan lebih dari 80 persen lalu lintas udara dunia, mengatakan kerugian industri pada 2021 lebih buruk dari prediksi awal.

Nilai kerugian diperkirakan semula hanya USD 51,8 miliar sepanjang tahun. Namun ternyata angkanya naik sudah mencapai USD 47,7 miliar pada April.

Demikian pula total nilai kerugian bersih pada 2020 tercatat USD 137,7 miliar. Angka ini melebihi prediksi awal hanya USD  126,4 miliar.

Ini menjadikan total kerugian bersih industri penerbangan akibat pandemi menjadi lebih dari USD 200 miliar.

"Kita telah melewati titik terdalam dari krisis," kata direktur jenderal IATA, Willie Walsh, dalam pertemuan tahunan badan tersebut, yang diadakan di Boston - pertemuan tahunan pertama sejak Juni 2019.

"Sementara masalah serius tetap ada, jalan menuju pemulihan mulai terlihat," ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembali Untung di 2023

IATA memperkirakan industri penerbangan akan kembali ke profitabilitas pada tahun 2023 dan mengatakan jumlah penumpang akan meningkat menjadi 3,4 miliar orang tahun depan dari 2,3 miliar tahun ini.

Walsh mengatakan pencabutan pembatasan perjalanan internasional yang terkait dengan pandemi akan memicu pemesanan tetapi mengecam kurangnya pedoman seragam negara-negara tentang protokol keselamatan seperti tes COVID-19, pengecualian usia, dan metode untuk memvalidasi vaksinasi.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden bulan lalu mengatakan bahwa pada November mendatang akan mencabut larangan pengunjung internasional yang diberlakukan di awal pandemi, tetapi para pejabat belum mengungkapkan kapan pelonggaran tersebut akan diberlakukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.