Sukses

Vaksin Covid-19 Belum Beredar, Obat Penjaga Imun Jadi Incaran

Saat ini, keberadaan obat dan vaksin Covid-19 tengah ditunggu-tunggu seiring dengan ketidakpastian kapan pandemi berakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, keberadaan obat dan vaksin Covid-19 tengah ditunggu-tunggu seiring dengan ketidakpastian kapan pandemi berakhir. Sementara, dalam prosesnya, produksi vaksin membutuhkan waktu yang cukup lama. Mulai dari riset, pengujian, hingga akhirnya dipasarkan secara meluas kepada masyarakat.

"Biasanya penelitian untuk obat secara umum perlu riset sepuluh sampai dua puluh tahun. Sedangkan kita tidak bisa menunggu selama itu untuk vaksin COVID-19,” ungkap Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM Nurma Hidayati dalam webinar Markplus The 2nd Series Industry Roundtable (Episode 18), Selasa (17/11/2020).

Untuk itu, Nurma menerangkan bahwa yang dilakukan oleh para peneliti dan produsen saat ini adalah bagaimana mempercepat proses produksi vaksin. Salah satunya adalah dengan uji klinis yang dilakukan pada hewan dan manusia.

Ketika uji klinis kepada hewan berhasil, bisa dilanjutkan kepada manusia. Keberhasilan yang dilihat adalah apakah vaksin tersebut aman, atau dalam artian menimbulkan kekebalan dalam tubuh atau tidak.

Nurma mengatakan setidaknya kekebalan tersebut ada selama tiga bulan, itu sudah cukup. Dan dalam waktu dua sampai lima tahun, keberadaan vaksin tersebut akan terus diteliti agar pengembangan vaksin semakin sempurna.

"Kuncinya percepatan proses. Ketika disuntikkan muncul kekebalan, silakan dilanjutkan sembari perkembangannya diamati. Itu yang dilakukan oleh banyak pihak sekarang ini," katanya.

Sembari menunggu keberadaan vaksin-vaksin yang sedang dalam tahap uji klinis, masyarakat mengalihkan perhatiannya kepada obat-obatan herbal penjaga imunitas.

CEO Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, perusahaan kini sudah memiliki belasan produk herbal di mana di masa depan akan terus bertambah sesuai permintaan konsumen.

"Masyarakat juga semakin sadar akan standardisasi uji klinis. Makanya kami juga terus kembangkan produk herbal dengan standar tersebut. Potensinya di masa depan sangat besar," ungkapnya.

Sementara, dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Bidang Humas DPP GP Jamu Edward Basilianus mengatakan, industri obat herbal diharapkan bisa tumbuh sampai tujuh persen. Data Kementerian Perindustrian juga menunjukan potensi nilai penjualan jamu di pasar domestik sekitar Rp 20 triliun dengan ekspor senilai Rp 16 triliun.

Edward menambahkan, Indonesia memiliki sumber daya untuk produksi obat-obat herbal dari dalam negeri yang melimpah. Meski begitu, masih banyak produk herbal yang mengandalkan bahan baku impor.

"Ini yang harus kita tekankan. Bahan baku dalam negeri juga bisa menekan harga produk herbal lebih terjangkau," kata Edward.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vaksin Jadi Harapan Pengusaha Restoran Cepat Saji Kembali Bangkit

Pengusaha menilai vaksin Covid-19 dapat membangkitkan ekonomi Indonesia. Pemerintah memang sedang berusaha keras menghadirkan vaksin Covid-19 yang aman di Indonesia. Langkah ini sebagai salah satu penanganan pandemi yang telah berlangsung lebih dari 8 bulan.

Vaksin diyakini dapat menjadi salah satu cara pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional dan kembali menggeliatkan perekonomian di masyarakat.

Hendra Yuniarto, GM Marketing KFC Indonesia, mengatakan bahwa rencana pemerintah untuk vaksinasi COVID-19 adalah sebuah harapan bagi bangsa Indonesia untuk bangkit.

“Menurut kami dari PT Fast Food Indonesia (red: entitas KFC), vaksin COVID-19 ini benar-benar menjadi suatu harapan bagi seluruh bangsa Indonesia, di mana vaksin ini akan membantu kita menekan terjadinya peningkatan COVID-19 di kemudian harinya,” ujar Hendra dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/11/2020).

Dia menambahkan, kehadiran vaksin dapat memberikan kesempatan bagi seluruh masyarakat di dunia maupun di Indonesia untuk berusaha bangkit kembali, dan menyelesaikan hal-hal yang tertunda selama masa pandemi ini.

Dikatakan, ketika vaksin ini memberikan hasil yang signifikan, dampak yang dapat dirasakan adalah tingkat kepercayaan diri dari masyarakat Indonesia untuk kembali keluar dari rumahnya masing-masing untuk kembali beraktivitas secara normal.

“Ketika vaksin ini terbukti, kami percaya bahwa konsumen kami akan bisa kembali menikmati kehangatan produk-produk kami secara langsung di gerai kami dan dipastikan dapat berdampak pada ribuan karyawan kami dan keluarga mereka,” jelasnya.

Hendra juga menambahkan bahwa gerai-gerai KFC selalu mengikuti seluruh peraturan baik pusat maupun daerah seperti memberlakukan jam buka store untuk menerima konsumen secara dine-in dan pembatasan jumlah konsumen di dalam gerai.

“Kami mendukung sepenuhnya semua usaha dan langkah-langkah penanganan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menangani pandemi ini. Baik dari dilakukannya penutupan secara total, kemudian menjadi PSBB bertahap, menjadi sesuatu yang new normal.

Semua kami lakukan dan semua kami hadapi. Kami mendukung semua keputusan yang dilakukan oleh pemerintah karena kita tidak bisa bilang bahwa pandemi ini tidak ada,” tutup Hendra.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.