Sukses

BUMN Himpun Donasi hingga Rp 444 Miliar untuk Penanganan Covid-19

Selain mengumpulkan donasi, BUMN juga memberikan bantuan sembako dan uang elektronik bagi 1.000 panti dan yayasan sosial se-Jadetabek.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumpulkan donasi hingga Rp 444 miliar untuk penanganan dampak Virus Corona hingga 31 Agustus 2020. Adapun total nilai penyaluran donasi pada waktu yang sama adalah Rp 341 miliar.

"Kita telah melakukan donasi ke tim penanganan Covid-19 BUMN," ujar Staf Khusus Menteri BUMN III Arya Sinulingga dalam diskusi online, Jakarta, Kamis (24/9/2020).

Arya mengatakan, selain mengumpulkan donasi, BUMN juga memberikan bantuan sembako dan uang elektronik bagi 1.000 panti dan yayasan sosial se-Jadetabek. Kemudian, BUMN turut serta dalam memenuhi kebutuhan alat kesehatan, obat-obatan dan APD.

"Kita mengirim APD ke daerah-daerah, kita menggerakkan 31 RS BUMN menangani Corona di daerah. Ini sampai September, RS BUMN Pertamina Jaya itu paling kecil yang meninggal. Kami menggerakkan satgas bumn 107 BUMN di 34 provinsi," jelasnya.

Bersamaan dengan pemberian bantuan, Kementerian BUMN juga menyadari ekonomi membutuhkan stimulus dari pemerintah agar tetap bergerak. Untuk itu, BUMN melakukan pengembangan UMKM.

"Karena ini berdampak pada ekonomi maka kami melakukan program pengembangan UMKM, UMKM bisa ikut pengadaan di BUMN. Kita kerja samakan dengan market place seperti Lazada, Zalora, Shopee supaya mereka bisa menghidupkan kembali UMKM," tandasnya.

 Reporter:  Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tekan Impor, Pemerintah Terus Dorong Produksi Obat Covid-19 Lokal

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir memastikan, pemerintah terus berupaya menyediakan alat kesehatan dan obat esensial produksi dalam negeri untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19.

Beberapa obat antiviral yang sangat diperlukan untuk menangani pasien Covid-19 memang masih impor, seperti remdesivir, namun 2 perusahaan farmasi nasional, Indofarma dan Kimia Farma tengah berupaya memproduksi obat antiviral lokal.

"Saat ini Indofarma memproduksi antiviral oseltamivir, yang sebelumnya diimpor. Sementara itu, Kimia Farma siap memproduksi favipiravir dan sekarang tengah memproses registrasi ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)," ujar Erick Thohir dalam keterangannya, Kamis (24/9/2020).

Selain alkes dan obat lokal, pemerintah juga terus mengupayakan ketersediaan vaksin Covid-19 lewat jalur bilateral dan multilateral.

Selain kerjasama Biofarma dengan Sinovac, atau Kimia Farma dengan G42, serta penjajakan kerjasama dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca, pemerintah tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi lainnya, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax.

"Ditambah mekanisme kerjasama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat," tambah Erick.

Erick meningatkan, semangat gotong royong semua pihak akan menjadi modal besar bangsa hadapi pandemi Covid-19, melalui masyarakat untuk terus disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, yang dilakukan untuk menjaga dari potensi penularan.

“Di tengah usaha-usaha pemerintah yang terus hadir dan berupaya terbaik melayani masyarakat serta menangani pandemi ini, kami berharap kita semua bahu-membahu untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan," ujar Erick Thohir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara yang beroperasi di Indonesia.

    BUMN

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19