Sukses

Bulog Ungkap Penyebab Harga Beras Naik di Pasaran

Ada beberapa daerah yang memang berdampak pada kenaikan harga diantaranya terjadi di Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengaku tengah mempelajari penyebab kenaikan harga beras yang terjadi di pasaran saat ini.

Bahkan, dia pun merasa bingung adanya lonjakan harga pada beras mengingat stok yang ada di gudang Bulog maupun di pasaran melimpah.

"Harga naik nah ini sedang dipelajari kenapa harga naik padahal stok banyak. Kan di pasaran juga banyak ya kan. Di pasaran banyak di Bulog apalagi," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (15/10/2019). 

Dia pun menduga, kenaikan harga tersebut terjadi dikarenakan penyerapan dilakukan oleh sejumlah pedagang masih kurang. Di tambah lagi, produksi gabah sekarang ini sedang mengalami penurunan, sehingga keadaan itu secara otomatis akan mempengaruhi harga di pasaran.

"Kita sudah intervensi kita sudah jualan kita udah operasi pasar tapi ya ternyata faktanya penyerapannya kecil. Bahkan kita ingin memasukkan ke penyalur-penyalur itu mereka semua belum mau menerima karena stoknya memang masih banyak," kata dia.

Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional itu menambahkan, ada beberapa daerah yang memang berdampak pada kenaikan harga diantaranya terjadi di Bali dan Nusa Tenggara Timur. Sementara, oprasi pasar sendiri terus dilakukan pihaknya di seluruh wilayah untuk menstabilitaskan harga.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Naik

Sebelumnya, harga beras di Pasar Pagi, Pekayon, Bekasi Selatan mengalami kenaikan. Salah satu pedagang beras, Sugeng mengatakan, harga beras per karungnya mengalami kenaikan menjadi Rp 20.000.

"Saya beli dari sana sudah naik. Harga satu karung beras naik jadi Rp 20.000. Ini jadi memengaruhi harga ecerannya," ucap Sugeng di kiosnya, Minggu (22/9).

Dirinya menuturkan jika harga beras sebelumnya Rp 7.000 per liter. Namun, akibat kenaikan harga tersebut, harga berubah menjadi Rp 8.000 per liter. "Tapi yang harga Rp 8.000 per liter itu kualitasnya jelek," jawabnya.

Harga jual beras eceran kini dibanderol mulai dari Rp 8.000 per liter sampai Rp 13.000 per liter. Kenaikan ini mulai dirasakan para pedagang sejak satu minggu terakhir.

"Naiknya mulai satu minggu ini dan katanya bakal naik terus harganya sampai bulan Oktober," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.