Sukses

Bermodal Rp 5 Juta, Perempuan Ini Sukses Bisnis Choco Drink

Varian rasa chocodrink dengan menggunakan bahan baku premium yang berasal dari para pengusaha UMKM cokelat.

Liputan6.com, Jakarta - Gara-gara merantau ke Jawa Timur pada 2018, Aisa Marisa (35) perempuan asal Jakarta ini memilih menjual coklat buatannya dengan merek “Chocart”.

Lantaran setelah pulang bekerja dari Pagi-Sore, saat itu Aisa belum memiliki banyak teman untuk diajak nongkrong, oleh karena itu ia putuskan mencari kesibukan lain yakni membuat coklat dan menjualnya.

“Dari pagi-sore setelah pulang kerja punya waktu luang, karena namanya orang merantau belum banyak  teman, jadi untuk hangout sama teman tidak ada, akhirnya pada Februari kan identik dengan coklat jadi jual coklat,” kata Aisa kepada Liputan6.com, Minggu (29/11/2020).

Aisa mengungkapkan sebelumnya memang sudah berkecimpung di dunia FnB, pengalamannya semasa kuliah yang aktif mengikuti bazar kuliner menjadi bekal dirinya berusaha saat ini. Sehingga untuk pemilihan bahan baku, dan produksi Aisa mengaku sudah paham.

Saat itu modal yang dikeluarkan Aisa tak banyak yakni di bawah Rp 5 jutaan, yang ia gunakan untuk membeli bahan baku dan merekrut karyawan 3 orang untuk membantunya saat Februari 2018, karena pada saat itu ia tidak mau ketinggalan momen Valentine.

Namun untuk saat ini setelah ia kembali ke Jakarta, ia kembali mengerjakan segalanya sendiri mulai dari desain hingga produksi.

“Karena ini buatnya by order, jadi tidak yang stok,” ujarnya.

Lanjutnya menjelaskan produk pertama Chocart adalah choco bar. Ia mengklaim menggunakan bahan baku premium dan dijual dengan harga yang terjangkau. Awalnya choco bar yang ia jual hanya terbatas rasa kacang saja, tapi selanjutnya ada rasa kismis dan almond.

“Keunikan coklat Chocart adalah pembeli bisa request desain untuk packaging, sehingga bersifat personal dan spesial bagi si penerima. Jadi kita mainnya di Art oleh karena itu namanya Chocart” ujarnya.

Selain itu, di tahun 2020 ini Chocart melakukan inovasi dengan meluncurkan produk chocodrink dengan flavour yang diadaptasi dari Kanada.

Varian rasa chocodrink ada 3 yakni original, Choco Mint dan choco cinnamon (kayu manis), dengan menggunakan bahan baku premium yang berasal dari para pengusaha UMKM cokelat.

Untuk harga Choco bar sendiri dimulai dari Rp 15-25 ribu per pcs nya. Untuk varian ukuran coklatnya sendiri mulai dari 9x5 cm, dan yang paling besar ukuran 16x8 cm. Sementara untuk Chocodrink harganya mulai dari Rp 20-70 ribu (sizenya 250 ml dan 1 liter).

“Harga coklat sebelumnya pas awal sekitar Rp 5-10 ribu saja, karena size nya beda lebih kecil,” katanya.

Adapun Aisa mengatakan hingga kini usahanya masih berjalan secara online. Dalam sehari terjualnya tidak menentu karena disesuaikan dengan orderan, lantaran produk chocodrink dan coklat batangannya tidak menggunakan pengawet.

Per minggu Aisa mampu menjual 50 botol chocodrink, sementara untuk coklat batangannya tergantung momen, misalnya moment menjelang natal, valentine, dan lainnya baru pemasanan cukup ramai.

“Sebentar lag ikan Christmas banyak PO yang masuk, nanti kalau Christmas sudah lewat turun lagi, nah masuk pas valentine pasti akan naik lagi karena kita keunikannya custome, ketika ada acara kita bisa jadi pilihan,” jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Raup Omzet

Dari hasil penjualan chocodrink dan choco bar nya tersebut Aisa mampu menghasilkan omzet Rp 2 juta per bulan. Hasil tersebut adalah hasil dari penjualan secara online melalui Instagram, dan promosi endorse antar teman.

Selain itu, ternyata Aisa pernah melayani pesanan ke Blitar Jawa Timur, dan Kalimantan, serta ke Palembang. Namun tetap pemesanan yang banyak masih di Jakarta dan sekitarnya. “Kalau dilihat yang mayoritas banyakan Jakarta,” katanya.

Aisa pun  berharap ke depannya ia bisa memiliki toko offline Chocart, karena tujuannya selain untuk etalase produk Chocart orang bisa juga datang dan menikmati coklat secara langsung di tempat.

“Aku ingin banget di toko Chocart aku itu kita punya ruang produksi, dan ruang untuk anak-anak magang. Agar anak magang bisa tahu cara buka usaha seperti apa, dan cara desain seperti apa. Jadi ada tempat untuk anak-anak magang belajar,” jelasnya.

Demikian ia pun tertarik jika berkesempatan mendapatkan free pemakaian kitchen dari Everplate. Dirinya percaya jika memiliki kitchen di sana, akan sangat membantu dalam proses produksi coklatnya, selain itu juga bisa menaikkan brand image Chocart.

Tak lupa Aisa berpesan kepada generasi cuan agar tetap berkarya meskipun di masa pandemi corona covid-19. Karena kalau kita tidak berkarya hanya diam saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu.

“Aku juga surprise di masa pandemi ini buat inovasi Chocodrink, sempat terpikir juga apakah akan laku karena lagi pandemi semuanya lagi pada susah, tapi ternyata work,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.