Sukses

Pembangunan SUTT Pertama di Ternate-Tidore Capai 86 Persen

PLN akan segera mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kiloVolt (kV) pertama di Pulau Ternate.

Liputan6.com, Jakarta - PLN akan segera mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kiloVolt (kV) pertama di Pulau Ternate. Hingga bulan November, proses pembangunan SUTT ini telah mencapai 86 persen.

Proyek SUTT Ternate ditargetkan dapat beroperasi penuh pada bulan Desember 2020. Saat ini proses distribusi listrik dilakukan menggunakan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV.

"Dengan adanya SUTT maka keandalan listrik di sistem Ternate - Tidore, khususnya di pulau Ternate akan semakin andal dan siap mendukung tumbuhnya ekonomi," tutur Direktur Regional Bisnis Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda dalam keterangannya, Kamis (12/11/2020).

SUTT ini terbentang dari PLTMG Ternate ke Gas Isolated Switchyard (GIS) Ternate 150 kV di kelurahan Kayu Merah sepanjang 15,5 kilometer sirkuit (kms) dengan 23 menara. Adapun biaya investasi pembangunan SUTT ini mencapai Rp 18,4 miliar.

Selain mewujudkan keandalan listrik, pengoperasian transmisi ini juga meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya pokok penyediaan listrik pada sistem kelistrikan Ternate - Tidore.

Saat ini sistem kelistrikan Ternate - Tidore memiliki cadangan daya yang cukup yaitu sebesar 16 MW dengan daya mampu mencapai 52 Megawatt (MW) dan beban puncak sebesar 36 MW.

Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Ternate yang beroperasi sejak tahun 2018 menjadi tulang punggung kelistrikan Ternate dan Tidore dengan kapasitas 36 MW.

Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba mengapresiasi komitmen PLN untuk terus memastikan ketersediaan pasokan listrik di wilayahnya. Kehadiran listrik tak hanya sekadar menjadi penerang tetapi juga menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat.

"Kelistrikan di Ternate dan Tidore sudah cukup baik. Tentu hadirnya listrik ini akan semakin mendorong munculnya investasi di Maluku Utara," ujar Kasuba.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PLN Berhasil Listriki 12 Ribu Desa Selama 5 Tahun

Peringatan Hari Listrik Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Oktober 2020 menandakan 75 tahun perjuangan PLN melistriki negeri. Dari waktu ke waktu, PLN terus berupaya menghadirkan listrik hingga ke seluruh negeri, dari perkotaan, pedesaan, bahkan hingga daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

Kini akses listrik semakin merata. Semakin banyak masyarakat dan wilayah yang dapat terlistriki. Perkembangan rasio elektrifikasi (RE) nasional dalam 5 tahun terakhir tumbuh 11 persen. Hingga bulan September 2020, tercatat telah mencapai 99,15 persen. Padahal, pada tahun 2015 baru mencapai 88,3 persen.

Rasio elektrifikasi merupakan jumlah perbandingan rumah tangga berlistrik baik listrik PLN maupun non PLN dengan total rumah tangga yang ada di suatu wilayah atau negara.

“75 tahun, insan PLN terus bekerja keras, menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan energi berkeadilan, menghadirkan terang untuk seluruh masyarakat Indonesia,” ucap Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, Kamis (29/10/2020).

Pertumbuhan RE dari tahun ke tahun juga sejalan dengan peningkatan jumlah desa yang terlistriki oleh PLN. Dalam lima tahun terakhir, sebanyak 12 ribu desa berhasil dilistriki. Pada tahun 2015, jumlah desa berlistrik baru sebesar 70.391, meningkat menjadi 83.028 desa berlistrik pada September tahun 2020.

Pembangunan infrastruktur listrik ke desa-desa terpencil terus dilakukan sebagai upaya meningkatkan RE. Sebagai contoh, pada peringatan Hari Listrik Nasional ke-75 ini PLN berhasil menghadirkan listrik di 11 desa terpencil di Provinsi Riau.

Sebanyak 6 Desa berlistrik di Kabupaten Kampar yang diresmikan antara lain Desa Sungai Santi, Desa Kota Lama, Desa Kebun Tinggi, Desa Lubuk Bigau, Desa Tanjung Permai, dan Desa Pangkalan Kapas. Sedangkan 5 desa lainnya berada Kabupaten Indragiri Hilir yaitu Desa Sepakat Jaya, Desa Kuala Sungai Batang, Desa Bakau Aceh, Desa Bantayan, dan Desa Batang Tumu.

Demi mewujudkan 11 desa berlistrik tersebut, PLN menggelontorkan dana sebesar Rp 29,9 miliar untuk membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 59,35 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 39,61 kms dan gardu distribusi sebanyak 19 buah dengan total daya 1.150 kiloVolt Ampere (kVA). Hadirnya listrik di 11 desa tersebut kini hampir 1.000 kepala keluarga dapat menikmati listrik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.