Sukses

Rupiah Berpotensi Terus Menguat Didorong Stimulus Covid-19 AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan awal pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan awal pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (19/10/2020), rupiah dibuka di angka 14.670 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.697 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah berada di level 14.699 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.670 per dolar AS hingga 14.699 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,01 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dipatok di angka 14.741 per dolar AS, menguat jika dibandingkan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.766 per dolar AS.

Rupiah ditransaksikan menguat seiring optimisme pasar terhadap kemajuan pembahasan stimulus lanjutan di Amerika Serikat.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, mengatakan, awal pekan ini pasar dibuka dengan sentimen positif yang mendorong penguatan harga aset berisiko.

"Pasar merespon positif optimisme dari Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahwa stimulus fiskal AS bisa diluncurkan sebelum pemilu," ujar Ariston dikutip dari Antara, Senin (19/10/2020).

Sentimen positif, lanjutnya, juga mungkin datang dari optimisme data PDB China kuartal ketiga akan lebih bagus dari data sebelumnya.

Menurut Ariston, sentimen eksternal tersebut bisa membantu penguatan rupiah hari ini.

"Sementara dari dalam negeri, kondisi yang masih terkendali pasca ketok palu omnimbus law juga bisa memberi sentimen positif ke pasar," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.600 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Pekan Lalu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tipis 0,03 persen ke level 5.103,41 pada perdagangan Jumat ini. Nilai transaksi tercatat Rp 7,36 triliun dengan net sell asing mencapai Rp 464 miliar.

Sedangkan nilai rukar rupiah ditutup melemah tipis 7 poin. Padahal pada sesi pagi sempat melemah 40 point dan ditutup di level 14.697 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 14.690 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan IHSG dan rupiah ini dipicu aksi demonstrasi para mahasiswa di depan Istana Negara. Aksi unjuk rasa ini ditujukan untuk menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang baru disahkan pada 5 Oktober 2020 lalu.

Ibrahim menilai sebenarnya wajar bila mahasiswa melakukan demonstrasi. Sebab dia menganggap pada mahasiswa belum memahami dengan baik makan regulasi tersebut.

"Karena para mahasiswa belum tahu tentang apa itu UU Omnibus Low Cipta Kerja yang sekarang sedang menjadi perbincangan diberbagai media baik nasional maupun Internasional," kata Ibrahim kepada wartawan, Jakarta, Jumat (16/10/2020).

Maka dia menyarankan agar Pemerintah terus melakukan sosialisasi tetang pentingnya UU Omnibus Low Cipta Kerja ini. Sebab Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya.

Sehingga diperlukan sebuah regulasi yang tidak tumpang tindih guna mendatangkan investor dari luar. Untuk itu, diperlukan ketentuan yang memudahkan investasi dan kepastian berusaha.

"Sangat disayangkan kalau UU Ciptaker baru lahir di era sekarang. Seharusnya, UU sapu jagat ini sudah mulai diterbitkan di era Presiden Soeharto," kata dia.

Alasannya, karena sistem perundang-undangan yang diakui bersifat sektoral. Namun masalah nasional yang dihadapi multi aspek, multi dimensi dan multi disiplin keilmuan.

"Dengan UU Omnibus Low Cipta kerja mampu menjamin harkat dan martabat masyarakat Indonesia lebih baik dari sebelumnya," kata dia.

Secara bersamaan Bank Dunia ikut juga ikut memberikan pendapat terkait UU Omnibus Low Cipta Kerja. Lembaga keuangan internasional ini menilai beleid sapu jagad tersebut merupakan upaya reformasi besar-besaran untuk menjadikan Indonesia lebih berdaya saing dan mendukung aspirasi jangka panjang bangsa untuk menjadi masyarakat yang sejahtera.

Penghapusan pembatasan yang berat pada investasi menandakan bahwa Indonesia terbuka untuk bisnis. Sehingga, beleid tersebut dinilai dapat membantu menarik investor, menciptakan lapangan kerja dan membantu Indonesia memerangi kemiskinan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.