Sukses

Pertamina Diminta Percepat Penyelesaian Proyek Pengembangan Kilang

Proyek pengembangan kilang yang sedang digarap Pertamina adalah Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Dumai.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong PT Pertamina (Persero) untuk mempercepat penyelesaian proyek pengembangan kilang (Refinery Development Master Plan /RDMP)‎.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, proyek pengembangan kilang yang masuk dalam program RDMP harus cepat berjala‎n agar kapasitas produksi dapat segera ditingkatan.

‎"Kilang kita lagi expedite supaya bisa cepat jalan terutama yang proyek-proyek untuk menaikkan kapasitas dari yang sudah ada," kata Arifin, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Kilang yang masuk dalam program RDMP harus dapat beroperasi dalam 5 tahun ke depan atau pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adapun kilang RDMP yang sedang digarap Pertamina adalah RDMP Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Dumai.

"Yang RDMP pasti mungkin, pasti bisa‎ (beroperasi pada periode ke dua Presiden Jokowi)," ujarny.

Proyek RDMP bisa lebih cepat beroperasi, sebab dinilainya jauh lebih‎ sederhana ketimbang pembangunan kilang melalui proyek New Grash Root Refinery (NGR). Meski begitu, dia tetap menginginkan proyek kilang NGR tetap berjalan.

"Kalau grass root ada stage-stage-nya dari mulai feasibility study, lalu kemudian juga jadi ada stage-stage untuk satu proyek itu, feasilibility study, land clearing, terus kemudian juga finansial support terus kemudian EPC, biasanya kalau sudah financial support, EPC jalan dari situ sudah bisa diukur realisasi dari pada project execution," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Untungnya Indonesia Punya Kilang Minyak Sendiri

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan sejumlah manfaat yang didapat jika Indonesia memiliki kilang sendiri. Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung ada pihak yang tidak senang membangun kilang.

Arifin ngatakan, sumber minyak mentah yang ada di Indonesia harus diolah di dalam negeri, dengan melakukan pembangunan dan peremajaan kilang. Sebab Indonesia akan mendapat manfaat jika kapasitas kilang dapat memenuhi kebutuhan.

"Kita kan memiliki kemampuan, sumber alam yang cukup, antara lain sumber migas dan sebagainya itu harusnya bisa kita olah," kata Arifin, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/11/2019). 

‎Arifin mengungkapkan manfaat tersebut yaitu dapat meningkatkan ketahanan energi nasional karena tidak ketergantungan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari luar negeri.

"Kalau kita nggak punya kilang ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi, kalau short of suplay mendadak kita terpaksa harus cari barang di pasar, harga mahal, kalau ada di sini kan stabil terus," tuturnya.

Dia melanjutkan,‎ dengan mengelola minyak mentah dengan kilang di dalam negeri, maka dapat memangkas biaya pengadaan BBM. Selain itu, juga akan menciptakan nilai tambah karena akan membuka peluang untuk industrik baru.

"Kemudian kalau kita beli terus dari orang lain, yang menikmati nilai tambah karen dia punya processing cost dan margin," tandasnya.

‎Sebelumnya, Jokowi menyatakan ada pihak yang lebih senang Indonesia impor, sehingga tidak suka jika ada pembangunan kilang di dalam negeri."Banyak yang nggak senang karena suka barang impor. Jadi kalau kita ingin banun refinery larinya nanti ke petrochemical," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.