Sukses

Setor Rp11,7 Triliun ke Negara, BRI Jadi BUMN Penyumbang Deviden Terbesar

Berdasarkan data dari Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, BRI menyumbangkan deviden sebesar Rp11,7 triliun.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menjadi BUMN penyumbang deviden terbesar bagi negara. Berdasarkan data dari Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, BRI menyumbangkan deviden sebesar Rp11,7 triliun atau sebesar 26,4 persen dari total Rp45 triliun dividen yang diterima negara dari BUMN.

Sebagai salah satu perusahaan plat merah penyumbang deviden terbesar, BRI berkomitmen menjaga kinerja positifnya meski perekonomian dihadang pandemi Covid-19 dan konsisten dalam memberikan nilai sosial dan ekonomi bagi stakeholder di saat bersamaan.

Di masa sulit seperti sekarang, tidak mudah menghadirkan nilai-nilai sosial (social values) dan ekonomi (economic values) secara beriringan. Namun, hal itu sudah menjadi tugas ganda bagi bank berkode saham BBRI tersebut. 

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa pihaknya ternyata mampu menjawab tantangan. Hal itu terbukti dari kemampuan perseroan menjaga faktor-faktor fundamental tetap prima kendati ekonomi diserang pandemi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aset BRI Tembus Rp 1.511,81 Triliun

Aestika menjelaskan hingga tutup tahun 2020 lalu aset BRI mampu tumbuh positif hingga menembus Rp1.511,81 triliun dan mampu membukukan laba sebesar Rp18,66 triliun. Artinya aset mengalami pertumbuhan yang sehat dan menghasilkan profitabilitas yang positif pula.

“Dengan kondisi fundamental yang baik dan sehat ini, ke depan kami yakin terus mampu mendeliver  social values dan economic value kepada seluruh stakeholder dan menjadi mitra utama pemerintah dalam upaya membangkitkan perekonomian nasional. Saya kembali sampaikan bahwa BRI memang fokusnya di segmen mikro namun apa yang dikerjakan BRI berdampak makro terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.

Kedepan, BRI berkomitmen menjaga tren pertumbuhan kinerja agar terus sustain dan memberikan pertumbuhan positif. Dua strategi utama BRI untuk terus tumbuh berkelanjutan yakni melalui pemberdayaan UMKM di Indonesia yakni pertama dengan menaik kelaskan pelaku UMKM di Indonesia, dari mikro menjadi kecil dan kecil menjadi menengah.

 

3 dari 3 halaman

Strategi Utama BRI untuk Tumbuh

Strategi kedua yakni BRI terus mencari sumber pertumbuhan baru sehingga BRI akan menyalurkan pinjaman ke segmen yang lebih kecil lagi (ultra mikro). Maka saat ini BRI menyiapkan strategi go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek-pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi maka proses kredit menjadi lebih cepat). Dan tentunya pada akhirnya BRI ingin melayani masyarakat sebanyak mungkin, dengan biaya semurah mungkin.

Disamping itu, BRI juga akan terus berkontribusi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui penyaluran berbagai stimulus yang dapat meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat yang akan meningkatkan permintaan kredit nasional. Strategi "Business Follow the Stimulus" tersebut difokuskan BRI kepada UMKM dan BRI berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit tetap harus berkualitas.

Aestika pun menyebut strategi dan usaha BRI untuk terus tumbuh secara sustainable diapresiasi oleh para stakeholder, khususnya para pemegang saham. Hal tersebut tercermin dari peningkatan harga saham BRI yang saat ini telah kembali berada diatas level 4.000 rupiah per lembar saham atau telah kembali bergerak dikisaran harga sebelum pandemi. 

Sepanjang tahun 2020, BRI juga menyabet berbagai pengakuan bergengsi ditataran nasional maupun internasional. BRI mendapatkan 70 penghargaan bergengsi sepanjang 2020. Diantaranya BRI masuk dalam Top 1000 World Bank dengan ranking pertama di Indonesia. BRI pun meraih Best Companies 2020 dan 1st Indonesia’s Largest Public Companies oleh Forbes Indonesia. Selain itu BRI juga dinobatkan sebagai Bank Pendukung UMKM terbaik oleh Bank Indonesia.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini