Sukses

BPN Soroti Defisit BPJS Kesehatan

Anggota BPN, Hermawan Saputra mengatakan, defisit yang dialami oleh BPJS Kesehatan sangat besar.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menilai pelayanan kesehatan saat ini masih belum baik. Tercermin dari defisit yang dialami oleh BPJS Kesehatan.

Anggota BPN, Hermawan Saputra mengatakan, defisit yang dialami oleh BPJS Kesehatan sangat besar. Hal itu selalu terjadi dari tahun ke tahun tanpa ada perbaikan.

"Laporan keuangan tahunan BPJS Kesehatan menunjukkan defisit sebesar Rp 3,8 triliun pada 2014, Rp 5,9 triliun pada 2015, dan Rp 9,7 triliun pada 2016. Kemudian pada 2018 Rp 9,8 triliun," kata Hermawan dalam sebuah acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (9/3/2019).

Dia menyebutkan, defisit tersebut membuat rumah sakit atau klinik menjadi dalam masalah baru. Pihak RS menjadi kesulitan melayani para peserta BPJS dan akhirnya layanan kesehatan menjadi tidak optimal. "Ini sangat mengkhawatirkan," ujarnya.

Dia menegaskan, hal tersebut akan menjadi salah satu fokus Prabowo-Sandi jika terpilih pada Pilpres mendatang.

"Nanti akan ada evaluasi dan perhitungan kelayakan program BPJS jika memang Pak Prabowo-Sandi diberi mandat," ujar dia.

Selain BPJS Kesehatan, Hermawan juga menyoroti fungsi Puskesmas sebagai layanan kesehatan di era Jokowi. Menurut dia, 80 persen pelayanan kesehatan di Puskesmas saat ini tidak terlihat seperti seharusnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

TKN: Defisit BPJS Kesehatan Bakal Teratasi

Sementara itu, Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasbullah Thabrany mengatakan, defisit BPJS Kesehatan akan segera dapat diatasi.

"Ini merupakan prioritas pada masa yang berikutnya dari TKN kita sudah mendapatkan pola sekarang yang bisa menata, melihat di mana lubang-lubangnya dan sebagainya. Defisit BPJS betul memang defisit. Kenapa? karena memang kalau defisit keluar masuk uang gak seimbang," ujar dia. 

Dia menuturkan, saat ini terjadi peningkatan pemberian manfaat oleh BPJS Kesehatan sehingga menimbulkan defisit.

"Semakin banyak yang menggunakan. Pada waktu kita prediksi awal yang dirawat inap di tempa 1 persen, tapi tahun kemarin sudah naik sampai mendekati 5 persen, jadi terjadi kenaikan penggunaan,” kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.