Sukses

Jurus Kementan agar Peternak Sapi RI Sejahtera seperti Selandia Baru

Pemerintah melalui Kementan menggandeng Selandia baru untuk meningkatkan produksi susu nasional, dan menciptakan wirausaha ternak sapi perah.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya meningkatkan produksi susu sapi segar di seluruh Indonesia. Salah satunya melalui program kemitraan antara Indonesia dan Selandia Baru dalam kerangka kerja sama Indonesia Dairy Excellence Activity (IDEA) yang dijalin sejak 2015 hingga 2023.

"Saya ingin kegiatan kerja sama ini benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas sapi perah dan memacu produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN)," ujar Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH Sugiono dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (15/4/2018).

Mengacu pada data Statistik Peternakan 2017, dia menjelaskan, Indonesia memiliki populasi sapi perah 544.791 ekor dengan produksi 920,1 ribu ton susu segar. Menurutnya, jumlah produksi ini hanya mampu memenuhi 20 persen dari total kebutuhan susu nasional yang mencapai 4,45 juta ton.

Melalui program IDEA, Sugiono berharap, dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang arti pentingnya susu sapi segar bagi pemenuhan kebutuhan gizi, sehingga dapat meningkatkan tingkat konsumsi susu masyarakat di Tanah Air.

Dia juga menjelaskan, pemeliharaan sapi perah di Indonesia saat ini masih dominan di dataran tinggi Jawa, atau sekitar 99 persen. Sugiono mau, konsumsi susu dapat tersebar secara merata di seluruh wilayah Nusantara, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.

"Kita perlu mengenalkan sapi perah yang adaptif terhadap lingkungan dataran rendah dan mengembangkan sapi perah di seluruh Bumi Nusantara, sehingga akses terhadap susu segar menjadi semakin dekat dan mudah diperoleh masyarakat," terangnya.

Tidak hanya produksi susu segar, Sugiono mengungkapkan bahwa proyek itu dapat benar-benar memberikan manfaat untuk peternakan sapi perah di Indonesia, khususnya dalam mengangkat nilai ekonomi peternak sapi perah.

"Untuk jangka panjang, diharapkan ini dapat meningkatkan produktivitas, profitabilitas, dan standar hidup peternak sapi perah rakyat," paparnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lahirkan Wirausaha Sapi Perah

Kerja sama Kementan dan Selandia baru dalam bentuk IDEA ini juga diharapkan dapat melahirkan para wirausahawan baru pada bidang peternakan, khususnya sapi perah. Proyek ini ditargetkan mampu memberi beberapa manfaat kepada lima ribu peternak. 

Keuntungan tersebut, di antaranya kenaikan keuntungan sebanyak 50 persen, kenaikan produksi susu 30 persen, dan peningkatan kualitas susu segar yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) sebesar 90 persen.

Sugiono menilai, target peningkatan ekonomi bagi lima ribu peternak masih terlalu kecil. Lewat kerja sama ini, dia meminta agar seluruh peternak Indonesia ke depannya bisa semaju dan semakmur para peternak Selandia Baru.

"Saya berharap nantinya jika proyek kerja sama ini selesai, keseluruhan peternak di Indonesia dapat meningkat kesejahteraannya, kalau bisa sejajar dengan peternak New Zealand," ungkapnya.

Dia membidik, IDEA bisa menelurkan 40 orang peternak terlatih di bidang teknis dan manajemen bisnis sapi perah setiap tahunnya. Selain itu, lanjutnya, bakal ada 32 petugas teknis dan penyuluh terlatih, serta 10 pelatih petugas penyuluh sapi perah terakreditasi.

Selain itu, Sugiono mengarahkan agar fokus kegiatan dapat menyentuh semua aspek peternakan sapi perah, mulai dari bibit ternak, pakan, reproduksi, pemerahan, sampai kualitas susu, sehingga akan meningkatkan pendapatan peternak sapi perah.

"Dengan demikian, beternak bukan lagi dianggap sebagai pekerjaan sampingan, tapi jadi pekerjaan yang menjanjikan dan diminati oleh generasi muda. Itu akan mendorong munculnya peternak-peternak muda yang punya kemampuan yang lebih bagus dibanding peternak saat ini," tutur dia.

Sugiono berpendapat, dengan meningkatnya semangat wirausaha dari peternak, maka akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

"Apalagi jika sudah berkembang ke arah industri pengolahan susu, seperti pembuatan susu cup, yoghurt, permen susu, dan lain-lain. Intinya peternak harus sejahtera, dan masyarakat terpenuhi gizinya dari sumber protein hewani," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.