Sukses

Aset BRI Tembus Rp 1.500 Triliun di 2020

Tercatat, laba BRI di 2020 turun 45,8 persen menjadi Rp 18,66 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso menjelaskan, sepanjang 2020, aset BRI tembus angka Rp 1.511 triliun. Sunarso mengakui, kondisi pandemi Covid-19 sangat menantang bagi perbankan termasuk BRI untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.

"Aset BRI di tengah tantangan tumbuh 6,7 persen year on year, sehingga aset BRI Group tembus Rp 1.500 triliun, tepatnya di Rp 1.511 triliun," ujar Sunarso dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI secara daring, Selasa (2/2/2021).

Dirinya menjelaskan, nilai aset tersebut didominasi oleh kredit yang tumbuh 3,9 persen menjadi Rp 938 triliun. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara nasional kinerja perbankan mengalami kontraksi 2,42 persen.

Kendati, untuk himbara (Himpunan Bank Milik Negara) kinerjanya tumbuh 0,63 persen dengan kontribusi BRI sebesar 3,9 persen terhadap pertumbuhan tersebut.

"Lalu pendanaan tumbuh 9,8 persen. Seluruh aset itu kita kelola dengan hati-hati melalui program restrukturisasi sehingga menghasilkan NPL (Non Performing Loan) 2,99 persen, dan ini hal yang baik karena secara industri, per November 2020, NPL industri masih diatas 3 persen. NPL netto. BRI juga di bawah 1 persen yaitu 0,87 persen," jelas Sunarso.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Laba Turun

Kemudian, porsi dana murah BRI tercatat mencapai 59,67 persen. Loan to Deposit Ration (LDR) BRI juga menyentuh angka 83,7 persen. "Ini mencerminkan kondisi likuiditas perbankan terutama BRI yang sangat baik dan sangat memungkinkan untuk tumbuh sepanjang loan-to-demand-nya ada," katanya.

Dengan berbagai indikator tersebut, laba perseroan masih dinyatakan positif meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Tercatat, laba BRI di tahun 2020 turun 45,8 persen dari Rp 34,41 triliun menjadi Rp 18,66 triliun. Biaya operasional juga naik 82,4 persen.

"Kemudian, selain LDR kita 83,7 persen, rasio kecukupan modal BRI 21,17 persen dan ini juha memberi ruang untuk kita bisa tumbuh karena dicover permodalan yang memadai dan kuat," tutur Sunarso.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.