Sukses

Telur Asin Indonesia Diminati Masyarakat Singapura

Selain Singapura, Kementan juga akan menjajaki pasar telur asin di Hongkong dan Brunei Darussalam.

Liputan6.com, Jakarta Telur asin Indonesia menjadi komoditas perdagangan yang diminati masyarakat Singapura. Sebanyak 17 ribu butir (2 ton) telur olahan dari sejumlah usaha rakyat telah dikirim ke negeri tetangga itu dengan nilai ekspor sebesar Rp 45 juta.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan), Fini Murfiani mengatakan, berdasarkan kontrak antara peternak Indonesia dan pengusaha Singapura, pengiriman tersebut akan terus berlanjut hingga mencapai 100 ribu butir. Total nilai ekspor mencapai Rp 270 juta.

“Kami akan mengawal perdagangan ini, sehingga hubungan baik kedua pihak terjaga. Peternak dapat menjaga pasokan dan memenuhi permintaan buyer. Sedangkan buyer dapat menjaga kepercayaan peternak kami yang bersungguh-sungguh memberikan pelayanan terbaik,” ujar dia di Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Menurut Fini, selain Singapura, Kementan juga akan menjajaki pasar telur asin di Hongkong dan Brunei Darussalam. Saat ini sudah ada komunikasi antara pihak UD Surya Abadi selaku peternak dan pemasok telur asin asal Indonesia dengan calon pembeli dari kedua negara tadi.

"Dua negara tersebut akan terlebih dahulu mencoba dan menguji kualitas telur asin Indonesia. Sangat mungkin mereka akan memborong komoditas peternakan tersebut untuk konsumsi masyarakat di sana," kata dia.

Fini menjelaskan, ke depan permintaan telur asin akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya kuliner dengan tambahan rasa telur asin.

Potensi ini tidak akan disia-siakan Indonesia, mengingat potensi produksi telur itik saat ini berdasarkan angka statistik peternakan pada 2017 sebanyak 308.550 ribu ton.

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan saat ini terus membina peternak dan pengusaha hasil peternakan siap ekspor. Pemerintah juga mendorong promosi produk olahan yang mempunyai nilai tambah bagi peternak dalam berbagai ajang pameran maupun misi dagang.

“Kami ingin peternak kami mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Ekspor seperti telur asin ke Singapura adalah contoh nyata,” ungkap Fini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Ekspor Pertama

Peternak itik dari UD Surya Abadi Karawang Jawa Barat Rully Lesmana menyatakan, ekspor telur ke Singapura sebenarnya bukan yang pertama. Pihaknya sudah pernah mengekspor produk yang sama sejak 2012, tapi sempat terhenti beberapa tahun karena kendala keterbatasan bahan baku dan perubahan regulasi di negara tujuan.

Namun, dengan berjalannya waktu, untuk mengatasi kendala bahan baku, Rully mengembangkan usaha peternakan itik, sehingga UD Surya Abadi akhirnya kembali memenuhi permintaan pasar Singapura.

“Nilai tambah yang kami peroleh luar biasa. Ini merupakan prestasi yang membanggakan kami,” ungkap dia.

UD Surya Abadi telah mengantongi sertifikat NKV (Nomor kontrol Veteriner) level 2 sejak tahun 2010.

Nomor tersebut menandakan produk peternakannya layak ekspor. Sertifikat tersebut adalah jaminan keamanan pangan kepada pembeli di negara tujuan. Mutu telur asin UD Surya Abadi tak diragukan.

Produk ini telah mengantongi sertifikat Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis milik Ditjen PKH Kementan. Produk itu dinyatakan bebas cemaran mikroba, residu antibiotik, dan logam berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini