Sukses

Harga Minyak Indonesia Anjlok Terpengaruh Virus Corona

China merupakan negara dengan konsumsi minyak sebesar 9 juta barel per hari pada tahun 2019 atau setara 90 persen produksi minyak mentah Arab Saudi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) Januari 2020 sebesar USD 65,38 per barel atau turun USD 1,80 per barel dibandingkan Desember 2019.

Dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, Senin (10/2/2020), penurunan harga minyak Indonesia terdampak penurunan harga minyak dunia, yang disebabkan kekhawatiran pelaku pasar mengenai penyebaran Virus Corona dapat berdampak negatif pada permintaan minyak mentah China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia,

Selain ICP, ICP SLC yang mencapai USD 65,77 per barel, turun sebesar USD 1,84 per barel dibandingkan bulan sebelumnya.

China merupakan negara dengan konsumsi minyak sebesar 9 juta barel per hari pada tahun 2019 atau setara 90 persen produksi minyak mentah Arab Saudi. Penyebaran virus ini berdampak pada berbagai aspek, antara lain penurunan profit pariwisata, penurunan indeks pasar saham dan penurunan demand produk jet fuel karena dibatalkannya sejumlah penerbangan dari dan tujuan China.

Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak dunia adalah kesepakatan dagang Tahap 1 antara AS dan China dinilai para pelaku pasar tidak akan mendongkrak permintaan minyak mentah serta pertumbuhan ekonomi, disebabkan Pemerintah AS berniat untuk tetap mengenakan tarif atas barang-barang produksi China hingga tercapai kesepakatan dagang Tahap 2.

Selain itu, sentimen pasar minyak yang menilai bahwa tidak terdapat ancaman atas pasokan minyak mentah global seiring melemahnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta terus meningkatnya pasokan minyak mentah global dari Shale oil Amerika Seriat dengan produksi mencapai rekor 13 juta barel per hari serta didukung dengan peningkatan kapasitas ekspor Amerika Serikat terutama di Corpus Christi dan peningkatan jumlah oil rig.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stok Meningkat

Selain Amerika Serikat, Rusia yang pada Januari 2020 mencapai rekor tertinggi dalam 5 bulan terakhir dengan dalih kendala teknis setelah terjadinya krisis kontaminasi minyak di Druzhba, termasuk juga bahwa kesepakatan pemotongan produksi OPEC+ hanya untuk minyak mentah, tidak berlaku untuk kondensat.

Energy Information Administration (EIA) melaporkan terjadinya peningkatan stok produk gasoline AS pada bulan Januari 2020 sebesar 18,7 juta barel menjadi 261,2 juta barel dibandingkan bulan Desember 2019. Selain itu, Peningkatan stok produk distillate AS pada bulan Januari 2020 sebesar 11,0 juta barel menjadi sebesar 144,7 juta barel dibandingkan bulan Desember 2019.

Penurunan harga minyak mentah Januari 2020 juga disebabkan oleh laporan OPEC mengenai peningkatan suplai minyak mentah dari negara-negara Non OPEC mencapai 2.34 juta barel per hari di tahun 2020, dari sebesar 64,34 juta barel per hari di tahun 2019 menjadi sebesar 66,68 juta barel per hari di tahun 2020.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini