Sukses

Harga Emas Anjlok ke Bawah USD 1.900 per Ounce

Harga emas terus berada dalam koridor USD 1.890 per ounce hingga USD 1.930 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melemah pada penutupan perdagangan hari Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pelemahan harga emas ini karena tekanan nilai tukar dolar AS.

Namun, ketidakpastian yang terjadi pada rencana pemilu AS pada 3 November 2020 membatasi pelemahan harga emas batangan.

Mengutip CNBC, Sabtu (24/10/2020), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.896,84 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.898,40 per ounce.

"Pergerakan harga emas benar-benar mencerminkan nilai tukar dolar AS pada saat ini," kata kepala analis logam mulia BMO, Tai Wong.

Harga emas terus berada dalam koridor USD 1.890 per ounce hingga USD 1.930 per ounce.

“Harga emas masih tertahan di kisaran rendah karena menunggu kepastian stimulus fiskal.

"Optimisme stimulus memudar setelah Direktur Dewan Ekonomi Nasional Larry Kudlow mencatat bahwa negosiasi masih berada dalam taraf ketidaksepakatan,” kata analis senior OANDA, Edward Moya.

Harga emas telah naik sekitar 25 persen sepanjang tahun ini terdorong statusnya sebagai lindung nilai terhadap inflasi di tengah stimulus yang didorong pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Pada perdagangan sebelumnya atau kamis kemari, harga emas turun 1 persen menjadi mendekati USD 1.900 per ounce di tengah data pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan.

Daya tarik logam tersebut semakin terbebani oleh dolar yang lebih kuat dan keraguan atas paket stimulus AS sebelum pemilihan presiden.

Dikutip dari CNBC, Jumat (23/10/2020), harga emas di pasar spot turun 1,1 persen menjadi USD 1,903,16 per ounce, dan emas berjangka AS turun 1,3 persen menjadi USD 1,904.60.

"Jumlah klaim pengangguran, yang jauh lebih baik dari yang diharapkan, menekan emas," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Peningkatan jumlah jenis menghilangkan beberapa urgensi untuk menyelesaikan kesepakatan stimulus sekarang,” tambah dia.

Data menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian di AS turun 55 ribu menjadi 787 ribu yang disesuaikan secara musiman minggu lalu, meskipun jumlah keseluruhan masih relatif tinggi.

Sebuah survei Reuters memperkirakan 860 ribu klaim dalam seminggu terakhir. Ini jelas mempengaruhi harga emas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.