Sukses

Rupiah Tembus 15.000 per Dolar AS, Begini Kondisi Lokasi Penukaran Uang Asing

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) sempat tertekan hingga sentuh 15.400.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga hari ini. Mengutip data Bloomberg pada Jumat pagi (5/10/2018), rupiah berada pada posisi 15.189 per dolar AS (USD).

Apakah keterpurukan Rupiah mendorong tempat penukaran uang (money changer) dipadati masyarakat?.

Liputan6.com mendatangi money changer PT Permata Valasindo di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan pada hari ini. Ternyata transaksi di money changer ini masih berjalan seperti biasa. 

Marketing Operational PT Permata Valasindo Zulfikar mengatakan, jumlah orang yang bertransaksi di tempatnya hingga saat ini cenderung sepi.

"Sepi, paling cuma sekitar 5 orang per hari. Jumlah uang yang ditukarnya juga sekitar USD 100-200 tiap orang," aku dia.

Dia pun berpendapat, sejak adanya aturan yang melarang pemakaian Dolar Amerika Serikat dalam bertransaksi, jumlah warga yang mengkonversikan dolar ke rupiah menjadi tidak banyak. "Pengguna dolar sekarang sedikit, makanya sepi," jelas dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan Surat Edaran BI (SEBI) Nomor 17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejak saat itu, semua kegiatan transaksi di Tanah Air dalam berbagai bentuk diwajibkan menggunakan rupiah.

Kondisi serupa juga pun dirasakan PT Restu Karya Ibu (Rezki Money Changer) di kawasan Slipi, Jakarta Barat, yang secara transaksi penukaran dolar ke rupiah tergolong sepi.

Marketing Operational Rezki Money Changer Ida menyebutkan, meningginya Dolar AS tidak membuat jumlah transaksi di tempatnya meningkat.

"Enggak tentu juga. Paling sehari bisa 5 orang doang. Setau saya, kalau dolar naik cenderung sepi. Kalau turun baru ramai," jelas dia.

Ida pun mewajari situasi saat ini, lantaran masyarakat memang sengaja menahan untuk tidak menukarkan rupiah terlebih dahulu.

Motif ini, lanjutnya, merupakan sebuah bentuk investasi demi menjaga kemungkinan nilai tukar rupiah ke depannya akan terus meninggi.

"Banyak orang yang memang sengaja nahan dolar, soalnya takut naik lagi. Mereka mikirnya kan sayang kalau ditukar sekarang," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Pasar NDF, Rupiah Sempat Sentuh 15.400 per Dolar AS

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) sempat tertekan hingga sentuh 15.400. Namun, akhirnya kembali menguat.

Pada penutupan Kamis 4 Oktober 2018 (Jumat pagi WIB), Dolar AS berada di posisi Rp 15.413.

Akan tetapi, pada Jumat pagi WIB pukul 10.00, Dolar AS berada di kisaran Rp 15.179. NDF merupakan pasar forwards yang prediksi ke depan. Pasar ini merupakan pasar offshore.

Sementara itu, di pasar onshore, berdasarkan data Bloomberg pada Jumat pagi (5/10/2018), rupiah dibuka melemah tipis 10 poin ke posisi 15.189 per Dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin 15.179.

Pada pukul 08.48 WIB, rupiah berada di kisaran 15.182 per dolar AS. Jumat pagi ini, rupiah bergerak di kisaran 15.182-15.193 per dolar AS.Rupiah sudah melemah 12,01 persen sepanjang tahun berjalan 2018.

Melihat data Reuters, rupiah menguat tipis terhadap dolar AS. Rupiah berada di kisaran 15.175 per dolar AS dari penutupan kemarin di posisi 15.178 per dolar AS.

Selain itu, berdasar data kurs tengah Bank Indonesia atau Jisdor, Jumat 5 Oktober 2018, rupiah sentuh posisi 14.182 per dolar AS. Rupiah melemah dari posisi kemarin di 15.133 per Dolar AS.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.