Sukses

Harga Emas Melonjak Usai Rilis PDB AS

Harga emas berjangka AS naik USD 9,10 menjadi USD 1.288,80 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak mendekati level tertinggi dalam 2 pekan pada perdagangan Jumat karena dolar AS melemah. Pertumbuhan ekonomi AS cukup baik dan berada di atas prediksi para analis.

Mengutip Reuters, Sabtu(27/4/2019), harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD 1.287,62 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 16 April di USD 1.288 per ounce.

Harga logam mulia yang mencapai level terendah sejak akhir Desember pada hari Selasa di USD 1.265,90 per ounce mampu naik 1 persen sepanjang pekan ini dan membukukan kenaikan mingguan terbaik sejak 1 Februari.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS naik USD 9,10 menjadi USD 1.288,80 per ounce.

Analis senior di RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan, pendorong utama kenaikan harga emas adalah pelemahan dolar AS usai keluarnya data PDB AS. 

Departemen Perdagangan AS mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS atau Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I 2019 berada di level 3,2 persen. Angka tersebut melampaui konsensus dari para ekonom yang berada di angka 2,5 persen.

"Namun investor harus berhati-hati melihat hal ini karena terlihat seperti kenaikan yang palsu. Alasannya pasar saham diprediksi terus menguat minggu depan dan bisa menekan harga emas," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Harga emas naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu minggu pada hari Kamis (Jumat pagi WIB) didukung penurunan dolar Amerika Serikat (AS) dan melemahnya pasar saham global karena turunnya permintaan untuk aset berisiko.
 
Dilansir Reuters, Jumat (26/4/2019), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1,276.93 per ounce, setelah mencapai USD 1.282,38, tertinggi sejak 16 April 2019. Harga emas berjangka AS bertahan di level USD 1.279,7 per ounce.
 
Indeks dolar AS melemah setelah naik ke level tertinggi 2 tahun di awal sesi.
 
Penurunan pasar saham AS menambah kerugian di pasar saham global, yang telah ditimbang oleh kemunduran mengejutkan dalam data ekonomi Jerman dan Korea Selatan yang menghidupkan kembali kekhawatiran tentang penurunan global.
 
“Harga emas diperkirakan akan tetap stagnan di sekitar level ini, setiap kelemahan ekonomi kemungkinan akan memindahkannya ke sekitar USD 1.288, tetapi didukung dengan baik di sekitar USD 1.270-USD 1.272. Emas membutuhkan semacam katalis untuk bergerak ke dua arah,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities di Toronto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.