Sukses

Kurang Dana Rp 60 Triliun, Proyek Tol Trans Sumatera Terancam Berhenti

Kementerian PUPR telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menambal kekurangan dana Rp 60 triliun tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengabarkan pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera terancam tertunda. Ini lantaran PT Hutama Karya (Persero) selaku pengelola jalan tol tersebut defisit dukungan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 60 triliun.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, Hutama Karya butuh penyuntikan dana Rp 60 triliun tersebut. Jika tidak, maka pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera terancam terhenti di tengah jalan.

"Sekarang kalau tidak segera dipenuhi PMN-nya, otomatis bahasa langsung itu proyek konstruksi yang sekarang berjalan pun berhenti," kata Hedy dalam rapat bersama Komisi V DPR RI, Rabu (27/1/2021).

Hedy menyampaikan, Kementerian PUPR telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menambal kekurangan dana Rp 60 triliun tersebut.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kemenkeu dan Kemenko Perekonomian, bagaimana agar Rp 60 triliun ini bisa di-disburse secara cepat, dan sekarang kita sedang melakukan audit terhadap Trans Sumatera yang dilaksanakan Hutama Karya," paparnya.

Menurut dia, kebutuhan anggaran tersebut hanya berlaku untuk proyek yang sedang berjalan. Sedangkan untuk proyek sisa rencananya akan menggunakan anggaran dari Kementerian PUPR. Dengan syarat, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 117 Tahun 2015 harus terlebih dahulu direvisi.

Adapun Perpres tersebut menginstruksikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera kepada Hutama Karya lewat skema penugasan yang meliputi pendanaan. Dengan demikian, regulasi tersebut harus diubah jika Kementerian PUPR ingin mendukung secara dana untuk proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

Jika dihitung lebih jauh, total anggaran yang perlu dikeluarkan Kementerian PUPR untuk mendukung penyelesaian Tol Trans Sumatera mencapai Rp 148 triliun.

"Hutama Karya kelihatannya sudah kerepotan, sehingga muncul ide dukungan konstruksi yang tidak ada dalam Perpres sebenarnya. Jadi kalau dukungan konstruksi harus masuk, maka kita terpaksa mengubah Perpres mengenai Trans Sumatera ini, karena tiba-tiba butuh dukungan dari Bina Marga sebesar Rp 148 triliun hanya untuk Trans Sumatera," tutur Hedy.

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Ruas Tol Baru Siap Beroperasi Januari 2021, Ini Daftarnya

Jalan Tol Kayu Agung-Palembang sepanjang 42,5 km telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa, 26 Januari 2021 kemarin. Ruas tol yang jadi bagian Jalan Tol Trans Sumatera tersebut jadi jalan tol baru pertama yang diresmikan Jokowi dan beroperasi pada awal tahun ini.

Rencananya, akan ada tiga ruas jalan tol baru lain yang segera beroperasi pada Januari 2021 ini. Apa saja?

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit, melaporkan akan ada satu jalan tol di Jabodetabek yang bakal segera beroperasi. Sementara dua ruas lainnya berada di Sumatera, tepatnya di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).

"Paling dekat Seksi 1 Cibitung-Telaga Asih, Indrapuri-Jantho di Aceh, Jalan Veteran-Tanjung Mulia di Sumut bulan Januari 2021," jelas Danang kepada Liputan6.com, Rabu (27/1/2021).

Saat ditanya kapan tanggal peresmiannya, Danang untuk sementara belum bisa menjawab secara detil.

Sebagai informasi, ruas Tol Cibitung-Telaga Asih sepanjang 2,96 km merupakan bagian dari Jalan Tol Cibitung-Cilincing yang masuk ke dalam Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) 2 sepanjang 34 km yang dikerjakan PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways.

Jalan tol ini terbagi dalam 4 seksi, yakni Seksi 1 Cibitung-Telaga Asih sepanjang 2,96 km, Seksi 2 Telaga Asih-Tembelang/Gabus Indah-Muara Bakti sepanjang 9,41 km, Seksi 3 Tembelang-Mekarjaya/Muara Bakti-Kanal Banjir Timur sepanjang 13,09 km, dan Seksi 4 Mekarjaya-Cilincing/Kanal Banjir Timur-Cilincing sepanjang 8,56 km.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.