Sukses

Kementan Dorong Kabupaten Ketapang Capai Swasembada Pangan Berkelanjutan

Kabupaten Ketapang khususnya dan Kalimantan Barat umumnya memiliki lahan yang luas sehingga potensi untuk swasembada pangan sangat besar.

Liputan6.com, Ketapang Sejak tahun 2015 Indonesia sudah mampu swasembada pangan dengan indikator sudah tidak ada lagi impor beras. Selain itu, terjadi peningkatan produksi dari tahun 2014 sekitar 70,5 juta ton menjadi 74,9 juta ton pada tahun 2015. Ada peningkatan sebesar 4,4 juta ton padi pada tahun 2015. Bahkan pada tahun 2018 terjadi surplus beras sebanyak 2,85 juta ton. Terjadinya swasembada pangan akibat adanya program Upaya Khusus (UPSUS) padi jagung dan kedelai.
 
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi dalam Rapat Koordinasi Upaya Khusus Luas Tambah Tanam (LTT) Kabupaten Ketapang, Rabu (25/09/19) mengatakan Program upsus merupakan upaya khusus yang dilakukan secara masif, revolusioner dan radikal dalam upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai.
 
“Dalam program upsus ini banyak melibatkan peran penyuluh dan babinsa. Penyuluhlah yang banyak memberikan pendampingan bagi petani dalam meningkatkan produksi baik produktivitas maupun indeks pertanaman. Peningkatan produktivitas dengan pelaksanaan usaha budidaya yang baik sedangkan peningkatan indeks pertanaman dengan perbaikan varietas, pupuk dan pengairan. Peran babinsa juga sangat luar biasa terutama pendampingan terhadap petani dalam melaksanakan usaha, ini harus ditingkatkan terus," ujar Dedi Nursyamsi.
 
Lebih lanjut Dedi Nursyamsi menegaskan, Kabupaten Ketapang khususnya dan Kalimantan Barat umumnya memiliki lahan yang luas sehingga potensi untuk swasembada pangan sangat besar. Perlu dukungan semua pihak baik pemerintah, penyuluh, petani dan babinsa untuk mewujudkan ketapang menjadi lumbung pangan di Kalimantan barat.
 
“Salah satu indikator mewujudkan swasembada pangan dengan melalui peningkatan LTT. Semua pihak harus mendukung dalam peningkatan LTT, semua masalah kita pecahkan bahkan masalah air pada musim kemarau. Banyak alsintan yang sudah pemerintah berikan pada petani ketapang terutama pompa air gunakan untuk mengangkat air ke lahan pertanian sehingga padi bisa ditanam pada saat musim kemarau," tegas Dedi Nursyamsi.

Di akhir arahannya, Dedi Nursyamsi berharap selain untuk memenuhi kebutuhan pangan, warga ketapang juga harus mampu menopang pangan bahkan hingga ekspor ke negara tetangga.

“Dukungan pemerintah sangat besar, dengan memberikan bantuan benih, pupuk dan alat mesin pertanian, oleh karena itu swasembada berkelanjutan harus dapat dicapai," pungkasnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.