Sukses

Hindari Tarif Impor, Miliarder China Selundupkan Aluminium ke AS

Miliarder pemilik China Zhonghwang Holdings Ltd menimbun aluminium di 4 gudang di California Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder China, Liu Zhongtian, didakwa dewan juri pengadilan Los Angeles, California, karena menyelundupkan aluminium ke Amerika Serikat untuk menghindari tarif impor.

Dirinya bersama perusahaan yang dia pimpin, China Zhonghwang Holdings Ltd. enggan membayar tarif impor sebesar USD 1,8 Miliar atau sekitar 25,6 triliun.

Melansir The Star, Minggu (4/8/2019), modus penyelundupan itu dilakukan di pelabuhan Los Angeles. Mereka mengimpor ekstrusi aluminium yang dilas bersama-sama sehingga bentuk aluminiumnya berubah menjadi palet dan tidak menjadi subjek tarif impor.

Setelahnya, miliarder itu menimbun aluminium di 4 gudang di California Selatan. Kemudian, Liu mengatur penjualan palsu agar nilai keuangan perusahaannya tinggi. Sontak, perusahaannya meraup keuntungan dengan sangat besar sehingga menimbulkan kerugian di usaha lain.

Sementara Zhongwang sendiri menyatakan dugaan tersebut keliru.

Diketahui, Liu dan keluarganya memiliki kekayaan sebesar USD 3,2 Miliar.

Dairinya juga pernah didakwa melakukan praktek pencucian uang. Jika dugaan penyelundupan dan pencucian tersebut terbukti, ia terancam mendekam di penjara hingga 20 tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

China dan AS Siap Berunding Perang Dagang pada September 2019

Sebelumnya, pejabat perunding perdagangan Amerika Serikat dan Chinaberencana untuk bertemu lagi pada awal September tahun ini, menurut sebuah laporan yang dikutip dari Bloomberg, pada Kamis 1 Agustus 2019.

Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dan Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengakhiri pembicaraan dengan mitra-mitra China, termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He, pada Rabu kemarin di Shanghai.

Untuk dialog selanjutnya, Gedung Putih --dalam sebuah pernyataan-- menetapkan Washington sebagai lokasi berikutnya. 

Istana kepresidenan AS tersebut juga menyebut, kedua pihak akan membahas permasalahan "konstruktif" soal "pemboikotan teknologi, hak kekayaan intelektual, layanan, batasan non-tarif, dan pertanian."

"Tiongkok mengkonfirmasi komitmen mereka untuk meningkatkan pembelian ekspor pertanian Amerika Serikat," menurut pernyataan Gedung Putih.

Para negosiator dari Beijing dan Washington membahas peningkatan impor produk pertanian China dari AS berdasarkan kebutuhan dan kondisi yang menguntungkan dari AS. Demikian diwartakan oleh kantor berita pemerintah China, Xinhua.

Media tersebut menuliskan, dua negara yang saling berselisih ini harus bisa kembali bekerja sama daripada menyerang satu sama lain. Xinhua menambahkan, pembicaraan perlu dilakukan berdasarkan kesetaraan dan rasa saling menghormati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.