Sukses

Ada Pandemi, Gelaran Festival Ekonomi Syariah Indonesia 2020 Digelar Daring

Kegiatan rangkaian ISEF 2020 akan diawali dengan pelaksanaan kick off ISEF 2020 pada hari ini.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi covid-19, banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan secara tatap muka, apalagi dengan massa yang banyak. Hal ini sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran covid-19.

Untuk itu, alih-alih meniadakan atau menjadwal ulang, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 tetap digelar secara daring.

Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Muhammad Anwar Bashori mengatakan, pandemi bukan berarti acara tidak terselenggara.

“Indonesia bisa tampil dengan mempertahankan ISEF ke-7 itu dengan full virtual dan itu bisa dinikmati,” ujar Anwar dalam Kick Off Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020, Jumat (7/8/2020).

Menurutnya, meski pengalaman yang didapat secara virtual akan berbeda dengan tatap muka, itu tak jadi soal.

“Meski tidak 100 persen sama, tapi ini upaya kita dengan lembaga dan asosiasi bahwa kehadiran ISEF di global event syariah itu masih ada,” kata Anwar.

Kegiatan rangkaian ISEF 2020 akan diawali dengan pelaksanaan kick off ISEF 2020 pada hari ini. Agenda kick-off ini menjadi momentum dan simbol bagi pulihnya ekonomi dan keuangan Syariah Indonesia. Sekaligus pembukaan rangkaian agenda ISEF 2020.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wapres Ma'ruf: Bank Syariah Hasil Merger Bantu Pulihkan Ekonomi Nasional

Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin, optimistis Indonesia akan menjadi pusat keuangan syariah dunia. Saat ini ekonomi syariah di Indonesia telah berkembang pesat baik dari segi aturan dan kelembagaan.

Dalam perundang-undangan ekonomi syariah sudah melahirkan UU perbankan syariah, surat berharga syariah negara, sukuk, asuransi, dan pasar modal. Sedangkan dari kelembagaan, telah lahir berbagai perbankan syariah, koperasi syariah, asuransi hingga reksadana syariah.

“Kita ingin menjadi pusat keuangan syariah dunia, sekarang yg paling tinggi sukuknya di dunia itu Indonesia, sudah melewati Uni Emirat Arab dan Malaysia. Dari segi kelembagaan bisa dilihat kita sudah berkembang pesat jadi ekonomi syariah sudah menjadi sistem nasional dan berkembang,” ujar Ma’ruf. Hal itu disampaikan dalam acara Live Streaming Indonesia Bicara yang dilaksanakan Media Indonesia dengan tajuk “Optimalisasi Kontribusi Ekonomi dan Perbankan Syariah di Era New Normal”, pada hari Kamis 6 Agustus 2020.

Untuk memaksimalkan potensi ekonomi syariah, pemerintah akan fokus pada empat hal yakni memperkuat industri keuangan syariah, industri halal, pendanaan sosial, dan usaha berbasis syariah. Fokus utama yang diprioritaskan adalah penguatan kelembagaan dan keuangan syariah.

Dalam memperkuat kelembagaan dan industri keuangan syariah, merger bank syariah menjadi salah satu cara yang dapat ditempuh. Menurut Ma’ruf, Indonesia saat ini masih belum memiliki bank syariah yang besar untuk jadi pusat keuangan syariah dunia.

“Merger ini sudah jadi gagasan karena kita belum punya bank syariah yang masuk 20 besar dunia. Selain itu juga sebaiknya tidak terlalu banyak bank yang potensinya kecil-kecil. Oleh karena itu, bank syariah hasil merger bisa berperan untuk kepentingan dalam negeri dan luar negeri. Bank syariah yang besar bisa lebih melayani proyek-proyek besar atau kegiatan ekonomi yang lebih besar supaya lebih cepat dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ujar Ma’ruf.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.