Sukses

BUMN Bakal Produksi 400 Ventilator

Ada dua jenis ventilator yang bakal diproduksi di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan perusahaan BUMN akan memproduksi ventilator yang akan digunakan untuk penanganan pasien terjangkit Covid-19.

Ada dua jenis ventilator yang bakal diproduksi di dalam negeri. Ventilator invasif untuk di ruang ICU dan ventilator non invasif sederhana yang bisa digunakan di luar ruang non ICU.

"Ventilator kita ada dua, pertama invasif di ICU dan kedua non invasif sederhana untuk non ICU," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Gabungan Komisi VI, VII dan Komisi IX secara virtual, Jakarta, Selasa (5/5).

Kebutuhan ventilator di ruang ICU secara nasional sebanyak 500 buah. Namun, saat ini yang dimiliki hanya 100 ventilator. Untuk itu perusahaan BUMN akan membuat 400 ventilator demi memenuhi kebutuhan tersebut.

"Kita ingin tambahan 400 lagi untuk bisa menentukan mati hidupnya pasien," kata Budi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerjasama dengan Institusi Pendidikan

BUMN juga kerja sama dengan banyak institusi pendidikan dan kementerian/lembaga untuk buat non invasif ventilator. Beberapa diantaranya yaitu Universitas Indonesia, ITB dan Universitas Airlangga.

Budi menambahkan perusahaan BUMN sudah koordinasi dengan Menteri Riset dan Teknologi untukmembangun kemampuan dalam negeri untuk bahan baku PCR. Kemungkinan mulai bulan Mei terkait bahan baku PCR bisa diproduksi di dalam negeri.

Sementara itu untuk alat kesehatan lainnya BUMN sudah membagikan masker N95 sebanyak 5.000, masker bedah sebanyak 423 ribu, face shield sebanyak 3.310, dan 63 ribu APD ke rumah sakit BUMN. Saat ini pihaknya sudah memiliki stok alat kesehatan lain sebanyak empat kali lipat dari jumlah yang sudah dibagikan.

"Kita punya stok 3-4 yang dari yang telah kami distribusikan," kata dia.

Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.