Sukses

Pemerintah Segera Bangun Istana Presiden di Ibu Kota Baru, Seperti Apa Bentuknya?

Pemerintah mulai membangun Istana Presiden di lokasi tempat ibu kota baru dengan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 2021

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mulai membangun Istana Presiden di lokasi tempat ibu kota baru dengan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 2021. Hal tersebut disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI belum lama ini

"Insya Allah kita berharap tahun ini kita bisa meletakan batu pertama, kita lakukan groundbreaking di ibu kota negara," kata Suharso, dikutip Selasa (30/3/2021).

Saat ini, desain ibu kota baru beserta istana kepresidenan di Kalimantan Timur tengah dipersiapkan. Pemerintah juga telah mengumpulkan berbagai ide desain ibu kota baru dengan menggelar Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara pada 2020 lalu.

Kelompok Nagara Rimba Nusa keluar sebagai Pemenang I berbagai ide desain ibu kota baru dan istana presiden dengan menggelar Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara. Desain karya buatannya juga telah dipublikasikan secara luas di ranah digital.

Lalu, seperti apa desain ibu kota baru dan istana presiden?

Mengutip siaran video YouTube Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Sekretariat Kepresidenan, Nagara Rimba Nusa menampilkan konsep perkotaan yang terinspirasi dari alam Nusantara, meliputi air dan kepulauan.

Untuk istana presiden, terlihat desain gedung bernama Astana Indonesia Raya, yang memiliki atap menjulang lancip ke atas, dengan lambang Burung Garuda di tengahnya.

Tiang dan bendera merah putih juga terlihat di depan rancangan desain bangunan tersebut. Sementara sebuah danau kecil dan kawasan terpampang di halaman belakang istana presiden.

Namun, desain ini tampaknya belum hasil final yang ditetapkan pemerintah. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan, pemerintah buka kemungkinan untuk mengkolaborasikan desain karya dalam Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara.

"Ini bukan desain final. Kita akan ke lapangan dulu untuk melihat apakah desain bisa diimplementasikan. Mungkin ada fine tuning di sana," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Desain Baru

Rancangan awal tersebut ternyata sedikit berubah, terutama mengenai desain istana negara. Hal tersebut terungkap melalui unggahan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa ke akun media sosialnya, beberapa waktu lalu.

"Ibu Kota Negara Baru," tulisnya singkat menyertakan klip berdurasi enam menit 46 detik.

Di video tersebut, Istana Negara ditampilkan dengan desain "nuansa lambang negara burung garuda." Filosofinya, yakni mencerminkan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan negara yang kuat.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa terdapat delapan tema utama dalam rancangan pembangunan IKN. Mereka adalah mendesain sesuai kondisi alam; Bhinneka Tunggal Ika; terhubung, aktif, dan mudah diakses; rendah emisi karbon; sirkuler dan tangguh; aman dan terjangkau; kenyamanan dan efisiensi melalui teknologi; serta peluang ekonomi yang kuat untuk semua.

Tiga contoh utama dari pengaplikasian tema utama pembangunan IKN, yakni masyarakatnya dapat menjangkau fasilitas umum dan simpul transportasi dalam 10 menit, didesain untuk jadi kota di dalam kawasan hutan yang dikelilingi 75 persen lingkungan alami terbuka, dan mendorong IKN jadi salah satu kota layak huni terbaik di dunia. 

Visual desain garuda di Istana Negara IKN di dalam video tersebut nyatanya berbeda dari bocoran desain yang telah luas beredar. Sebelumnya, Suharso sempat menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan desain Istana Negara di IKN lebih bernuansa Indonesia.

Jadi, keberadaannya merupakan perwujudan budaya Indonesia yang beragam, meninggalkan wajah bangunan kolonial di Jakarta yang sekarang berfungsi sebagai istana kepresidenan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.