Sukses

Menteri Teten: Banyak Karyawan Jadi Pengusaha, Persaingan UMKM Makin Ketat

Adanya kebijakan pembatasan sosial di masa covid-19, memaksa para pekerja formal harus kehilangan pekerjaan dan masuk menjadi pengusaha UMKM.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, banyaknya masyarakat yang beralih profesi berjualan produk UMKM selama pandemi covid-19 menimbulkan persaingan yang ketat di level UMKM.

Adanya kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial di masa pandemi covid-19, memaksa para pekerja di sektor formal harus kehilangan pekerjaan, di PHK sementara, dirumahkan dan sebagainya. Mereka pun akhirnya membuka usaha sendiri.  Bahkan sekelas pilot, dokter gigi dan kelompok profesional lainnya ada yang berjualan dari rumah baik secara offline maupun online.

“Saya kira ini suatu hal yang wajar, cuma memang akibatnya apa persaingan di UMKM sekarang menjadi semakin tinggi, jumlah UMKM ini sudah besar sekali 64 juta. Di Jakarta saja di 1 RW ada 100 rumah dan warung ada 25 buah, sekarang berarti harus nambah lagi jadi persaingan di bawah ini,” kata Teten dalam acara Berani Berubah: Cara Kreatif Bertahan di Masa Pandemi, Rabu (7/10/2020).

Sehingga pasar dari pelaku UMKM yang sudah ada selama ini akhirnya harus terbagi dengan UMKM baru berdiri di masa pandemi. Kendati begitu, ia mengapresiasi pelaku UMKM yang melakukan adaptasi bisnis dan melakukan inovasi produk.

“Saya melihat ada beberapa hal yang alih profesi karena memang tidak ada pilihan lain, tetapi juga UMKM di tengah pandemi covid ada yang melakukan adaptasi bisnis dan inovasi produk yang mungkin menyesuaikan dengan market yang baru,” ujarnya.

Lantaran permintaan saat pandemi ini tidak terbatas pada kebutuhan pokok saja, melainkan muncul permintaan di sektor lain, seperti pemeliharaan kesehatan, home decor, tanaman hias, ikan hias, kata Teten, menjadi produk yang sedang naik daun saat ini.

“Orang sekarang di rumah juga lebih senang mempercantik rumah, jadi produk-produk home decor juga meningkat. Ini yang saya kira kecerdasan UMKM dalam merespons perkembangan market yang baru atau banting setir agar bisa bertahan,” pungkasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Transaksi Online Meningkat Pesat, Menkominfo Dorong UMKM Go Online

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mencatat transaksi penjualan secara digital terus meningkat di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. Bahkan, pada April lalu transaksi dagang online meningkat sebesar 480 persen dibandingkan Januari.

Menurutnya, peningkatan transaksi digital ini diakibatkan oleh bergesernya tren konsumen di masa kedaruratan kesehatan ini. Sehingga penjualan secara digital dinilai lebih menjanjikan ketimbang konvensional.

 

"Dengan adanya pandemi Covid-19 tidak sedikit kegiatan terdampak oleh kebijakan pembatasan fisik dan sosial (PSBB). Namun penjualan online lebih baik dibandingkan usaha masih berbasis pada konvensional atau offline dengn pendekatan secara fisik," jelas dia dalam webinar 'Pelatihan Digital UMKM di Indonesia', pada  Senin 5 Oktober 2020.

Oleh karena itu, dia mendorong sebanyak mungkin pelaku UMKM untuk memasuki ekosistem digital. Terlebih dia menilai masih rendahnya jumlah pelaku UMKM domestik yang memanfaatkan bisnis secara digital.

"Merespons peluang tersebut, pemerintah terus mengupayakan program pendampingan UMKM/UMi untuk melakukan perluasan aktivitas bisnis ke ruang-ruang digital atau yang disebut dengan digital onboarding. Aspek ini harus dioptimalkan, mengingat jumlah UKMM go-online baru menyentuh angka 9,4 juta atau sekitar 14,6 persen dari jumlah UMKM secara nasional," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengaku optimis untuk melampaui target 10 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) terhubung dengan platform digital pada tahun ini. Sebab, saat ini sudah ada 13 persen atau 8 juta pelaku UMKM yang go digital.

"Jadi presiden (Jokowi) menargetkan digitalisasi 10 juta UMKM tahun ini. Tapi keyakinan kami bisa lampaui dari itu," tegas Teten dalam diskusi virtual via YouTube, Rabu (8/7).

Dia menjelaskan, bahwa penting bagi UMKM terhubung ke ekosistem digital untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus mengintegrasikan dengan pembayaran berbasis digital yang dianggap lebih efisien.

Melalui digitalisasi akan memudahkan pemerintah untuk mengembangkan record digital. Yakni kesehatan usaha bisa dijadikan referensi oleh lembaga pembiayaan untuk membantu modal kerja dan investasi dari UMKM.

Terlebih UMKM yang bisa bertahan saat ini adalah yang terhubung dengan platform online, dan juga UMKM yang berhasil beradaptasi bisnisnya. Untuk itu, dia mendorong pelaku usaha disektor ini mampu berinovasi dalam merespon perkembangan market atau permintaan pasar yang dinamis.

"Kita terus dorong, ke depan akan ada perubahan perilaku konsumen yang berbelanja secara online. Hal itu menjadi penting untuk kita mempercepat modernisasi UMKM," tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.