Sukses

Tembus 13.971 per USD, Istana Optimistis Rupiah Terus Menguat

Penguatan rupiah terjadi karena isu The Fed yang akan menahan laju kenaikan suku bunga.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mulai meninggalkan level 14.000. Saat ini, Rupiah berada pada Rp 13.971 per USD, seperti mengutip Bloomberg, Kamis (31/1/2019).

Deputi III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis KSP, Denni Puspa Purbasari mengatakan penguatan ini terjadi karena isu The Fed yang akan menahan laju kenaikan suku bunga. Ke depan, penguatan ini masih akan berlanjut.

"Iya, karena ekspektasi bahwa oke ekonomi AS kan. Kita barusan Fed mengatakan bahwa akan gradually menaikkan, akan lebih patient. Dan kita jadi tahulah aliran capital tidak mengalir ke sana," ujarnya di Hotel Mulia, Jakarta.

Puspa mengatakan, sebagian besar dana akan mulai masuk ke negara-negara berkembang seiring kebijakan The Fed. Salah satunya masuk ke Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kompetisi investasi yang tinggi.

"Jadi banyak mengalir ke potensi ekonomi-ekonomi dunia. Indonesia adalah salah satu radar investor global untuk jadi sasaran dana masuk. Karena dilihat dari price earning ratio dan satunya lagi earning growth itu di Indonesia masih kompetitif. Jadi why not, kamu taruh lagi di Indonesia uangnya," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rupiah Paling Perkasa di Asia dan Bisa Sentuh 13.500 per Dolar AS

Mata uang rupiah memimpin sebagai yang paling perkasa di Asia. Terkini, rupiah sudah meninggalkan angka 14.000 per dolar AS.

Menurut pantauan kurs Bloomberg, rupiah sedang berada di level 13.989 per dolar AS. Ini penting karena rupiah telah turun dari level psikologis.

[bacajua:Baca Juga](3884147 3875831 3883515)g

Penguatan rupiah berasal dari dua faktor: The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI).

Bloomberg menyebut, The Fed telah berjanji akan bersikap dovish dengan lebih sabar dalam menaikkan suku bunga. Sementara, Gubernur BI yang menyatakan akan bersikap hawkish perihal suku bunga.

"Rupiah jelas telah mendapat untung dari pernyataan Fed yang dovish semalam yang dapat mendukung aliran surat utang," jelas Dushyant Padmanabhan, analis mata uang Nomura Holdings Inc. di Singapura.

Vishnu Varathan, Kepala Ekonomi dan Strategi Mizuho Bank Ltd di Singapura, menyebut faktor lainnya adalah mata uang Yuan yang makin kuat juga membantu mendorong rupiah. Sekadar info, yuan tertinggi dalam setengah tahun terakhir berkat kebijakan The Fed.

Ia mengatakan, level selanjutnya yang perlu diawasi adalah 13.800 per dolar AS, dan jika situasi peningkatan terjaga, maka rupiah dapat menyentuh 13.500 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.