Sukses

3 Hal yang Harus Dihindari Jika Ingin Sukses Berbisnis

Liputan6.com, Jakarta Ketika Anda memulai di bidang properti dan bisnis, ada banyak pelajaran yang harus Anda lupakan. Jika tugas Anda adalah mempelajari suatu tugas dan mengikuti proses orang lain, maka sekolah adalah persiapan yang bagus.

Sekolah mengajarkan Anda bagaimana menjadi karyawan yang baik, bukan pengusaha yang baik. Jika Anda berpegang pada ide-ide ini, mereka akan mencegah Anda mencapai potensi penuh sebagai pemimpin bisnis.

Jangan salah paham, tentu ada hal-hal yang bisa Anda pelajari dalam sistem pendidikan tradisional yang bisa membantu Anda sebagai pemilik bisnis, namun ada hal lain yang tentunya akan membatasi pola pikir jika Anda membawanya ke dunia wirausaha. Penting untuk menyingkirkan keyakinan yang membatasi ini.

Dilansir dari laman Entrepreneur.com, Minggu (13/6/2021), berikut  tiga pelajaran yang diajarkan di sekolah yang sama sekali tidak boleh Anda terapkan jika berencana sukses dalam bisnis.

1. Jangan menyalin/menyontek

Di sekolah, Anda diajari bahwa menyalin/menyontek adalah curang. Tetapi di dunia bisnis, Anda tidak perlu begitu. Jika Anda ingin sukses, temukan seseorang yang telah mencapai hasil yang Anda inginkan dan tiru apa yang mereka lakukan dan Anda akan mencapai hasil yang sama.

Tentu saja, itu tidak berarti mengambil karya orang lain yang dilindungi hak cipta. Ini berarti menyalin formula bisnis yang telah sukses dengan orang lain, dan setelah Anda menguasainya, lakukan versi Anda sendiri.

 Itu berarti sebagian besar hal telah dilakukan jutaan kali sebelumnya, dan Anda dapat belajar dari kesalahan orang lain. Artinya, meskipun dibutuhkan banyak kegagalan sebelum kesuksesan tercapai, kegagalan itu tidak semuanya harus menjadi milik Anda.

Temukan orang-orang yang pernah ada sebelum Anda dan belajarlah dari mereka. Ini bisa secara tidak langsung (dengan membaca buku mereka atau mempelajari bisnis mereka) atau secara langsung (melalui bimbingan atau pelatihan).

2. Pelajari semuanya sebelum menerapkan

Di sekolah, Anda diharapkan untuk mempelajari segala sesuatu tentang suatu mata pelajaran sebelum Anda terjun ke dunia nyata dan mulai menghasilkan uang. Dalam bisnis, yang terjadi adalah kebalikannya: Anda perlu mempelajari ABC, lalu menerapkannya, sebelum Anda mengkhawatirkan XYZ. Hanya setelah Anda menerapkan sesuatu, Anda benar-benar mempelajarinya.

Banyak orang akan menunda-nunda dan membuat alasan untuk diri mereka sendiri dengan mengklaim bahwa mereka harus mempelajari segala sesuatu tentang suatu topik sebelum mereka mengambil tindakan apa pun.

Bisnis itu kompleks, dan Anda tidak akan pernah bisa mempelajari semuanya. Anda tidak akan dapat memahaminya dengan benar sampai Anda memulai. Pelajari persis apa yang perlu Anda ketahui untuk memulai, dan kemudian mulai. Teruslah belajar, membaca, menghadiri pelatihan dan dan menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Jangan membuat kesalahan

Di sekolah, Anda dihukum karena melakukan kesalahan. Dalam bisnis, terkadang Anda belajar lebih banyak dari kesalahan daripada kesuksesan Anda. Seperti yang dikatakan oleh pengusaha dan penulis Rich Dad, Poor Dad, Robert Kiyosaki, "Orang sukses tidak takut gagal tetapi memahami bahwa perlu untuk belajar dan tumbuh."

Setiap kali ada yang salah dalam bisnis, pasti selalu ada pelajaran. Setelah Anda mempelajari pelajarannya, Anda mungkin lebih berhasil daripada sebelumnya. Bahkan kedepannya, Anda tidak pernah berhenti belajar dan berkembang.

Jangan biarkan rasa takut menahan Anda. Ambil tindakan dan perbaiki apa yang tidak berhasil di sepanjang jalan. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Lihat peluangnya, bertindaklah dan hasilkan keberuntungan Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.