Sukses

Jokowi Tak Mau RI Terjebak Jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Jokowi tak ingin Indonesia terjebak penghasilan menengah sembari menolak pragmatisme jangka pendek.

Liputan6.com, Jakarta - Kemiskinan adalah masalah yang selalu dibahas para politisi Indonesia, belakangan ini isu ketimpangan juga disorot. Tetapi, selain kemiskinan ada isu lain yang kurang jarang dibahas, yakin terkait pendapatan menengah.

Masalah itu akhirnya diungkit Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membahas middle income trap (jebakan negara berpenghasilan menengah). Presiden tidak ingin Indonesia terjebak dalam fenomena itu.

"Kita tidak boleh terjebak pada status sebagai negara berpenghasilan menengah. Kita tidak boleh terkena middle income trap, tapi kita harus berhasil menjadi negara maju, menjadi Indonesia yang maju," ucap Jokowi dalam pidato Presiden Republik Indonesia saat Sidang Bersama di hadapan DPR/DPD di Gedung MPR/DPR, Kamis (16/8/2018).

Dalam pidato sebelumnya di sidang tahunan MPR , Jokowi pun sudah menekankan pentingnya berinvestasi pada infrastruktur untuk membangun peradaban, serta investasi pada manusia.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam,tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memilikikekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yangharus kita miliki," jelas Jokowi sebelumnya.

Lebih lanjut, Jokowi mengajak Indonesia untuk memperkuat fondasi dan mengumpulkan energi untuk melakukan lompatan kemajuan. Terobosan diperlukan dibandingkan kebijakan dengan hasil jangka pendek.

"Kita harus berani membuat kebijakan yang hasilnya tidak kita nikmati saat ini, tapi membuat langkah kita ke depan menjadi lebih cepat," ucap Jokowi.

Tak lupa, dia mengingatkan bahwa pragmatisme jangka pendek justru akan memperlambat perkembangan negara di masa depan.

"Kita tidak boleh terjebak dalam pragmatisme jangka pendek, yang justru membuat jalan kita melambat di masa depan," tegas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi: K‎ita Tidak Berhenti Bekerja agar Rakyat Indonesia Sejahtera

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan fokus perhatian pemerintah dalam empat tahun terakhir bukan hanya soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga di sektor sumber daya manusia (SDM).‎

Dia mengungkapkan, sebagai negara dengan jumlah penduduk hampir 260 ‎juta jiwa, pemerintah percaya jika masa depan Indonesia ‎terletak pada kemampuan untuk mempersiapkan ‎manusia Indonesia yang maju dan unggul.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam, tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki. ," ujar dia di Gedung MPR/DPR Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Karena itu, lanjut Jokowi, membangun manusia Indonesia adalah ‎investasi untuk menghadapi masa depan, untuk ‎melapangkan jalan menuju Indonesia maju. "Kita bekerja memastikan bahwa setiap anak Indonesia dapat lahir dengan sehat, dapat tumbuh dengan gizi yang cukup, bebas dari stunting atau tumbuh kerdil. Ketika mereka memasuki usia sekolah, tidak boleh lagi anak-anak kita, termasuk anak-anakyatim piatu, terpaksa putus sekolah karena alasan biaya pendidikan yang tidak terjangkau," jelas dia.

Komitmen ini, kata dia,‎ pemerintah wujudkan melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar, yang pada 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik, serta perluasan penyaluran Program beasiswa Bidik Misi bagi mahasiswa.

Menurut Jokowi, selain pemerataan akses dan kualitas pendidikan, ‎pemerintah juga tidak lupa untuk membangun manusia I‎ndonesia yang sehat melalui Gerakan Masyarakat ‎Hidup Sehat. Untuk memberikan perlindungan sosial ‎bagi warga yang tidak mampu, pemerintah ‎meningkatkan secara bertahap Penerima Bantuan Iuran ‎JKN dari 86,4 juta jiwa di  2014 menjadi 92,4 ‎juta jiwa pada Mei 2018.

"‎Kita bersyukur apa yang kita kerjakan Membuahkan hasil, kualitas kehidupan manusia Indonesia dalam empat tahun terakhir terus membaik," ungkap dia.

Buktinya, Indeks Pembangunan Manusia meningkat dari 68,90 ‎di tahun 2014 menjadi 70,81 di tahun 2017. Dengan ‎hasil itu, Negara kita sudah masuk ke kategori High ‎Human Development.

"K‎ita tidak berhenti bekerja, rakyat Indonesia harus sejahtera. Karena itu, pendidikan adalah tangga penting bagi manusia Indonesia untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini