Sukses

Sri Mulyani: Pajak Jadi Simbol Gotong-Royong dan Kedaulatan Suatu Bangsa

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pajak adalah simbol gotong royong suatu bangsa.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pajak adalah simbol gotong royong suatu bangsa. Hal tersebut disampaikan dalam peringatan Hari Pajak ke-76. Di mana tahun ini merupakan tahun kedua diperingati dalam kondisi pandemi Covid-19.

"Hari ini kita memperingati hari pajak yang ke-76. Peringatan hari ini adalah peringatan yang kedua, yang kita peringati dalam suasana dan tantangan luar biasa akibat terjadinya pandemi Covid-19," ujarnya, Jakarta, Rabu (14/7).

Sri Mulyani mengatakan, pajak adalah simbol kedaulatan dan kemerdekaan sebuah negara. Simbol dari suatu bangsa, juga merupakan simbol gotong royong dari bangsa yang didirikan dengan semangat persatuan.

"Dan juga bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia serta menempatkan Indonesia sebagai bangsa yang ingin terus memelihara perdamaian abadi dan itu bisa dijalankan apabila negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur memiliki penerimaan pajak yang kuat," katanya.

Sri Mulyani mengajak pegawai Direktorat Jenderal Pajak untuk terus menerus memelihara penerimaan perpajakan. Sembari terus menerus menjaga kesehatan keuangan negara Republik Indonesia.

"Jadi semua teman-teman, inilah semangat yang saya ingin ciptakan, membakar semangat kita setiap hari dalam menjalankan tugas negara yaitu menjaga dan terus-menerus memelihara penerimaan perpajakan kita. Dan terus menerus menjaga kesehatan keuangan negara Republik Indonesia," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Duka Sri Mulyani di Hari Pajak: 7.652 Anak Buahnya Terinfeksi Covid-19, 51 Pegawai Meninggal

Kementerian Keuangan memperingati hari pajak di tengah pandemi Virus Corona. Peringatan hari pajak tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan seluruh jajaran Kementerian Keuangan.

Sri Mulyani mengatakan, sejak pandemi masuk ke Indonesia sebanyak 7.652 pegawai telah terinfeksi. Hingga kini, ada sebanyak 2.474 pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang yang sedang menjalani isolasi maupun perawatan.

"Kemarin sore saya mendapatkan laporan adanya 2.474 pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang yang sedang menjalani isolasi maupun perawatan," kata Sri Mulyani dalam tayangan daring, Rabu (14/7).

"Yang kita berdoa semoga mereka segera mendapatkan kesembuhan dan kekuatan dalam menghadapi Covid-19. Bahwa ada 7.652 pegawai pajak semenjak awal terjadi, telah terpapar," sambungnya.

Sejauh ini, kata Sri Mulyani mengatakan, ada sebanyak 51 orang pegawai DJP yang telah wafat melawan Covid-19. Dia berharap pegawai tersebut mendapatkan tempat terbaik di sisi yang maha kuasa.

"51 orang yang telah mendahului kita dan menjadi korban dari Covid-19 semoga mereka semua berakhir dengan baik dan diberikan tempat terbaik disisinya semuanya," katanya.

Dia juga mengingatkan, seluruh pegawai menjalankan tugas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Di dalam menjalankan tugas negara yang luar biasa penting ini, tetap menjaga keselamatan dan kesehatan bersama. Patuhi kesehatan, patuhi PPKM Darurat," tandas Sri Mulyani. 

3 dari 3 halaman

Dicecar DPR Soal Vaksinasi Berbayar, Ini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mendapat kritikan dari para anggota Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) soal rencana penerapan vaksinasi gotong royong (VGR) individu atau vaksinasi berbayar. 

Sri Mulyani mengatakan, semua aspirasi dari anggota Banggar akan disampaikan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Namun dirinya memastikan dari sisi APBN siap untuk menanggung target kekebalan komunal atau herd immunity yang ditetapkan pemerintah.

"Pemerintah menjamin 70 persen herd immunity itu adalah secara gratis dan ada di dalam anggaran APBN," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja tersebut, Senin (12/7).

Dalam rapat kerja bersama pemerintah, Anggota Banggar Fraksi PKB, Ratna Juwita mengatakan, upaya vaksinasi harus terus dikawal oleh Kementerian Keuangan, jangan sampai ada vaksinasi yang rencananya akan dikomersilkan oleh BUMN Kimia Farma.

"Kami memohon Kementerian Keuangan bisa terus mengawal Kemenkes agar tidak ada isu  vaksinasi yang dikomersilkan. Karena kita tahu target 2 juta per hari jauh dari capaian, dan kita hanya bisa 700-800 ribu per hari, itu saja kita belum clear," ujarnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.