Sukses

Di Tengah Pandemi, BPH Migas Pastikan Pasokan BBM hingga ke Pelosok Negeri

BPH Migas punya target, yaitu agar penyalur resmi BBM Satu Harga terbangun di 500 titik pada 2024.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mewujudkan BBM Satu Harga yang merata di pelosok negeri, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa turun langsung ke lapangan, dan memantau pasokan BBM yang dikirim ke berbagai daerah.

Perjalanannya dimulai dari Jawa Timur, dengan memantau pasokan BBM di ruas tol Solo-Ngawi, Blitar, hingga Malang dan Tanjung Wangi. Bahkan Fanshurullah juga memastikan apakah BBM sampai ke nelayan dengan tepat.

Untuk diketahui, sepanjang 2017-2019, terbangun 170 titik penyalur BBM Satu Harga. Di tahun ini, target BBM Satu Harga terbangun di 83 titik. Namun karena pandemi Covid-19, sampai Semester I-2020, hanya ada dua lembaga penyalur BBM Satu Harga yaitu di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, dan di Kecamatan Maya, Kabupaten Kayong Utara.

Meski demikian BPH Migas punya target, penyalur resmi BBM Satu Harga terbangun di 500 titik pada 2024. Lalu apa yang membuat BPH Migas kesulitan mencari penyalur BBM Satu Harga?

Kendalanya mulai dari kondisi geografis dan infrastuktur wilayah 3T hingga sulitnya mencari Mitra Badan Usaha Penugasan untuk melaksanakan pembangunan penyalur BBM Satu Harga.

"Kami meminta kepada Badan Usaha Penerima Penugasan yaitu PT Pertamina (Persero) untuk mengakomodasi lokasi penugasan di luar Tahun 2020 yang infrastrukturnya memadai untuk memulai proses perizinan sekaligus proses pembangunan," jelas Fanshurullah.

Kolaborasi BPH Migas dan PT Pertamina (Persero) pun membuahkan hasil. Dengan cepat dan merata meski di tengah pandemi, harga BBM di pelosok daerah sama dengan kota. Nah pertanyaannya, apakah tugas BPH Migas sudah selesai? Belum. BPH Migas masih harus melakukan fungsi pengawasan yang dilakukan secara berkala.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bangun Jargas di Tengan Pandemi

Selain menjalankan fungsi pengawasan, BPH Migas juga bertanggung jawab atas program pembangunan jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga.

Di tengah pandemi, Fanshurullah terbang ke Aceh. Mengukur potensi distribusi gas dari pipa Arun hingga Belawan, yang bisa mengalir ke rumah tangga. Ada banyak keuntungan memanfaatkan jargas, yaitu:

1. Lebih Aman dan Praktis

Ya, jargas lebih aman dan murah dibanding tabung gas. Fansruhullah menjelaskan bahwa jargas tidak perlu ditimbang atau diukur karena terus mengalir.

Selain itu pembayaran yang praktis, bisa online atau membayar di minimarket terdekat. "Sistem pembayarannya dipakai dulu baru kemudian dibayar," jelas Fansruhullah.

2. Tekan Subsidi LPG

Jargas menjadi bagian dari diversifikasi energi. Keuntungan bagi negara adalah membantu menekan subsidi LPG. Oleh karena itu BPH Migas menyiapkan sejumlah strategi dan terus mendorong masyarakat beralih menggunakan jargas. Salah satu strategi yang diterapkan adalah menawarkan harga yang kompetitif, dengan acuannya tidak lebih tinggi dari harga gas LPG 3kg.

Untuk diketahui, pembangunan infrastruktur jargas masih terus dilakukan. Tahun ini, rencananya ada pembangunan baru dan atau pengembangan 115.675 SR jargas yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten/Kota.

Mulai dari Kabupaten OKU, Muara Enim, Ogan Ilir, Muaro Jambi, Sarolangun, PPU, Serang, Aceh Tamiang, Deli Serdang, Kutai Kertanegara, dan Bloa. Juga ada di Kota Balikpapan, Palembang, Jambi, Tarakan, Dumai, Pekanbaru, Bandar Lampung, Langsa, Samarinda, dan Semarang.

 

(*)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini