Sukses

Harga Minyak Turun Dipengaruhi Sebaran Covid-19 Varian Delta

Harga minyak turun pada hari Selasa

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun pada hari Selasa dalam perdagangan yang bergejolak karena kekhawatiran atas meningkatnya kasus virus corona Varian Delta. Ini membebani harga sementara ekspektasi persediaan AS yang lebih rendah memberikan beberapa dukungan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (4/8/2021), benchmark harga minyak mentah Brent berjangka turun 48 sen, atau 0,66 persen, menjadi menetap di USD 72,41 per barel.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 70 sen, atau 1 persen, menjadi menetap di USD 70,56 per barel.

Keduanya telah meningkat lebih dari 60 sen di awal sesi.

"Pasar minyak terus bergantian antara kekhawatiran tentang pasokan yang ketat di satu sisi dan tentang pemadaman permintaan yang menjulang di sisi lain," kata analis Commerzbank.

Meskipun fluktuasi baru-baru ini, Brent telah meningkat lebih dari 40 persen tahun ini, membantu pendapatan perusahaan minyak.

BP, ConocoPhillips, Diamondback Energy Inc dan Continental Resources Inc semuanya melaporkan pendapatan kuartal kedua yang kuat minggu ini.

Kekhawatiran atas penyebaran varian Delta di Amerika Serikat dan China, konsumen minyak utama, membebani harga.

Di China, penyebaran varian dari pantai ke kota-kota pedalaman telah mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan tindakan tegas untuk mengendalikan wabah.

"Kekhawatiran terkait Delta kemungkinan akan membuat pasar minyak bergejolak selama beberapa minggu mendatang, tetapi pada saat yang sama kami juga melihat aktivitas terbang di seluruh Eropa dan AS terus bergerak lebih tinggi, mendukung harga minyak," kata Staunovo.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ekspektasi Pasar

Ekspektasi kembalinya minyak mentah Iran ke pasar juga berdampak negatif.

Presiden baru Iran, Ebrahim Raisi, mengatakan pada hari Selasa bahwa pemerintahnya akan mengambil langkah-langkah untuk mencabut sanksi "tirani" yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat pada sektor energi dan perbankannya.

Iran dan enam kekuatan telah melakukan pembicaraan sejak April untuk menghidupkan kembali pakta nuklir. Tetapi para pejabat Iran dan Barat mengatakan masih ada kesenjangan yang signifikan.

Putaran keenam pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington ditunda pada 20 Juni, dua hari setelah Raisi terpilih sebagai presiden. Pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi belum mengumumkan kapan pembicaraan akan dilanjutkan.

Sementara itu, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah dan produk AS kemungkinan menurun pekan lalu, dengan stok sulingan dan bensin diprediksi turun selama tiga minggu berturut-turut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.