Sukses

Perdana di 2021, Bulog Serap 500 Ton Beras Medium dari Aceh

Perum Bulog melalui Kantor Cabang Meulaboh, Aceh sudah mulai melakukan penyerapan beras medium untuk 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog melalui Kantor Cabang Meulaboh, Aceh sudah mulai melakukan penyerapan beras medium untuk 2021. Hal ini ditandai dengan masuknya beras medium ke Gudang Bulog Gampong Darat, Meulaboh sebanyak 500 ton pada Senin, 22 Januari 2021.

Penyerapan beras ini merupakan hasil kerjasama dengan mitra lokal guna mengoptimalkan musim panen raya yang puncaknya akan berlangsung sekitar Maret–April 2021.

Penyerapan pengadaan ini dalam rangka memperkuat cadangan beras pemerintah. Pada tahun ini, Perum Bulog akan menjemput bola ke petani dalam proses penyerapan tidak hanya beras tetapi gabah di tingkat petani.

Berdasarkan data prakiraan produksi GKG (Gabah Kering Giling) dari Badan Pusat Statistik (BPS) periode Maret–April 2021, Aceh mempunyai produksi GKG sebesar 425 ribu ton.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, ada dua grand masterplan kegiatan supply chain dan pelayanan publik Bulog.

Antara lain menjaga stock beras cadangan pemerintah, penyediaan stok sesuai kebutuhan penjualan, kualitas standar dan harga kompetitif, serta sinergi dengan mitra kerja untuk meningkatkan jaminan pasokan dan efisiensi biaya persediaan.

"Tahun ini Perum Bulog akan lebih selektif dalam melakukan penyerapan gabah beras dan memaksimalkan kegiatan jemput bola ke petani guna mendapatkan stok sesuai yang dibutuhkan untuk kegiatan penjualan ataupun penyaluran lainnya. Dengan tambahan serapan dari Meulaboh-Aceh sebanyak 500 ton, maka total serapan beras Bulog dari Petani tahun 2021 sudah sebanyak 30 ribu ton," jelas Suyamto dalam keterangan resmi Bulog, Selasa (23/2/2021).

Selain itu, ia menambahkan, Bulog juga akan memaksimalkan strategi pengadaan dalam negeri saat puncak panen raya Maret–April sebagai upaya memperoleh jaminan pasokan beras PSO dan menjaga stok beras CBP/PSO sesuai penugasan yang diberikan.

Selanjutnya, Bulog juga melakukan pengadaan GKG dengan sistem kontrak/perjanjian terikat dengan Mitra Kerja Pengadaan (MKP).

"Sampai saat ini stok yang dikuasai Bulog hampir mencapai 1 juta ton. Harapannya saat panen raya nanti Bulog akan dapat menyerap secara maksimal gabah beras dari petani guna menjaga stabilisasi harga di tingkat petani dan mencukupi kebutuhan stok sesuai penugasan dan kebutuhan penyaluran," terangnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jualan Beras, Bulog Ingin Rebut Kembali Pasar TNI, Polri dan PNS

Perum Bulog ingin memperluas pangsa pasar di tahun ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah ingin menjadi pemasok beras untuk kalangan TNI, Polri, juga ASN atau PNS.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Bulog telah menemui Panglima TNI, Kapolri, hingga Menteri Keuangan untuk mewujudkan hal itu. Sebab, imbuh dia, pasar anyar ini mampu menambal hilangnya andil Bulog dalam penyaluran bansos beras sejahtera (Bansos Rastra).

"Saya ingin Bulog kembali produksi beras untuk TNI, Polri, ASN di seluruh Indonesia. Saya ingin meraih pasar kembali dari TNI, Polri, ASN ini," ujar pria yang akrab disapa Buwas dalam acara Perkenalan Direksi dan Strategi Perum Bulog 2021, Rabu (3/2/2021).

Bos Bulog ini menambahkan, menjual beras untuk kalangan TNI, Polri, serta ASN dapat memperbaiki kinerja perseroan dalam aktivitas bisnis. Lantaran, penugasan Bulog telah dihentikan setelah buruknya kualitas beras yang diperoleh aparat negara.

"Jadi, pengalaman saya dulu di Polri mendapatkan beras bulog tidak baik, sehingga diputus. Ini pembelajaran sendiri dulu daripada beras ini tidak dijual dipaksa untuk pakai beras bulog, padahal kualitasnya rendah," terangnya.

Maka dari itu, Buwas menjamin kualitas beras yang dihasilkan oleh Bulog saat ini akan jauh lebih bagus. Tentunya dengan harga yang juga lebih murah murah karena beras produksi sendiri.

3 dari 3 halaman

Hitungan Budi Waseso

Untuk gambaran, dia menjelaskan soal besaran tunjangan beras yang selama ini diterima ASN berkisar Rp7.200 per kilogram beras. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor 67 Tahun 2020 tentang Tunjangan Beras dalam Bentuk Natura dan Uang.

Sementara besaran tunjangan untuk pegawai setiap bulannya sebesar 10 kilogram beras dengan perhitungan Rp8.000 per kilogram. Jika diberikan dalam bentuk uang tunai, nominalnya Rp7.242 per kilogram atau Rp72.420 per orang tiap bulannya.

"Mereka selama ini belinya Rp12.000 di pasar bebas, jadi mereka sebenarnya nombok, tapi dia tidak pernah protes karena enggak tahu. Kalau beli di Bulog nanti, beras premium kita sesuaikan harga sehingga lebih murah. Jadi tiap bulan kalau kita suplai baru untuk TNI, Polri," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.