Sukses

Harga Minyak Merosot di Tengah Kekhawatiran Pelemahan Ekonomi China

Membebani juga harga minyak, produksi minyak dari OPEC naik pada Juli ke level tertinggi sejak April 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pelemahan ini terjadi karena adanya kekhawatiran atas ekonomi China bakal tertekan.

Untuk diketahui, dalam survei menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di China tumbuh pada laju paling lambat dalam 17 bulan.

Kekhawatiran ini bertambah dengan kenaikan produksi minyak dari para organisasi negara-negara eksportir minyak atau OPEC.

Mengutip CNBC, Selasa (3/8/2021), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 2,16 atau 2,9 persen menjadi USD 73,24 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 2,44 atau 3,3 persen menjadi USD 71,51 per barel.

"China adalah pemimpin pemulihan ekonomi di Asia. Jika kemunduran semakin dalam maka dikhawatirkan akan ekonomi global akan mengalami penurunan yang signifikan," kata analis senior OANDA Edward Moya.

"Prospek permintaan minyak mentah sedang goyah dan itu mungkin tidak akan membaik sampai vaksinasi global membaik." tambah dia.

Aktivitas pabrik di China masih tumbuh pada Juli tetapi dengan laju paling lambat dalam hampir satu setengah tahun. Hal ini karena biaya bahan baku yang lebih tinggi, pemeliharaan peralatan, dan cuaca ekstrem membebani aktivitas bisnis.

Dengan berbagai hal tersebut, maka muncul kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dari negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu sehingga menekan harga minyak.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Produksi OPEC

Membebani juga harga minyak, survei Reuters menemukan bahwa produksi minyak dari OPEC naik pada Juli ke level tertinggi sejak April 2020. Kenaikan ini karena kelompok tersebut semakin mengurangi pembatasan produksi di bawah pakta.

Sementara kasus virus corona terus meningkat secara global. Analis mengatakan tingkat vaksinasi yang lebih tinggi akan membatasi perlunya penguncian yang memusnahkan permintaan minyak selama puncak pandemi tahun lalu.

Amerika Serikat tidak akan menjalankan kebijakan penguncuan lagi untuk mengekang Covid-19 tetapi segalanya akan menjadi lebih buruk karena varian delta memicu lonjakan kasus yang sebagian besar tidak divaksinasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.